TINDAKAN kriminal utamanya jelang Idulfitri patut menjadi kewaspadaan seluruh elemen masyarakat di daerah ini, utamanya aksi jambret yang rentang terjadi dengan sasaran kalangan perempuan atau ibu-ibu. Pelaku jambret ini biasanya beraksi di kawasan sepi dengan mengincar korban yang melintas, atau di tempat umum yang ramai seperti perbelanjaan.
Pelaku jambret di tempat keramaian utamanya jelang lebaran harus menjadi kewaspadaan masyarakat yang akan berbelanja. Suasana sesak di tempat perbelanjaan, kadang membuat warga terlena dan kurang waspada terhadap pelaku kejahatan atau pencopet. Kondisi seperti inilah yang dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku jambret untuk melakukan aksinya di tempat keramaian atau perbelanjaan.
Kerawanan aksi jambret atau pencopetan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab itu, juga sangat disadari oleh aparat kepolisian di daerah ini. Bahkan, ada kekhawatiran aksi jambret oleh oknum tidak bertanggung jawab ini akan meningkat menjelang lebaran ini. Salah satu faktornya adalah tempat umum atau perbelanjaan makin ramain dari pengunjung hingga pelaku makin nekad beraksi.
Bahkan, kerawanan masyarakat dari aksi jambret tidak hanya terjadi pada saat ada keramaian tertentu, tapi juga seperti hari-hari biasa, kendati intensitasnya tidak terlalu banyak. Ini dibuktikan dengan masih adanya sejumlah warga yang terpaksa berurusan dengan aparat kepolisian karena melakukan jambret atau pencopetan.
"Secara umum, situasi jelang lebaran memang akan rawan tindakan kriminal terjadi di tengah masyarakat seperti jambret. Aksi ini tentu saja karena melihat situasi yang ada, serta kesempatan pelaku untuk melakukan kriminalitas," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha.
Secara umum, Himawan menegaskan bahwa jajaran Polrestabes Makassar sudah memiliki sejumlah program atau agenda dalam rangka mengantisipasi terjadinya aksi jambret di tengah masyarakat, terutama di tempat keramaian seperti perbelanjaan.
Makanya, sebagai langkah preventif yang dilakukan kepolisian dalam rangka meminimalisir aksi kriminal, Himawan menyebutkan bahwa jajarannya akan lebih banyak melakukan dinas luar, dalam arti melakukan pengawasan terhadap situasi kantibmas di tengah masyarakat. Ini dilakukan untuk lebih memudahkan polisi mengindentifikasi pelaku jambret yang nekad melakukan aksinya di tempat keramaian.
"Anggota yang tidak melakukan pemeriksaan di kantor atau tugas lain, lebih kita tekankan berada di lapangan untuk melakukan pengawasan. Ini juga akan memudahkan kita mengidentifikasi pelaku kriminal," kata Himawan.
Apalagi, salah satu yang mendorong pelaku kriminal melakukan kejahatan karena merasa aman, dan tidak terpantau oleh aparat kepolisian. Karena itu, polisi akan lebih ditekankan berada di lapangan utamanya jelang lebaran. Paling tidak, dengan melihat banyak petugas di tempat perbelanjaan yang melakukan penjagaan, niat warga untuk melakukan kejahatan paling tidak berubah atau bahkan membatalkan rencananya karena melihat ada aparat kepolisian.
Polisi Perbanyak Patroli
Kekhawatiran aparat kepolisian mengenai kerawanan tindakan kriminal jelang Idulfitri, terkhusus pencopetan atau jambret dengan sasaran kalangan perempuan atau ibu-ibu tidak sekadar asumsi semata. Polisi bahkan sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi guna meminimalisir bentuk kejahatan tersebut.
Salah satunya adalah dengan memperbanyak melakukan patroli utamanya dari petugas Sabhara. Dengan memperbanyak patroli utamanya di tempat keramaian, para pelaku kejahaan akan berpikir lebih hati-hati sebelum menjalankan aksinya. Selain patrolisi resmi, polisi juga akan melakukan patroli liar atau tertutup, sehinga pelaku kejahatan sulit mengidentifikasi adanya pengawasan polisi.
"Kegiatan patroli utamanya di sejumlah tempat keramaian tentu akan kita perbanyak. Dari Unit Reskrim sendiri, kita juga akan menurunkan tim untuk melakukan patroli lapangan setiap saat. Patroli liar atau tertutup ini untuk mengawasi hingga menggeledah warga yang dicurigai pelaku jambret," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha.
Untuk warga yang dicurigai pelaku jambret atau mereka yang selama ini memang sudah pernah terlibat kasus jambret, setiap saat akan digeledah, sebagai langkah antisipasi bahwa warga yang dicurigai tersebut tidak bermaksud melakukan tindakan kriminal.
"Polisi memang memiliki kewenangan untuk melakukan penggeledahan terhadap warga yang memiliki gelagak mencurikan. Jadi bisa saja ada warga yang digeledah, bukan karena telah melakukan jambret, tapi digeledag karena mencurigakan," kata Himawan.
Yang terpenting juga adalah menempatkan sejumlah personil di sejumlah tempat yang selama ini dianggap rawan terjadi kasus kriminal. Daerah rawan kriminal ini menjadi prioritas polisi untuk menempatkan personilnya, agar masyarakat yang beraktivitas benar-benar terjamin keamanannya.
Kapolsekta Rappocini, Kompol Herman juga menegaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi jambret jelang lebaran yang akan datang. Untuk wilayah hukum Rappocini, Herman mengaku juga akan memperbanyak patroli kepolisian.
"Patroli ini memang merupakan salah satu langkah kita untuk melakukan pencegahan terhadap tindakan kejahatan. Apalagi kita menyadari bahwa kondisi sekarang ini, utamanya jelang lebaran akan sangat rawan terjadi kriminalitas," kata Herman.
Hindari Penampilan Mencolok
aksi jambret yang dilakukan pelaku kriminal, tidak lepas dari situasi dan kondisi dari sasaran yang diincar. Faktor penampilan dari korban menjadi salah satu alasan pelaku untuk menjadikannya sebagai target kejahatan, apalagi kalau korban tersebut berpenampilan terlalu mencolok seperti memakai perhiasan emas yang berlebihan.
Makanya, agar terhindar dari korban jambret atau pencopetan, warga harus menghindari penampilan yang terlalu mencolok baik dalam menggunakan perhiasan, membawa tas, atau barang berharga lainnya. Pasalnya, penampilan atau barang berharga yang dibawa, menjadi salah satu daya tarik pelaku untuk melakukan kejahatan.
"Kalau perlu, saat keluar rumah untuk tujuan berbelanja, masyarakat tidak perlu memakai perhiasan atau membawa barang berharga seperti telepon seluler, karena itu malah memancing pelaku untuk beraksi," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha.
Apalagi, dalam berbagai kasus jambret atau pencopetan, niat pelaku melakukan aksinya tidak lepas dari pengamatan pelaku terhadap barang yang dibawa oleh warga, baik tas maupun perhiasan yang sedang dipakai oleh warga. Makanya, agar menjadi aman dan terhindar dari pelaku kejahatan, masyarakat juga mesti lebih waspada dan berhati-hati terhadap kemungkinan menjadi sasaran tindak kejahatan.
Karena itu, peran dari masyarakat sendiri untuk waspada terhadap aksi jambret, akan lebih penting dalam rangka meminimalisir terjadinya tindakan kriminal di tengah masyarakat. Pasalnya, jika masyarakat selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya aksi kejahatan, maka kemungkinan untuk menjadi korban bisa dieliminir.
Selain itu, terhadap aksi jambret atau pencopetan di kalangan warga yang baru saja mengambil uang tunai di bank atau ATM juga patut menjadi kewaspadaan warga. Pasalnya, bukan tidak mungkin, kawasan seperti ini juga menjadi sasaran pengintaian pelaku kejahatan untuk menjalankan aksinya.
Kalau perlu, warga yang hendak mengambil uang dalam jumlah besar, tidak segan-segan meminta bantuan atau pengawalan dari pihak kepolisian. Apalagi, polisi setiap saat bisa memberikan pengawalan jika diminta oleh warga. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar