MAKASSAR--Kerusuhan jilid II yang terjadi di Ambon melahirkan keprihatinan dan trauma tersendiri bagi masyarakat Maluku yang ada di Makassar. Melalui Kerukunan Warga Islam Maluku dan Maluku Utara (KWIMMU) Makassar, mereka mengajak masyarakat Ambon untuk tidak terprovokasi.
Pengurus Pusat KWIMMU Makassar ini melakukan pertemuan yang melibatkan puluhan tokoh Islam maupun kristen di Warkop Cappo, Jalan Sultan Alauddin Makassar. Sejumlah tokoh Islam termasuk pendeta di Makassar ikut terlibat dalam pertemuan yang digagas KWIMMU Makassar ini.
Ketua Umum Pengurus Pusat KWIMMU Makassar, Abubakar Abubakar Wasahua menegaskan bahwa warga Maluku dan Maluku Utara yang ada di Makassar tidak bisa tinggal diam atau lepas tanggung jawab, dalam mendukung terciptanya perdamaian di Ambon atau Maluku secara keseluruhan. Makanya, hal yang paling penting kata dia bagaimana masyarakat tidak terhasut dan terprovokasi untuk saling melakukan penyerangan.
"Kami mengimbau masyarakat kedua pihak yang bertikai untuk tidak melakukan provokasi. Jangan lagi terulang kerusukan jilid I, karena pada dasarnya masyarakat Ambon adalah bersaudara. Tidak perlu lagi kita saling bertikai karena pada akhirnya akan merugikan masyarakat itu sendiri," kata Abubakar.
Menurut Abubakar, persaudaraan yang sudah terbangun di tengah masyarakat selama ini harus dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Ambon.
Makanya, dalam pertemuan yang dilakukan KWIMMU Makassar ini, tokoh masyarakat Maluku-Maluku Utara mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah tangkas untuk mempertemukan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda dari kedua belah pihak sehingga konflik yang terjadi bisa diredam dan tidak meluas.
"Konflik ini harus diselesaikan dengan cepat secara bijak, karena itu pemerintah harus mempertemukan tokoh-tokoh masyarakat kedua pihak. Sehingga kekacauan yang terjadi tidak berkembang," imbuh Abubakar.
Situasi kondusif yang mulai terbangun di Ambon saat ini, kata Abubakar patut disyukuri, dimana masyarakat juga cenderung mematuhi perintah aparat. Dia juga mengapresiasi pengiriman personil Brimob Polda Sulsel ke Ambon begitu kejadian berlangsung.
Wakapolda Sulsel, Brigjen Pol Syahrul Mamma terpisah menegaskan bahwa pengiriman personil kepolisian dari Polda Sulsel, akan tetap dilakukan jika situasi membutuhkan pengiriman personil tambahan. Saat ini, sedikitnya 200 personil Brimob Polda Sulsel sudah berada di Ambon untuk membantu mengamankan situasi di daerah tersebut.
"Kita mengirim personil sesuai dengan jumlah yang diminta, tentunya juga akan bergantung dengan perkembangan situasi di sana," kata Syahrul.
Penempatan ratusan personil Brimob ke Ambon itu kata Syahrul akan dilakukan hingga situasi di lokasi sudah dianggap kondusif dan aman. Makanya, dia juga berharap kerusuhan yang terjadi di Ambon itu bisa cepat diredam oleh pihak-pihak terkait di Ambon. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar