Powered By Blogger

Kamis, 06 Oktober 2011

Polisi Periksa Bendahara PR III Unhas


MAKASSAR, FAJAR--Bendahara Pembantu Rektor III Unhas, Syaharuni alias Uni diperiksa penyidik reksrim Polsekta Tamalanrea, Kamis, 6 Oktober. Pemegang kas di PR III Unhas ini diperiksa sebagai saksi raibnya uang kemahasiswaan dan honor dosen sebesar Rp70 juta Rabu lalu.
"Bendahara PR III Unhas sudah kita mintai keterangan tadi. Namun, hasil pemeriksaan belum bisa kita sampaikan. Dia membenarkan kalau ada uang di dalam berangkas," kata Panit II Satreskrim Polsekta Tamalanrea, Iptu Surono H Wata, Kamis, 6 Oktober.
Selain memeriksa Bendahara PR III Unhas, penyidik kata Surono juga telah memeriksa petugas keamanan Rektorat Unhas yang bertugas pada malam kejadian. Satpam yang telah dimintai keterangan itu masing-masing Salmon, Kahar, Anto, Muktar, Jamaluddin, dan Sultan.               
Dari seluruh saksi yang telah diperiksa, Surono menyebutkan bahwa polisi sudah memeriksa sedikitnya sepuluh orang. Tapi sejauh ini, sepuluh orang tersebut masih sebatas saksi. Hasil pemeriksaan sementara memperkuat adanya keterlibatan orang dalam sehingga dana kemahasiswaan dan honor dosen ini raib digondol maling.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, kita memang mencurigai adanya orang dalam bermain dalam kasus pembobolan ini. Makanya, saat ini kita masih terus melakukan pemeriksaan saksi untuk mengungkap kasus ini," kata Surono.
Sebelumnya, PR III Unhas, Nasaruddin Salam juga mengaku curiga ada pihak dalam yang terlibat dalam kasus pembobolan tersebut. Selain kondisi pintu dan jendela di ruangan yang dibobol dalam kondisi tertutup, kerusakan yang ditimbulkan dalam kasus ini juga tidak banyak, terkecuali pada berangkas bendahara. Sementara pintu nyaris tidak ada kerusakan sama sekali.
Ada kecurigaan, petugas keamanan yang melakukan penjagaan pada saat kejadian tidak melaksanakan tugas sebagaimana yang diamanahkan pihak kampus. Pasalnya, lokasi piket dengan ruang yang dibobol tidak jauh. Bahkan, ketika berangkas tersebut berusaha dibuka paksa, petugas keamanan seharusnya mendengar ada keributan.
"Saat berangkas ini dicungkil atau dibuka paksa, pasti satpam mendengar di bawah. Apalagi kejadiannya malah hari sehingga suara sangat sensitif," kata Nasaruddin.
Kendati ada enam petugas keamanan yang berjaga pada malam kejadian, namun pihak kampus maupun kepolisian sejauh ini belum mengarahkan kecurigaannya terhadap keterlibatan satpam tersebut. (hamsah umar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar