MAKASSAR--Puluhan anggota Pemuda Pancasila Makassar dan Sulsel mendatangi kantor PT Gowa Makassar Turism Development Tbk (GMTD), yang terletak di Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Senin, 15 Agustus. Kedatangan ini untuk mempersoalkan aksi premanisme karyawan GMTD terhadap masyarakat di Tanjung Bunga.
Saat mendatangi kantor GMTD itu, massa Pemuda Pancasila langsung melakukan penyerangan terhadap karyawan GMTD utamanya yang diduga sebagai petugas keamanan. Massa bahkan melakukan penyerangan karyawan hingga di belakang kantor GMTD. Salah seorang karyawan yang diketahui sebagai petugas keamanan, Daeng Nai sempat menjadi bulan-bulanan. Dia dilempari batu hingga mengakibatkan kepalanya pecah dan berdarah.
Untungnya, aksi pemuda pancasila itu berhasil dihalau petugas keamanan dari Polsekta Tamalate, kemudian mengamankan korban dari aksi massa Pemuda Pancasila. Saat dilempari batu, karyawan GMTD tersebut membawa sebilah parang yang diselipkan di pinggangnya.
Selain mengakibatkan satu karyawan GMTD terluka, gerbang milik GMTD juga dirusak oleh massa saat mereka memasuki gerbang Tanjung Bunga, begitu juga merusak motor petugas keamanan GMTD.
Kemarahan Pemuda Pancasila terhadap GMTD ini dipicu aksi premanisme yang dilakukan Tim Delapan GMTD yang melakukan pemukulan, bahkan penikaman terhadap warga yang menggarap tambaknya di Tanjung Bunga pada 9 Agustus lalu. Tiga korban premanisme GMTD masing-masing Abdu, Asrul, dan Dg Bali. Namun korban paling parah adalah Abdu karena ditikam pada kaki dan tangannya.
Karyawan GMTD yang melakukan premanisme itu diketahui Daeng Nompo (ditahan), Kade, dan Swallow Dg Imba. Kekecewaan Pemuda Pancasila semakin memuncak karena menilai GMTD melindungi dan menyembunyikan dua pelaku yakni Kade dan Imba atau tidak menyerahkannya kepada pihak berwajib. Makanya, saat mendatangi kantor GMTD, Pemuda Pancasila mendesak pihak GMTD menyerahkan kedua pelaku penikaman dan pemukulan warga tersebut.
"Kami minta dua pelaku itu segera diserahkan ke polisi, karena jelas-jelas mereka melakukan penikaman dan pemukulan. Saya ingatkan juga GMTD untuk tidak lagi melakukan cara-cara premanisme untuk menyelesaikan masalah dengan masyarakat," tegas Diza.
Manajer GMTD, Erwin Rosadi dan pengacara GMTD, Nasiruddin Pasigai menyatakan bahwa kasus pemukulan dan penikaman terhadap warga itu, juga tidak pernah diinginkan pihak GMTD. "Kami juga tidak inginkan ada kekerasan dilakukan pegwai. Tapi siapapun melakukan kekerasan akan kita tindak," kata erwin. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar