MAKASSAR--Estimasi jumlah penyandang cacat di Sulsel tampaknya cukup tinggi sekitar 236 ribu orang. Kendati data ril yang dimiliki ornop terkait hanya dikisaran 17 ribu orang, namun angka 236 ribu tersebut benar dan tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sulsel.
Perkiraan jumlah penyandang cacat di Sulsel ini diungkapkan pemerhati penyandang cacat Sulsel, saat melakukan seminar tentang Berbagi Temuan dan Memperkuat Jaringan dan Kemitraan, yang dilakukan Handicap International di Hotel Singgasana, Kamis, 11 Agustus.
Salah seorang narasumber yang tidak lain mantan Ketua Pertuni Sulsel, Hamzah menyebutkan bahwa data ril penyandang cacat pada 2008 lalu pada dasarnya memang hanya 17 ribu orang lebih. Namun saat ini, pihaknya memperkirakan ada 236 ribu penyandang cacat di Sulsel. Untuk tuna netra saja, sedikitnya ada 2006 orang dari 7000 orang yang diperkirakan.
"Dari jumlah ini, jumlah organisasi yang mau memperjuangkan hak-hak penyandang cacat cuma delapan organisasi. Sepertinya memang, isu penyandang cacat atau disabilitas ini kurang seksi sehingga tidak menyita perhatian banyak pihak termasuk NGO," kata Hamzah.
Disability Advicer Handicap International Yogyakarta, Dwi Aryani menambahkan bahwa kondisi penyandang cacat saat ini secara umum memang kurang mendapat perhatian, termasuk dari kalangan pemerintah. Sehingga para penyandang cacat kata dia masih dipandang lain di tengah masyarakat. Kalau pun pemerintah memberikan perhatian, hanya sekadar memberikan bantuan yang bersifat sementara.
"Tidak ada upaya sama sekali untuk memberdayakan penyandang cacat, sehingga nantinya mereka bisa hidup mandiri. Begitu juga hak-hak disabilitas sangat sulit diperoleh misalnya saja dalam hal pendidikan dan kesehatan," kata Dwi.
Padahal kata dia, penyandang cacat juga membutuhkan perhatian pemerintah sebagaimana perhatian terhadap manusia normal lainnya baik dari segi pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan kehidupan sosial lainnya.
Project Officer Disabilitas Righ Handicap Internationl Sulawesi, Arafah menambahkan bahwa penyandang cacat di Sulsel yang tergolong besar sejauh ini memang belum mampu mendapatkan akses yang baik dalam memenuhi hak asasi mereka. Dalam pendidikan misalnya, penyancang cacat sulit mengakses sekolah umum karena tidak adanya fasilitas di sekolah umum tersebut.
"Sepertinya memang belum ada perhatian khusus terhadap masalah disabilitas. Makanya, seminar ini bertujuan agar untuk memperluas jaringan dan stakeholder agar perhatian masalah disabilitas masih ada," kata Arafah.
Seminar ini juga menghadirkan Koordinator FIK Ornop Sulsel, Khudri Arsyad dan Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Pemprov Sulsel. Keduanya berharap, masalah kecacatan di Sulsel ke depan tetap menjadi perhatian, agar para penyandang cacat juga bisa mendapatkan hak-haknya dan hidup sejahtera. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar