*Kematian Maba MIPA Unhas
MAKASSAR, FAJAR--Penyebab kematian mahasiswa baru (maba) Jurusan Kimi, Fakultas MIPA Unhas, Awaluddin tampaknya masih menyisakan misteri. Kendati dugaan awal korban meninggal karena dianiaya senior, polisi belum mau memastikan karena masih menunggu hasil otopsi RS Wahidin.
Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin yang dikonfirmasi, Selasa, 11 Oktober menjelaskan bahwa proses identifikasi mayat serta otopsi korban sudah dirampungkan pihak rumah sakit Senin malam, sebelum akhirnya korban dipulangkan ke kampung halamannya, Soppeng untuk dimakamkan pihak keluarga.
Menurut informasi dari dokter yang melakukan otopsi, hasil otopsi tersebut kemungkinan baru bisa diperoleh dalam dua minggu. Diharapkan, otopsi atas persetujuan keluarga ini segera menguak penyebab kematian korban, apakah karena dianiaya sebagaimana dugaan sementara atau murni karena sakit mag sebagaimana pengakuan pengurus BEM Fakultas MIPA Unhas.
"Saya tidak bisa berandai-andai penyebab kematian pastinya. Makanya, kita tunggu hasil otopsi dari dokter guna memastikan kematiannya yang dianggap pihak keluarga tidak wajar," kata Amiruddin.
Dalam kasus ini, polisi kata dia baru memeriksa saksi pelapor atau dari pihak keluarga korban. Namun pemeriksaan terhadap keluarga korban ini masih diperlukan mendalam, apalagi situasi pada saat itu sedang berduka. Proses pemeriksaan kata dia baru bisa berjalan dengan baik setelah keluarga korban dan teman-teman korban pulang dari Soppeng.
"Yang kita mau periksa baik keluarga maupun temannya saat ini mengantar ke Soppeng. Jadi kita tunggu mereka pulang ke Makassar. Setelah itu, kita juga akan periksa panitia maupun pihak lain yang dianggap perlu," jelas Amiruddin.
Sementara itu, informasi yang berkembang menyebutkan bahwa saat mengikuti program reformasi pola pikir dan pola sikap, maba yang memiliki prestasi bidang akademik cukup menggembirakan itu, sempat mendapat kekerasan oleh panitia atau seniornya. Bahkan ada informasi berkembang kalau saat pingsan, senior korban bahkan mengira korban sekadar berpura-pura hingga tetap menyiksa korban.
Pembantu Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam menyebutkan bahwa kegiatan Progresif yang dilakukan pengurus BEM Fakultas MIPA Unhas, sudah mendapat izin dari pihak kampus dan masing-masing fakultas. Program tersebut kata dia berupa program pengkaderan yang materinya berupa materi dalam kelas dan diluar kelas.
Soal sikap kampus dalam menyikapi kematian maba yang dianggap tidak wajar itu, Nasaruddin menegaskan pihaknya juga menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian, maupun otopsi dari pihak rumah sakit. Apalagi, informasi yang berkembang juga menyebutkan korban sakit mag. "Kita tunggu bagaimana hasil otopsinya," kata Nasaruddin. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar