*10 Terluka, Lima Orang Ditangkap
MAKASSAR, FAJAR--Rusuh Mahasiswa Unhas membuat Rektor Unhas, Prof Idrus Paturusi dan jajarannya kecewa berat. Idrus pun memutuskan untuk melakukan pemecatan terhadap mahasiswa yang terbukti membuat kerusuhan utamanya pelaku pembakaran dan perusakan fasilitas kampus.
Kepastian untuk memecat mahasiswa perusuh ini disepakati setelah rektor dan jajarannya melakukan rapat di Rektorat Unhas Selasa malam hingga Rabu dini hari. Pertemuan itu juga dihadiri, Kapolda Sulsel, Irjen Johny Wainal Usman, Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto dan pimpinan fakultas Unhas. Pertemuan berlangsung di ruang pertemuan rektor.
Pihak kepolisian sendiri menyarankan agar Unhas bertindak tegas terhadap mahasisnya yang melakukan pelanggaran akademik. Pasalnya, jika kerusuhan seperti ini terus dibiarkan tanpa sanksi terhadap mahasiswa, maka kasus serupa akan terus terjadi ke depan. Makanya, pihak Unhas berkomitmen untuk mengeluarkan mahasiswa yang terbukti bersalah. "Mahasiswa yang bersalah akan kita beri sanksi tegas," kata Idrus.
Idrus juga mengimbau kepada semua pimpinan Fakultas di Unhas untuk berperan aktif dan menenangkan mahasiswanya, untuk tidak terlibat tawuran seperti yang terjadi dua hari terakhir. Selain itu, dia juga berharap pihak kepolisian untuk melakukan proses hukum terhadap mahasiswa yang ditengarai melakukan pelanggaran pidana.
Pembantu Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam menegaskan bahwa perusakan hingga pembakaran fasilitas kampus yang dilakukan mahasiswa, adalah merupakan pelanggaran berat yang tidak bisa lagi ditoleransi. "Ini merupakan pelanggaran berat karena telah melakukan perusakan media negara. Kampus itu kan media negara. Belum lagi, mereka telah merusak morah mahasiswa," tegas Nasaruddin.
Unhas sendiri, bergerak cepat untuk mengusut perusuh mahasiswa. Salah satunya adalah membentuk Komisi Disiplin (Komdis) yang melibatkan setiap fakultas yang mahasiswanya terlibat, serta komdis dari universitas. Dari fakultas sendiri, jumlah anggota komdis yang dilibatkan sepuluh orang.
Komdis yang dibentuk universitas ini diharapkan bekerja maksimal untuk mengusut dan mengungkap siapa saja mahasiswa yang melakukan perusakan dan pembakaran fasilitas kampus. Bahkan, rektorat menargetkan kerja komdis ini sudah bisa membuahkan hasil maksimal dalam satu pekan ini.
Nasaruddin mengungkap, sejauh ini pihak rektorat sudah mengidentifikasi sedikitnya delapan mahasiswa yang terindikasi kuat sebagai perusuh utamanya pelaku perusakan dan pembakaran fasilitas kampus. "Tiga orang pada bentrokan hari pertama, sementara hari kedua lima orang," kata Nasaruddin.
Dia menegaskan, mahasiswa yang terindikasi kuat melakukan pelanggaran ini tertangkap kamera dari pihak kampus, termasuk dari petugas keamanan."Kita juga berharap ada kerja sama dari media, sehingga semua mahasiswa yang terlibat kita bisa identifikasi," imbuhnya.
Terhadap pemicu bentrokan yang dimulai dari ulah senior yang mengganggu mahasiswa baru, Nasaruddin menegaskan bahwa ke depan proses penerimaan mahasiswa baru akan dievaluasi total mulai dari seleksi hingga pengembangan karakter dan lokakarnya. Mahasiswa yang diterima kata dia tidak sekadar mengacu intelektual, tapi juga harus memiliki karakter yang baik.
Kapolrestabes Makassar, Komber Erwin Triwanto yang ditemui terpisah menegaskan bahwa, mahasiswa perusuh yang terbukti akan diproses sesuai hukum yang berlaku. "Kita akan proses mereka, begitu juga sudah ada kesepakatan dengan kampus untuk menindak tegas mahasiswanya," kata Erwin.
Terhadap mahasiswa yang melakukan pembakaran fasilitas kampus hingga sepeda motor mahasiswa, Erwin mengaku kalau polisi saat ini masih melakukan penyelidikan. Dia juga berharap, dokumentasi yang dilakukan pihak kampus diharapkan bisa membantu polisi mengungkap mahasiswa yang melakukan perusakan dan pembakaran.
Dalam kasus bentrok antarfakultas di Unhas ini, polisi menangkap lima orang di Fakultas Teknik Unhas, kemarin. Kelima orang yang ditangkap ini terdiri dari tiga mahasiswa, satu asisten dosen, dan satu alumni Fakultas Teknik. Kelima orang tersebut langsung digelandang ke Polrestabes Makassar dengan dugaan kepemilikan senjata tajam.
"Saat kita melakukan penyisiran, di salah satu ruangan laboratorium Fakultas Teknik ditemukan senjata tajam jenis papporo. Lima orang ini ada di ruangan itu. Makanya, diduga sebagai pemilik makanya kita amankan," kata Erwin.
Lima orang yang ditangkap di Fakultas Teknik karena dugaan kepemilikan senjata tajam yakni Adri, Iksan, Ari, Suparman, dan Irfan. Begitu diamankan, mereka langsung digelandang ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan intensif.
Penyisiran kampus yang dilakukan polisi kemarin dipimpin langsung kapolrestabes dengan melibatkan sedikitnya 200 polisi, termasuk satu kompi Brimob Polda Sulsel. Ratusan polisi ini menyisir semua ruangan di setiap fakultas untuk menemukan senjata tajam yang digunakan mahasiswa berkelahi.
Dalam penyisiran ini, seratusan senjata tajam berbagai jenis berhasil disita petugas kepolisian. Senjata tajam itu berupa 25 bom melotov, 8 senjata rakitan jenis papporo, 16 busur, 51 anak panah, 1 senapan angin, 1 badik, 8 parang, 5 tombak, 1 samurai, 1 sangkur, 1 kanton korek api pemicu papporo, dan sejumlah senjata tajam lainnya.
Berdasarkan pengamatan FAJAR, sejumlah sajam yang disita polisi itu banyak yang baru saja dirakit mahasiswa seperti tombak. Tombak dan sajam mahasiswa ini terlihat baru dilas. Diduga keras, sajam tersebut diproduksi mahasiswa di dalam kampus.
Sementara itu, jumlah mahasiswa yang terluka dalam bentrokan ini diketahui sebanyak sepuluh orang. Para mahasiswa yang terluka ini dirawat di RS Wahidin dan RS Ibnu Sina. Mereka yang terluka diketahui bernama Kaisar, Rony, Rizal, Musafir, Wahyu kelimanya dirawat di Wahidin.
Sementara yang dirawat di Ibnu Sina diketahui Haerul (21) Mahasiswa Tehnik, Haeruddin (21) Mahasiswa Tehnik Elektro, Firman (22) Mahasiswa Tehnik, Ikran (23) Mahasiswa Tehnik, dan Muh Ayat (23) mahasiswa Tehnik.(hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar