MAKASSAR, FAJAR--Kesan ragu-ragu yang dipertontonkan calon gubernur Sulsel incumbent, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menentukan wakil di pilgub Sulsel 2013 turut dikomentari Ketua Dewan Pembina DPN PDK, Ryaas Rasyid.
Penilaian ini disampaikan Ryas saat memberikan keterangan pers di warung Malabar, Jalan Sulawesi Makassar, Rabu, 21 Maret. Mestinya menurut Ryas, SYL sudah menentukan sikap antara menggandeng Agus Arifin Nu'mang, HM Roem dan Andi Muallim.
"Kalau saya lihat Syahrul ini terlalu kaku dalam menentukan sikap. Kalau cepat menentukan cawagub, sosialisasi bersama bisa lebih cepat dan itu akan lebih baik," kata Ryaas.
Secara etika, Ryas menegaskan bahwa tidak ada alasan Syahrul tidak memilih Agus di pilgub 2013 ini. Alasannya, selama ini tidak ada kasus atau pun konflik antara SYL dengan Agus dalam empat tahun kebersamaannya di Sulsel. "Malah aneh rasanya kalau Golkar masih membuka pendaftaran cawagub," tandas staf ahli presiden ini.
Sekalipun harus tunduk dengan mekanisme partai, Ryas menyatakan bahwa mekanisme tersebut hanya formalitas saja. Sama ketika misalnya ketika Golkar saat ini menginginkan SYL sebagai cagubnya di pilgub Sulsel. Semestinya kata dia, sudah ada pernyataan sikap dari SYL untuk menggandeng cawagub. Selama ini, paket Sayang II di pilgub 2013 sebenarnya sudah sangat kuat diwacanakan baik dari partai pendukung, maupun dari kalangan keluarga Syahrul. Sayang, arus dukungan ini belum dijadikan acuan SYL menentukan sikap melanjutkan paket Sayang II.
Bagi Ryaas, ketika SYL sudah menentukan sikap dia dan pendampingnya sudah bisa bersosialisasi dan bekerja bersama dalam mencari simpati masyarakat. Apalagi menurut dia, pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar sudah lama menyatakan berpasangan dan bekerja bersama.
Sehingga apa yang tergambar saat ini adalah dominasi pasangan Ilham-Aziz di mata masyarakat, baik dalam hal sosialisasi maupun pemasangan baliho. "Opini masyarakat yang terbentuk adalah dua melawan satu," tandas Ryaas.
Selaku bagian dari pengusung Sayang II, Ryas berharap SYL sudah menentukan cawagub pekan depan. "Pendukung Agus saat ini kan dibuat bertanya-tanya. Kalau terlalu lama baru menentukan sikap, itu kesannya ragu dan bisa merugikan. Jangan membuat kekecewaan pada saat sudah diujung," tandas Ryaas.
Rekomendasi PDK yang akan dilahirkan di pilgub Sulsel adalah pasangan. Makanya ketika SYL tidak memilih Agus, PDK akan mempertimbangkan ulang dukungan terhadap SYL. "Tapi saya tidak yakin SYL tidak memilih Agus," kata Ryaas.
Ada empat alasan menurut Ryaas yang mesti jadi pertimbangan SYL memilih Agus yakni keberhasilan yang diraih SYL juga merupakan keberhasilan Agus, tidak ada komplain internal maupun masyarakat terkait pasangan ini, tidak ada kinerja yang terganggu, serta tidak ada calon yang lebih baik dari Agus saat ini.
Support PDK yang begitu besar terhadap Agus mendampingi SYL di pilgub 2013 ini tidak membuat Agus besar kepala. "Dari 2007 kan PDK memang mendukung Sayang. Saya kan kerja saja. Soal perkembangan di Golkar itu kan juga ada mekanisme," kata Agus.
Adapun penilaian Ryas terhadap dirinya selama empat tahun mendampingi SYL, Agus mengatakan kalau penilaian tersebut cukup objektif, karena apa yang diharapkan terwujud selama ini nilainya cukup positif. (hamsah umar)
Penilaian ini disampaikan Ryas saat memberikan keterangan pers di warung Malabar, Jalan Sulawesi Makassar, Rabu, 21 Maret. Mestinya menurut Ryas, SYL sudah menentukan sikap antara menggandeng Agus Arifin Nu'mang, HM Roem dan Andi Muallim.
"Kalau saya lihat Syahrul ini terlalu kaku dalam menentukan sikap. Kalau cepat menentukan cawagub, sosialisasi bersama bisa lebih cepat dan itu akan lebih baik," kata Ryaas.
Secara etika, Ryas menegaskan bahwa tidak ada alasan Syahrul tidak memilih Agus di pilgub 2013 ini. Alasannya, selama ini tidak ada kasus atau pun konflik antara SYL dengan Agus dalam empat tahun kebersamaannya di Sulsel. "Malah aneh rasanya kalau Golkar masih membuka pendaftaran cawagub," tandas staf ahli presiden ini.
Sekalipun harus tunduk dengan mekanisme partai, Ryas menyatakan bahwa mekanisme tersebut hanya formalitas saja. Sama ketika misalnya ketika Golkar saat ini menginginkan SYL sebagai cagubnya di pilgub Sulsel. Semestinya kata dia, sudah ada pernyataan sikap dari SYL untuk menggandeng cawagub. Selama ini, paket Sayang II di pilgub 2013 sebenarnya sudah sangat kuat diwacanakan baik dari partai pendukung, maupun dari kalangan keluarga Syahrul. Sayang, arus dukungan ini belum dijadikan acuan SYL menentukan sikap melanjutkan paket Sayang II.
Bagi Ryaas, ketika SYL sudah menentukan sikap dia dan pendampingnya sudah bisa bersosialisasi dan bekerja bersama dalam mencari simpati masyarakat. Apalagi menurut dia, pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar sudah lama menyatakan berpasangan dan bekerja bersama.
Sehingga apa yang tergambar saat ini adalah dominasi pasangan Ilham-Aziz di mata masyarakat, baik dalam hal sosialisasi maupun pemasangan baliho. "Opini masyarakat yang terbentuk adalah dua melawan satu," tandas Ryaas.
Selaku bagian dari pengusung Sayang II, Ryas berharap SYL sudah menentukan cawagub pekan depan. "Pendukung Agus saat ini kan dibuat bertanya-tanya. Kalau terlalu lama baru menentukan sikap, itu kesannya ragu dan bisa merugikan. Jangan membuat kekecewaan pada saat sudah diujung," tandas Ryaas.
Rekomendasi PDK yang akan dilahirkan di pilgub Sulsel adalah pasangan. Makanya ketika SYL tidak memilih Agus, PDK akan mempertimbangkan ulang dukungan terhadap SYL. "Tapi saya tidak yakin SYL tidak memilih Agus," kata Ryaas.
Ada empat alasan menurut Ryaas yang mesti jadi pertimbangan SYL memilih Agus yakni keberhasilan yang diraih SYL juga merupakan keberhasilan Agus, tidak ada komplain internal maupun masyarakat terkait pasangan ini, tidak ada kinerja yang terganggu, serta tidak ada calon yang lebih baik dari Agus saat ini.
Support PDK yang begitu besar terhadap Agus mendampingi SYL di pilgub 2013 ini tidak membuat Agus besar kepala. "Dari 2007 kan PDK memang mendukung Sayang. Saya kan kerja saja. Soal perkembangan di Golkar itu kan juga ada mekanisme," kata Agus.
Adapun penilaian Ryas terhadap dirinya selama empat tahun mendampingi SYL, Agus mengatakan kalau penilaian tersebut cukup objektif, karena apa yang diharapkan terwujud selama ini nilainya cukup positif. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar