MAKASSAR, FAJAR--Dua bocah dan seorang pensiunan polisi tewas dengan kondisi mengenaskan dengan cara ditikam, di depan Makassar Town Square (M'Tos) Jalan Perintis Kemerdekaan Km 7 Makassar, Rabu, 14 September sekira pukul 13.00.
Bocah yang menjadi korban tewas tersebut diketahui bernama Edi (12) Warga BTN Hamzi Blok R dan Saldi (10) warga BTN Hamzi Blok E. Bocah yang tewas sehari-hari berprofesi sebagai Pak Ogah dengan membantu pengunjung M'Tos menyeberang atau mengangkat barang belanjaan pengunjung itu, tewas dengan luka tikaman di bagian dada. Korban dibantai tepat di sekitar bundaran bilboard BNI.
Kondisi yang sama dialami pensiunan polisi yang saat ini bertugas sebagai tenaga pengamanan di Pabrik Gula Arasoe, Syamsu Alam (60). Korban juga tewas dengan luka tikaman pada bagian dada. Meski ketiga korban tewas hanya memiliki masing-masing luka, namun letak yang ditikam pelaku adalah bagian dada sehingga mengakibatkan korban tewas, apalagi banyak mengeluarkan darah.
Selain mengakibatkan dua bocah dan seorang pensiunan polisi, aksi pembantaian yang dilakukan Fransius Petrus alias Gulo (30) itu juga mengakibatkan tiga warga lainnya mengalami luka. Korban luka adalah Mutfaldi (11), Isa (30), dan Jaya (20). Satu bocah yang luka itu juga merupakan rekan seprofesi korban yang tewas, sementara Isa adalah penjual di depan M'Tos. Ada pun Jaya berprofesi sebagai sopir pete-pete trayek BTP-Sentral.
Pelaku penikaman yang berprofesi sebagai sopir angkutan trayek Sentral-Daya ini, menikam keenam korbannya menggunakan sebilah pisau yang merip dengan sangkur. Belum diketahui secara resmi apa yang menjadi penyebab sehingga pelaku dengan beringas menyerang anak-anak yang tidak berdaya itu. Pihak kepolisian juga belum berani mengambil kesimpulan, apalagi sejauh ini pelaku yang berhasil ditangkap belum bisa dimintai keterangan karena juga mengalami luka serius akibat dimassa warga yang kecewa.
Sebelum melakukan aksi pembantaian, informasi yang dihimpun FAJAR menyebutkan, korban terlihat membonceng salah seorang perempuan menggunakan sepeda motor Honda Revo DD 6141 FT dari arah Daya. Entah karena apa begitu sampai di depan M'Tos pelaku langsung menyerang anak-anak yang sehari-hari mencari nafkah dengan membantu pengunjung menyeberang atau mengangkat belanjaan mereka.
Kendati belum ada kepastian mengenai pemicu pelaku tega melakukan aksinya, namun infomasi yang berkembang pelaku diduga dalam kondisi mabuk. Pasalnya, di tempat pelaku sering kumpul bersama sesamanya asal Flores ditemukan sedikitnya delapan botol minuman keras jenis Topi Miring. Pelaku selama ini memang setiap hari kumpul di depan M'Tos tepatnya di samping warung Bambu Kuning.
Dugaan lain, pelaku tersinggung dengan korban. Diduga korban dan temannya mengejek korban atau perempuan yang dia bonceng sehingga memicu ketersinggungan pelaku. "Ada kemungkinan korban berbuat usil dengan perempuan yang dibonceng," ujar Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Erwin Triwanto yang turun langsung melakukan peninjauan kepada korban di RS Wahidin dan rumah duka, juga mengungkapkan hal yang sama. Pelaku diduga meneriaki pelaku sehingga menyulut emosi tersangka. Empat orang ditikam pelaku di depan M'Tos, sementara dua korban ditikam di lampu merah depan PLTU Tello.
Sejumlah saksi yang ditemui termasuk rekan-rekan korban yang juga berprofesi sebagai Pak Ogah, menyebutkan bahwa pelaku pertama kali menikam Saldi. Tidak puas menikam bocah itu, dia kemudian menikam Edi dan seorang ibu yang berjualan di depan M'Tos, Isa serta Mutfaldi. Beberapa rekan korban sempat juga akan ditikam, namun cepat melarikan diri.
Usai melakukan penikaman sejumlah warga itu, pelaku kemudian melarikan diri ke arah PLTU, sementara sejumlah warga melakukan pengejaran. Begitu melewati jembatan Tello, pelaku naik ke sebuah pete-pete trayek BTP-Sentral yang dikemudikan Jaya. Begitu tiba di lampu merah, korban yang satu ini menghentikan mobilnya karena pas lampu merah.
Pelaku saat itu terus mendesak korban untuk menjalankan mobilnya. Tapi karena menolak dengan alasan lampu merah, pelaku kemudian menikam korban dari belakang dan arah depan dan salah seorang penumpangnya yang duduk di sampingnya. "Penumpang di samping saya ditikam di dadanya. Orang tua itu saya tidak tahu dimana sekarang," ujar Jaya.
Usai menikam Jaya dan penumpangnya itu, pelaku turun kemudian pindah ke sebuah mobil pick up. Di situlah pelaku dilempari batu oleh warga yang melihatnya. Pelaku akhirnya tidak bisa berdaya setelah dikeroyok dan dilempari batu oleh warga.
Namun penumpang dimaksud diduga adalah pensiunan polisi yang juga tewas dalam peristiwa ini yakni Syamsu Alam. Pasalnya menurut Jaya, korban tersebut naik di Blok H-G kompleks BTP. Namun lainnya menyebut, Syamsu menjadi korban karena berusaha menyelamatkan bocah yang dibantai pelaku di depan M'Tos.
Informasi lain menyebutkan, Syamsu Alam juga menjadi korban dalam peristiwa ini karena saat kejadian berlangsung, korban yang meninggalkan rumahnya untuk membeli obat itu, berusaha menyelamatkan bocah yang dibantai oleh pelaku. Saat itu, korban menumpang pete-pete dan turun begitu melihat ada bocah ditikam pelaku.
Pelaku sendiri berhasil ditangkap polisi dan warga di depan PLTU Tello. Bahkan sebelum diamankan polisi, pelaku sempat dimassa warga hingga mengakibatkan korban bersimbah darah bahkan dalam kondisi kritis karena kepalanya pecah. Pelaku saat ini diraway di RS Bhayangkara Makassar dalam penjagaan ketat aparat kepolisian. Pelaku sebenarnya sempat dilarikan ke RS Wahidin, namun dilarikan ke Bhayangkara karena dikhawatirkan menjadi sasaran amuk keluarga korban.
Selain menangkap pelaku, warga juga menangkap seorang teman pelaku yang kerap terlihat di depan M'Tos bernama Stefanus. Warga yang satu ini sempat melarikan diri ke Sungai Tello, namun berhasil ditangkap warga. Untungnya, warga tidak sampai menganiaya teman pelaku ini kendati sempat menelanjanginya. Polisi langsung mengamankan rekan pelaku tersebut.
Sekitar satu jam setelah peristiwa berlangsung, ratusan warga di Jalan Perintis Kemerdekaan tepatnya di depan BTN Hamzi melakukan razia terhadap warga tertentu yang diduga komplotan pelaku. Dalam razia itu, setidaknya ada dua mobil pete-pet dan satu mobil boks dirusak warga karena sopirnya diduga adalah komplotan pelaku.
Selain merusak mobil, salah seorang warga yang tidak tahu menahu persoalan itu menjadi korban. Dia menjadi sasaran amuk warga hanya karena memiliki ciri-ciri yang sama dengan pelaku. Korban tersebut diketahui bernama Yulius (20). Dia sempat dilarikan ke RS Wahidin untuk mendapatkan perawatan.
Kapolsekta Tamalate menegaskan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan atas peristiwa itu. Dia berharap, masyarakat tetap tenang dan mempercayakan sepenuhnya penyelidikan kasus ini kepada aparat kepolisian.
Akibat peristiwa pembunuhan ini, kemacetan lalu lintas terjadi sepanjang Jalan perintis Kemerdekaan mulai sekitar Kampus Unhas hingga PLTU Tello. Kemacetan semakin para begitu warga melakukan razia.
Ketua Asosiasi Sopir Pete-pete, Subair yang dimintai keterangannya mengaku tidak terlalu mengenai pelaku. Kendati kata dia, dia mengatahui kalau pelaku dimaksud sering terlihat di depan M'Tos. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar