MAKASSAR--Kisruh mengenai masa depan Makassar Mall sebagai salah satu pusat perekonomian di Sulsel, terus mengundang reaksi dan sejumlah kecurigaan utamanya niat Pemkot Makassar mendatangkan investor baru, untuk membangun kembali Pasar Sentral pascakebakaran.
Kendati niat untuk mendatangkan investor itu dianggap cukup positif dari sisi investasi, namun tetap saja dianggap akan menyusahkan ribuan pedagang yang telah menjadi korban. Belum lagi, hak-hak pedagang pascakebakaran sejauh ini belum ada kejelasan seperti masalah asuransi kebakaran.
Makanya, Pemkot Makassar dalam hal ini Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin dimintai untuk tidak terlalu bernafsu atau tergesa-gesa menghadirkan investor baru, guna membangun kembali Makassar Mall sebelum berbagai pertanyaan seputar masalah kebakaran Makassar Mall terjawab.
"Pemkot Makassar jangan terburu-buru atau memaksakan kehendak untuk menghadirkan investor baru. Apa yang menjadi hak para pedagang yang harus diperjelas pemerintah termasuk masalah asuransi," kata Direktur Eksekutif Macazzart Intellectual Law (MIL), Supriansa.
Mestinya kata dia, pemkot terlebih dulu melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian, dalam mengungkap apa yang menjadi penyebab Pasar Sentral tersebut terbakar. Pasalnya, sejauh ini polisi belum menyimpulkan secara resmi apakah pusat ekonomi ini sengaja dibakar atau unsur ketidaksengajaan. Semua ini kata dia perlu dijawab pemerintah maupun aparat kepolisian, agar persoalan asuransi Makassar Mall juga ada kejelasan.
Hal lain kata dia, jika menghadirkan investor baru untuk membangunan Makassar Mall, pemkot kata Supriansa harus memperjelas pemenuhan hak-hak para pedagang. Jangan sampai, para pedagang tersebut semakin dibebani untuk membeli kios baru, sementara mereka masih memiliki hak hingga 2017 mendatang.
Pengelola pusat grosir Tanah Abang, Jakarta, Priamanaya Grup, berencana melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa. Salah satu sasarannya adalah Kota Makassar.
Spekulasi mengenai keinginan pemerintah menghadirkan investor baru untuk membangun Makassar Mall sepekan terakhir terus mencuak. Banyak pihak yang disebut-sebut berpeluang untuk membangun Pasar Sentral ini. Bahkan, informasi terbaru menyebutkan pengelola Pusat Grosir Tanah Abang Jakarta, menjadikan Makassar sebagai bidikan investasi. Bukan tidak mungkin, pengelola tersebut menjadi salah satu investor yang berminat membangun Makassar Mall ini.
Rencana ekspansi pusat grosir ke Makassar tersebut bahkan dikabarkan akan menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) melalui program pembinaan UKM daerah dengan harapan tercipta lokasi-lokasi pasar grosir baru di bidang pakaian dan tekstil di daerah. Wacana itu diungkapkan CEO Priamanaya Grup Priamanaya Djan di gedung Palma One, Jakarta, Senin, 12 September.
Menanggapi kemungkinan itu, Supriansa menegaskan bahwa masyarakat Sulsel pada dasarnya tidak mempersoalkan siapa saja yang ingin berinvestasi di Makassar, termasuk membangun Makassar Mall. Namun dia memberi catatan agar prosedur yang ada serta hak-hak para pedagang menjadi pertimbangan utama.
"Siapa pun itu tidak ada masalah. Seperti yang disebut dari Pusat Grosir Tanah Abang, saya kira juga tidak masalah sepanjang ada kejelasan mengenai hak pedagang. Jangan sampai, apa yang terjadi sebelumnya kembali terulang di masa mendatang. Ini kan yang tidak kita inginkan," tegas Supriansa.
Dia juga meminta agar pemerintah menghapus imej yang berkembang bahwa ketika ada rencana pemerintah membangun pasar, ujung-ujungnya pasar tersebut terbakar.
Ketua Umum HIPMI, Erwin Aksa yang dihubungi terpisah mengatakan bahwa siapa pun yang akan melakukan investasi di Makassar pada dasarnya cukup positif, termasuk jika melakukan sinergi dengan HIPMI. "Saya kira bagus kalau ada investor mau kerja sama dengan kita. Itu akan membuat kita semakin bersinergi," kata Erwin.
Namun mengenai wacana pengelola Pusat Grosir Tanah Abang melakukan investasi pusat grosir di Makassar, dengan menggandeng HIPMI, Erwin mengaku belum pernah mendengar keinginan tersebut. "Saya belum tahu itu kalau ada keinginan seperti itu," kata Erwin. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar