*Survei Cabup Golkar di Takalar
MAKASSAR, FAJAR--Kegiatan survei idealnya berlangsung rahasia alias tidak diketahui pihak berkepentingan. Namun itu tidak terjadi pada survei cabup Golkar Takalar.
Survei terakhir yang dilakukan DPP Golkar pascahasil survei Indobarometer dianggap batal karena dianggap ganjal, kembali menuai masalah. Survei yang disebut-sebut dilakukan oleh PT Lingkaran Survei Indonesia (PT LSI) juga tidak mulus. Survei ini bocor hingga mengakibatkan surveyor (petugas survei) diintervensi aparat di desa.
Lebih fatal lagi, tenaga survei yang ditunjuk lembaga yang dipercaya oleh Golkar itu diinapkan di rumah salah seorang kepala desa pada salah satu desa di Kecamatan Galesong. Sebagai bentuk rekayasa, data-data yang disampaikan kepada petugas survei juga banyak direkayasa yang diduga untuk menguntungkan pihak tertentu.
Tidak ingin lembaganya tercitra buruk, lembaga yang ditunjuk DPP Golkar tersebut memutuskan menarik diri dari proses survei di Golkar. Ini tentu saja membuat pusing DPP Golkar apalagi tahapan pemilukada Golkar Takalar sudah dekat. Kalau tidak ada halangan, bulan depan pendaftaran calon sudah dimulai.
Opsi pun mulai berkembang. Ada yang menyebut DPP akan berpedoman pada survei terakhir atau survei yang dilakukan Indobarometer yang mengunggulkan Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim. Begitu juga menjadikan survei pertama dan kedua yang unggulkan Burhanuddin Baharuddin akan dijadikan patokan DPP. Sambil melihat survei pembanding beberapa survei sebelumnya.
Korwil Takalar DPD Golkar Sulsel, Hoist Bachtiar yang dikonfirmasi terkait adanya intervensi aparat terhadap lembaga survei yang ditunjuk DPP Golkar tidak menampik hal itu. "Saya dengan ada seperti itu, kabar terakhir akan menunjuk tim survei lain," kata Hoist.
Hoist mengaku tidak mengerti dengan kejadian ini atau bocornya survei yang dilakukan DPP di Takalar. Padahal kalau dilakukan dengan benar atau tidak ada pihak internal yang membocorkan, survei tersebut tidak mungkin akan diketahui aparat setempat.
"Saya tidak menuduh ada yang bocorkan tapi logikanya seperti itu. Padahal yang diinginkan Golkar adalah adanya keterlibaan masyarakat secara awal. Artinya calon Golkar memang sudah tidak asing di masyarakat. Tapi kalau ada permainan jadinya kacau. Khawatirnya kita, kalau salah menentukan cabup kita malah tidak bisa mencapai tujuan yang ingin diraih," tandas Hoist.
Soal wacana DPP akan mengambil survei Indobarometer, Hoist menegaskan Golkar tidak mungkin menjadikan survei yang sudah dibatalkan itu sebagai acuan. Lebih memungkinkan ketika menggunakan survei lain untuk melakukan survei ulang yang benar-benar rahasia.
Fungsionaris Golkar Sulsel, Burhanuddin Baharuddin yang juga kandidat bupati di Golkar menyesalkan terjadinya intervensi aparat terhadap lembaga survei yang ditunjuk Golkar. Hanya saja, dia enggan menanggapi terlalu jauh mengenai masalah tersebut.
"Saya lebih baik fokus dan menunggu jadwal fit and propert test dari DPP terhadap kandidat cabup-cawabup yang telah mendaftar di Golkar. Yang pasti intervensi lembaga survei terakhir memang ada," tandas Burhanuddin. (hamsah umar)
MAKASSAR, FAJAR--Kegiatan survei idealnya berlangsung rahasia alias tidak diketahui pihak berkepentingan. Namun itu tidak terjadi pada survei cabup Golkar Takalar.
Survei terakhir yang dilakukan DPP Golkar pascahasil survei Indobarometer dianggap batal karena dianggap ganjal, kembali menuai masalah. Survei yang disebut-sebut dilakukan oleh PT Lingkaran Survei Indonesia (PT LSI) juga tidak mulus. Survei ini bocor hingga mengakibatkan surveyor (petugas survei) diintervensi aparat di desa.
Lebih fatal lagi, tenaga survei yang ditunjuk lembaga yang dipercaya oleh Golkar itu diinapkan di rumah salah seorang kepala desa pada salah satu desa di Kecamatan Galesong. Sebagai bentuk rekayasa, data-data yang disampaikan kepada petugas survei juga banyak direkayasa yang diduga untuk menguntungkan pihak tertentu.
Tidak ingin lembaganya tercitra buruk, lembaga yang ditunjuk DPP Golkar tersebut memutuskan menarik diri dari proses survei di Golkar. Ini tentu saja membuat pusing DPP Golkar apalagi tahapan pemilukada Golkar Takalar sudah dekat. Kalau tidak ada halangan, bulan depan pendaftaran calon sudah dimulai.
Opsi pun mulai berkembang. Ada yang menyebut DPP akan berpedoman pada survei terakhir atau survei yang dilakukan Indobarometer yang mengunggulkan Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim. Begitu juga menjadikan survei pertama dan kedua yang unggulkan Burhanuddin Baharuddin akan dijadikan patokan DPP. Sambil melihat survei pembanding beberapa survei sebelumnya.
Korwil Takalar DPD Golkar Sulsel, Hoist Bachtiar yang dikonfirmasi terkait adanya intervensi aparat terhadap lembaga survei yang ditunjuk DPP Golkar tidak menampik hal itu. "Saya dengan ada seperti itu, kabar terakhir akan menunjuk tim survei lain," kata Hoist.
Hoist mengaku tidak mengerti dengan kejadian ini atau bocornya survei yang dilakukan DPP di Takalar. Padahal kalau dilakukan dengan benar atau tidak ada pihak internal yang membocorkan, survei tersebut tidak mungkin akan diketahui aparat setempat.
"Saya tidak menuduh ada yang bocorkan tapi logikanya seperti itu. Padahal yang diinginkan Golkar adalah adanya keterlibaan masyarakat secara awal. Artinya calon Golkar memang sudah tidak asing di masyarakat. Tapi kalau ada permainan jadinya kacau. Khawatirnya kita, kalau salah menentukan cabup kita malah tidak bisa mencapai tujuan yang ingin diraih," tandas Hoist.
Soal wacana DPP akan mengambil survei Indobarometer, Hoist menegaskan Golkar tidak mungkin menjadikan survei yang sudah dibatalkan itu sebagai acuan. Lebih memungkinkan ketika menggunakan survei lain untuk melakukan survei ulang yang benar-benar rahasia.
Fungsionaris Golkar Sulsel, Burhanuddin Baharuddin yang juga kandidat bupati di Golkar menyesalkan terjadinya intervensi aparat terhadap lembaga survei yang ditunjuk Golkar. Hanya saja, dia enggan menanggapi terlalu jauh mengenai masalah tersebut.
"Saya lebih baik fokus dan menunggu jadwal fit and propert test dari DPP terhadap kandidat cabup-cawabup yang telah mendaftar di Golkar. Yang pasti intervensi lembaga survei terakhir memang ada," tandas Burhanuddin. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar