MAKASSAR, FAJAR--Wacana tentang peradaban sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia bahkan dicanangkan pemerintah 2020. Isu ini menjadi sebuah visi perjuangan yang kompertable dengan kondisi sosial yang dihadapi bangsa secara umum. Pentingnya peradaban utamanya dalam pemerintahan ini coba diangkat ormas Islam, Hidayatullah.
Melalui lembaga yang didirikan Hidayatullah, Institute for Islamic Civilization Studies and Development (Inisiasi), Hidayatullah menggelar dialog peradaban dengan tema Membangun Indonesia Unggul dan Bermartabat.
"Dialog ini coba kita rumuskan sebuah rekomendasi untuk menjadikan pemerintahan Sulsel lebih unggul dan bermartabat. Pemerintahan bermartabat ini kita harapkan dijadikan cerminan bangsa dan Sulsel menjadi lebih baik," jelas Ketua Bidang Dakwah dan Pengkaderan DPP Hidayatullah, Tasmin Latif, saat memberikan keterangan pers, Minggi, 4 Maret.
Rekomendasi bagaimana menghadirkan pemerintahan yang bermartabat ini nantinya akan disodorkan kepada pemprov Sulsel, pemkot Makassar, ormas, partai politik dan sejumlah pihak lainnya. Menurutnya, ketika isu pemerintahan beradab bisa dihadirkan di pemerintahan, maka pemerintahan akan menjadi lebih baik dan bebas korupsi.
Dialog yang digelar Alauddin Training Centre kampus UIN ini akan menghadirkan Ketua DPR RI, Marzuki Alie, Ketua Apkasi, Muhammad Isron Noer, Direktur INSIST/Direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldum Bogor, Adian Husain, Pakar Peradaban Islam, Suharsono, pakar ekonomi dan peradaban Sulsel, Prof Halide serta sejumlah penanggap dari ormas Islam.
Tasmin menambahkan bahwa, dialog yang digelar di Makassar ini merupakan rangkaian roadshow dialog tentang peradaban yang digelar Hidayatullah. Sebelum di Makassar, Hidayatullah sudah menggelar dialog yang sama di kota Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia.
Meski akan mencoba mencari rekomendasi tentang pemerintahan yang bermartabat, Tasmin menegaskan bahwa dialog ini tidak ada kaitannya dengan wacana pilgub 2013 di Sulsel. Keputusan menghadirkan Marzuki Alie semata-mata untuk memberikan gambaran bagaimana pemerintahan yang bermartabat menurut kacamata parlemen.
"Diskusi ini tidak ada kaitannya dengan politik, makanya kita tidak undang gubernur dan wali kota karena jangan sampai di artikan lain. Kalau pun besok ada Aziz Qahhar Mudzakkar hadir, itu tidak lebih sebagai pembina Hidayatullah," tambahnya.
Selain melakukan dialog di sejumlah kota terkait itu peradaban ini, Hidayatullah juga melakukan sosialisasi dan aksi-aksi peradaban. Misalnya saja mendirikan INISIASI. Apalagi menurut dia, masih muncul banyak pertanyaan mengenai peradaban seperti apa yang ingin diwujudkan. Makanya, dialog peradaban ini diharapkan menjawab berbagai pertanyaan tersebut. (hamsah umar)
Melalui lembaga yang didirikan Hidayatullah, Institute for Islamic Civilization Studies and Development (Inisiasi), Hidayatullah menggelar dialog peradaban dengan tema Membangun Indonesia Unggul dan Bermartabat.
"Dialog ini coba kita rumuskan sebuah rekomendasi untuk menjadikan pemerintahan Sulsel lebih unggul dan bermartabat. Pemerintahan bermartabat ini kita harapkan dijadikan cerminan bangsa dan Sulsel menjadi lebih baik," jelas Ketua Bidang Dakwah dan Pengkaderan DPP Hidayatullah, Tasmin Latif, saat memberikan keterangan pers, Minggi, 4 Maret.
Rekomendasi bagaimana menghadirkan pemerintahan yang bermartabat ini nantinya akan disodorkan kepada pemprov Sulsel, pemkot Makassar, ormas, partai politik dan sejumlah pihak lainnya. Menurutnya, ketika isu pemerintahan beradab bisa dihadirkan di pemerintahan, maka pemerintahan akan menjadi lebih baik dan bebas korupsi.
Dialog yang digelar Alauddin Training Centre kampus UIN ini akan menghadirkan Ketua DPR RI, Marzuki Alie, Ketua Apkasi, Muhammad Isron Noer, Direktur INSIST/Direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldum Bogor, Adian Husain, Pakar Peradaban Islam, Suharsono, pakar ekonomi dan peradaban Sulsel, Prof Halide serta sejumlah penanggap dari ormas Islam.
Tasmin menambahkan bahwa, dialog yang digelar di Makassar ini merupakan rangkaian roadshow dialog tentang peradaban yang digelar Hidayatullah. Sebelum di Makassar, Hidayatullah sudah menggelar dialog yang sama di kota Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia.
Meski akan mencoba mencari rekomendasi tentang pemerintahan yang bermartabat, Tasmin menegaskan bahwa dialog ini tidak ada kaitannya dengan wacana pilgub 2013 di Sulsel. Keputusan menghadirkan Marzuki Alie semata-mata untuk memberikan gambaran bagaimana pemerintahan yang bermartabat menurut kacamata parlemen.
"Diskusi ini tidak ada kaitannya dengan politik, makanya kita tidak undang gubernur dan wali kota karena jangan sampai di artikan lain. Kalau pun besok ada Aziz Qahhar Mudzakkar hadir, itu tidak lebih sebagai pembina Hidayatullah," tambahnya.
Selain melakukan dialog di sejumlah kota terkait itu peradaban ini, Hidayatullah juga melakukan sosialisasi dan aksi-aksi peradaban. Misalnya saja mendirikan INISIASI. Apalagi menurut dia, masih muncul banyak pertanyaan mengenai peradaban seperti apa yang ingin diwujudkan. Makanya, dialog peradaban ini diharapkan menjawab berbagai pertanyaan tersebut. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar