MAKASSAR, FAJAR--Aksi tidak terpuji yang dilakukan mahasiswa saat melakukan demo penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di depan pintu I Unhas, disayangkan Polda Sulsel maupun Universitas Hasanuddin (Unhas).
Tindakan mahasiswa yang melakukan perusakan, pembakaran, hingga penjarahan mobil Caca-Cola dan pengangkut gas sudah merupakan tindakan kriminal yang tidak bisa ditolerir. Makanya, pihak kepolisian menegaskan akan menindak tegas mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan anarkis ini.
Aksi kekerasan yang dipertontonkan kalangan intelektual di Makassar ini, tidak hanya menyerang kendaraan dan mejarahnya, juga melakukan pemukulan terhadap aparat yang coba menenangkannya. Salah satunya adalah Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin.
Janji untuk menindak tegas mahasiswa yang anarkis ini disampaikan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari dan Pembantu Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam. Kepada FAJAR, Chevy menegaskan mahasiswa yang terlibat anarkis akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
"Tindakan mahasiswa itu sangat kita sayangkan. Bukan hanya aparat kepolisian tapi juga masyarakat meyayangkan itu. Undang-udang memang memberi ruang setiap orang menyampaikan aspirasi, tapi kejadian tadi di depan Unhas, bukan lagi menyampaikan aspirasi, tapi merusak, membakar kendaraan, dan menjarah. Ini berarti sudah pidana," tegas Chevy.
Chevy menegaskan, polisi akan melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap para mahasiswa yang berbuat anarkis. Semua mahasiswa yang diduga terlibat kekerasan akan diproses, apalagi hingga sore kemarin polisi sudah berhasil menangkap salah seorang mahasiswa yang diduga kuat melakukan tindakan anarkis. Mahasiswa yang sudah diamankan itu saat ini sudah menjalani interogasi di hadapan penyidik kepolisian.
Polisi yang tadinya mengawal aksi mahasiswa sempat berusaha menenangkan mahasiswa tidak anarkis. Karena tetap melakukan tindakan diluar batas, polisi baru bertindak tegas dengan membubarkan mahasiswa serta melakukan pengejaran. Kendati baru sebagian mahasiswa yang ditangkap polisi, Chevy menegaskan akan mengusut tuntas pelaku kekerasan utamanya otak kekerasan di balik aksi ini.
Kasus kekerasan yang dilakukan mahasiswa saat melakukan unjuk rasa di Makassar bukan kali pertama terjadi, tapi sudah berulang. Kendati aksi mereka tidak cerminkan budaya bangsa yang notabene masyarakatnya santun, mahasiswa tetap saja bertindak anarkis saat menyampaikan aspirasi.
Akibatnya, perjuangan mahasiswa yang tadinya baik malah merugikan masyarakat. "Kendaraan yang dirusak dan dibakar itu juga milik masyarakat. Mobil Coca-Cola misalnya apa salahnya," tandas Chevy.
Pembantu Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam terpisah menegaskan bahwa mahasiswa Unhas yang terlibat dalam aksi kekerasan di depan pintu I Unhas ini akan diberi sanksi tegas. "Yang namanya kekerasan yang dilakukan mahasiswa tidak pernah kita tolerir. Jadi mahasiswa Unhas yang terlibat akan kita keluarkan," tegas Nasaruddin.
Cuma, Nasaruddin menegaskan bahwa aksi yang terjadi di depan pintu I Unhas ini tidak semuanya dilakukan oleh mahasiswa Unhas, tapi gabungan dari sejumlah perguruan tinggi di Makassar. "Ini yang perlu saya sampaikan dulu bahwa pelaku itu tidak semua mahasiswa Unhas. Buktinya seorang mahasiswa yang sudah ditangkap ternyata bukan mahasiswa dari Unhas," jelasnya.
Yang pasti, Unhas berjanji menindaki semua mahasiswa Unhas yang terlibat tindakan tidak terpuji saat melakukan demo di depan pintu I Unhas. "Kita tindak bukan karena demonya, tapi kekerasan yang dia lakukan," tambahnya.
Nasaruddin menyatakan bahwa semua pihak sebenarnya tidak inginkan harga BBM naik. Tapi kalau kebijakan tersebut merupakan pilihan pemerintah, mestinya disikapi secara bijak apalagi ketika kondisi perekonomian terancam terpuruk.
Mahasiswa selaku kontrol sosial, memang sudah sepatutnya menyuarakan aspirasi penolakan terhadap wacana kenaikan BBM oleh pemerintah dengan melakukan pressure. "Itu bagus disuarakan karena memang kontrol sosial, tapi jangan sensarakan masyarakat," imbuh Nasaruddin. (hamsah umar)
Tindakan mahasiswa yang melakukan perusakan, pembakaran, hingga penjarahan mobil Caca-Cola dan pengangkut gas sudah merupakan tindakan kriminal yang tidak bisa ditolerir. Makanya, pihak kepolisian menegaskan akan menindak tegas mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan anarkis ini.
Aksi kekerasan yang dipertontonkan kalangan intelektual di Makassar ini, tidak hanya menyerang kendaraan dan mejarahnya, juga melakukan pemukulan terhadap aparat yang coba menenangkannya. Salah satunya adalah Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin.
Janji untuk menindak tegas mahasiswa yang anarkis ini disampaikan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari dan Pembantu Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam. Kepada FAJAR, Chevy menegaskan mahasiswa yang terlibat anarkis akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
"Tindakan mahasiswa itu sangat kita sayangkan. Bukan hanya aparat kepolisian tapi juga masyarakat meyayangkan itu. Undang-udang memang memberi ruang setiap orang menyampaikan aspirasi, tapi kejadian tadi di depan Unhas, bukan lagi menyampaikan aspirasi, tapi merusak, membakar kendaraan, dan menjarah. Ini berarti sudah pidana," tegas Chevy.
Chevy menegaskan, polisi akan melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap para mahasiswa yang berbuat anarkis. Semua mahasiswa yang diduga terlibat kekerasan akan diproses, apalagi hingga sore kemarin polisi sudah berhasil menangkap salah seorang mahasiswa yang diduga kuat melakukan tindakan anarkis. Mahasiswa yang sudah diamankan itu saat ini sudah menjalani interogasi di hadapan penyidik kepolisian.
Polisi yang tadinya mengawal aksi mahasiswa sempat berusaha menenangkan mahasiswa tidak anarkis. Karena tetap melakukan tindakan diluar batas, polisi baru bertindak tegas dengan membubarkan mahasiswa serta melakukan pengejaran. Kendati baru sebagian mahasiswa yang ditangkap polisi, Chevy menegaskan akan mengusut tuntas pelaku kekerasan utamanya otak kekerasan di balik aksi ini.
Kasus kekerasan yang dilakukan mahasiswa saat melakukan unjuk rasa di Makassar bukan kali pertama terjadi, tapi sudah berulang. Kendati aksi mereka tidak cerminkan budaya bangsa yang notabene masyarakatnya santun, mahasiswa tetap saja bertindak anarkis saat menyampaikan aspirasi.
Akibatnya, perjuangan mahasiswa yang tadinya baik malah merugikan masyarakat. "Kendaraan yang dirusak dan dibakar itu juga milik masyarakat. Mobil Coca-Cola misalnya apa salahnya," tandas Chevy.
Pembantu Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam terpisah menegaskan bahwa mahasiswa Unhas yang terlibat dalam aksi kekerasan di depan pintu I Unhas ini akan diberi sanksi tegas. "Yang namanya kekerasan yang dilakukan mahasiswa tidak pernah kita tolerir. Jadi mahasiswa Unhas yang terlibat akan kita keluarkan," tegas Nasaruddin.
Cuma, Nasaruddin menegaskan bahwa aksi yang terjadi di depan pintu I Unhas ini tidak semuanya dilakukan oleh mahasiswa Unhas, tapi gabungan dari sejumlah perguruan tinggi di Makassar. "Ini yang perlu saya sampaikan dulu bahwa pelaku itu tidak semua mahasiswa Unhas. Buktinya seorang mahasiswa yang sudah ditangkap ternyata bukan mahasiswa dari Unhas," jelasnya.
Yang pasti, Unhas berjanji menindaki semua mahasiswa Unhas yang terlibat tindakan tidak terpuji saat melakukan demo di depan pintu I Unhas. "Kita tindak bukan karena demonya, tapi kekerasan yang dia lakukan," tambahnya.
Nasaruddin menyatakan bahwa semua pihak sebenarnya tidak inginkan harga BBM naik. Tapi kalau kebijakan tersebut merupakan pilihan pemerintah, mestinya disikapi secara bijak apalagi ketika kondisi perekonomian terancam terpuruk.
Mahasiswa selaku kontrol sosial, memang sudah sepatutnya menyuarakan aspirasi penolakan terhadap wacana kenaikan BBM oleh pemerintah dengan melakukan pressure. "Itu bagus disuarakan karena memang kontrol sosial, tapi jangan sensarakan masyarakat," imbuh Nasaruddin. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar