*Korban Sempat Minta Pulang
PENGURUS Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas MIPA Unhas, membantah kecurigaan keluarga salah seorang mahasiswa baru (maba) Unhas, Awaluddin yang menyebut korban tewas karena mengalami kekerasan seniornya.
Selain menegaskan tidak adanya kekerasan dalam kegiatan pengkaderan maba, BEM juga menegaskan bahwa kegiatan tersebut atas persetujuan kampus dalam hal ini melalui fakultas, bukan dari jurusan. Ini disampaikan pengurus BEM MIPA Unhas di redaksi FAJAR, Selasa, 11 Oktober.
"Jadi kami hanya ingin tegaskan bahwa tidak ada kekerasan dalam kegiatan pengkaderan, serta kegiatan ini bukan ilegal karena sudah mendapat persetujuan kampus," ujar pengurus BEM MIPA Unhas, Budiman didampingi Ibnu Kudama serta pengurus BEM MIPA lainnya.
Pengurus BEM MIPA ini bahkan menyebut kematian korban tidak ada hubungannya dengan kegiatan pengkaderan kampus. Pasalnya menurut dia, korban tewas setelah kegiatan berakhir. "Kegiatan ditutup Minggu sementara kejadiannya Senin (korban tewas)," kata Ibnu.
Dia menjelaskan, kegiatan yang dilakukan diluar kelas sifatnya hanya seperti olahraga misalnya kenkring. Dia membantah ada kegiatan jalan merayap dan jongkok hingga 200 meter pada Sabtu, pukul 09.00.
Kendati membantah tidak ada indikasi kekerasan dalam kegiatan pengkaderan ini, salah seorang Maba Fakultas MIPA yang turut mengikuti kegiatan itu, mengungkap bahwa kegiatan pengkaderan tersebut memang diwarnai penghukuman hingga pemukulan. Kegiatan pengkaderan dimulai pukul 05.00 hingga pukul 22.00.
Maba yang minta namanya dirahasiakan ini mengungkap bahwa pada Minggu, Awaluddin nyaris pingsang namun oleh panitia disangka hanya sandiawara, bahkan diketahui sempat ditendang oleh seniornya. Senior yang menendang saat akan pingsan itu diketahui seorang perempuan. "Saya melihat panitia tidak prihatin dengan kecapaian yang dirasakan. Saat korban kondisinya sudah sangat lemas, dia sempat minta izin pulang atau istirahat, tapi tidak diizinkan panitia," ungkap maba tersebut.
Bahkan pada saat itu, tiga teman maba lainnya di Fakultas MIPA yang kesemuanya perempuan sempat dilarikan ke RS Wahidin karena kelelahan dan sakit. Maba yang sempat dibawa ke RS oleh panitia Elce dan Yuspita. "Ini yang saya herankan kenapa maba yang perempuan dibawa ke rumah sakit, sementara Awaluddin tidak. Padahal kondisinya saat itu sangat lemas," tambahnya. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar