MAKASSAR, FAJAR -- Upaya dua kandidat gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar dan Rudiyanto Asapa menggandeng koalisi nonparlemen, tidak sejalan dengan sikap politik kandidat cagub petahana, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Ketua DPD Golkar Sulsel ini belum berpikir membangun komunikasi dengan koalisi nonparlemen. Meski koalisi ini mengantongi persentase suara 18,26 persen. Kendati tidak terang-terangan menegaskan tidak melirik koalisi nonparlemen, kubu Golkar mengisyaratkan itu.
Kubu SYL atau Golkar selama ini memang menegaskan akan memberi prioritas kepada partai yang memiliki kursi di DPRD Sulsel, utamanya partai besar seperti PAN, PKS, PPP, PDIP, dan partai besar lainnya.
Kendati belum ada niat melirik koalisi nonparlemen, Golkar mempersilahkan partai mana saja untuk bergabung dengan SYL. "Kami (Golkar) dan SYL terbuka untuk semua partai untuk bergabung," kata Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPD Golkar Sulsel, Ajiep Padindang, Kamis, 29 Maret.
Koalisi nonparlemen yang terdiri dari 22 partai politik sejauh ini baru dilirik pasangan Ilham-Aziz dan Rudiyanto Asapa. Kendati keduanya berpeluang, namun pasangan Semangat Baru dianggap lebih intens dan serius membangun komunikasi. Bahkan beberapa kesepakatan awal sudah tercapai. Sementara dengan Ketua DPD Gerindra Sulsel sama sekali belum ada kesepakatan yang terbangun.
Koordinator Koalisi Nonparlemen, Saelan Moka menandaskan koalisi 22 parpol ini memiliki potensi suara signifikan. Meski tidak punya kursi di DPRD Sulsel, namun di daerah partai ini punya kursi yang cukup diperhitungkan. Di kabupaten/kota di Sulsel setidaknya ada 90 kursi yang dimiliki koalisi ini.
"Dengan jumlah itu, koalisi nonparlemen ini cukup signifikan mempengaruhi perolehan suara kandidat gubernur yang akan diusung nantinya. Itu karena anggota dewan dari koalisi ini punya basis massa tersendiri. Jadi salah kalau ada kandidat yang tidak memperhitungkan koalisi nonparlemen ini," tandas Saelan.
Rudiyanto yang lebih awal membangun komunikasi dengan koalisi nonparlemen, masih tetap berharap 22 partai ini tidak meninggalkannya. Melalui timnya, A Sugiarti Mangun Karim, bupati Sinjai ini tetap optimis bisa bersama dengan koalisi nonparlemen, kendati sejauh ini belum ada sinyal keseriusan dan respons dari pembina DPP Gerindra, Prabowo Subianto. (hamsah umar)
Ketua DPD Golkar Sulsel ini belum berpikir membangun komunikasi dengan koalisi nonparlemen. Meski koalisi ini mengantongi persentase suara 18,26 persen. Kendati tidak terang-terangan menegaskan tidak melirik koalisi nonparlemen, kubu Golkar mengisyaratkan itu.
Kubu SYL atau Golkar selama ini memang menegaskan akan memberi prioritas kepada partai yang memiliki kursi di DPRD Sulsel, utamanya partai besar seperti PAN, PKS, PPP, PDIP, dan partai besar lainnya.
Kendati belum ada niat melirik koalisi nonparlemen, Golkar mempersilahkan partai mana saja untuk bergabung dengan SYL. "Kami (Golkar) dan SYL terbuka untuk semua partai untuk bergabung," kata Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPD Golkar Sulsel, Ajiep Padindang, Kamis, 29 Maret.
Koalisi nonparlemen yang terdiri dari 22 partai politik sejauh ini baru dilirik pasangan Ilham-Aziz dan Rudiyanto Asapa. Kendati keduanya berpeluang, namun pasangan Semangat Baru dianggap lebih intens dan serius membangun komunikasi. Bahkan beberapa kesepakatan awal sudah tercapai. Sementara dengan Ketua DPD Gerindra Sulsel sama sekali belum ada kesepakatan yang terbangun.
Koordinator Koalisi Nonparlemen, Saelan Moka menandaskan koalisi 22 parpol ini memiliki potensi suara signifikan. Meski tidak punya kursi di DPRD Sulsel, namun di daerah partai ini punya kursi yang cukup diperhitungkan. Di kabupaten/kota di Sulsel setidaknya ada 90 kursi yang dimiliki koalisi ini.
"Dengan jumlah itu, koalisi nonparlemen ini cukup signifikan mempengaruhi perolehan suara kandidat gubernur yang akan diusung nantinya. Itu karena anggota dewan dari koalisi ini punya basis massa tersendiri. Jadi salah kalau ada kandidat yang tidak memperhitungkan koalisi nonparlemen ini," tandas Saelan.
Rudiyanto yang lebih awal membangun komunikasi dengan koalisi nonparlemen, masih tetap berharap 22 partai ini tidak meninggalkannya. Melalui timnya, A Sugiarti Mangun Karim, bupati Sinjai ini tetap optimis bisa bersama dengan koalisi nonparlemen, kendati sejauh ini belum ada sinyal keseriusan dan respons dari pembina DPP Gerindra, Prabowo Subianto. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar