MAKASSAR, FAJAR--Seratusan buruh dan petani rotan yang tergabung dalam Solidaritas Buruh dan Petani Rotan Sulawesi (SBPRS), menggelar demonstrasi menolak kebijakan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang akan menghentikan ekspor rotan keluar negeri.
Buruh dan petani rotan di Makassar ini menggelar demo di Flyover serta kantor Wali Kota Makassar. Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), agar kebijakan menutup ekspor rotan tidak dilaksanakan demi kelanjutan nasib petani dan buruh rotan di daerah ini.
Bahkan, dalam orasinya, petani dan buruh rotan ini mendesak SBY mencopot Menteri Perindustrian dan Perdagangan, MS Hidayat dicopot dari jabatannya karena dinilai kebijakan yang dilahirkan tidak berpihak petani dan buruh. Di bawah flyover, pengunjuk rasa bahkan membakar sejumlah potongan rotan serta foto MS Hidayat sebagai bentuk protes rencana penghentian ekspor rotan oleh pemerintah.
"Pemerintahan SBY telah gagal menyejahterakan masyarakat petani. Penderitaan petani dan buruh utamanya petani rotan akan semakin meningkat, jika ekspor rotan dihentikan. Karena itu, kami menuntut SBY bertanggung jawab dan mencopot MS Hidayat," kata Koordinator Lapangan SBPRS, Sulistiani.
Dia menyebutkan, jika ekspor rotan tersebut betul-betul dihentikan, sedikitnya 5 juta petani dan buruh rotan di luar Jawa akan menderita bahkan terancam di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja.
"Karenanya, pemerintah pusat wajib memerhatikan kondisi yang mengkhawatirkan ini. Karena tidak hanya berdampak buru pada petani dan buruh rotan, tapi juga kepada keluarga dan bangsa," tambah Sulistiani.
Menurut pengunjukrasa, sasaran pasar rotan di Jawa tidak memungkinkan jadi andalan mengingat Jawa hanya menguasai 2,9 persen produk rotan. "Mau dikemanakan 97,1 persen produksi rotan yang kebayakan dari Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera," tambahnya. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar