MAKASSAR, FAJAR--Setelah menyosialisasikan pemanfaatan electronic voting (e-voting) sebagai persiapan di pilwalkot Makassar, KPU saat ini tengah merancang sistem pendataan daftar pemilih tetap (DPT) berbasis internet.
Sistem ini akan membuat DPT yang dibuat KPU Makassar bisa dengan mudah mendeteksi berbagai persoalan klasik seperti pemilih ganda, pemilih tak
terdaftar, pemilih tak bersyarat atau pemilih yang sudah meninggal tapi masih terdaftar.
Untuk langkah awal, KPU Makassar akan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk merancang teknologinya. "Kita awali dengan membuat DPT yang terpasang di website KPU.Setiap orang bisa mengaksesnya untuk mengecek keberadaannya dalam DPT. Tinggal mengetik nama dan beberapa identitas lainnya, ia sudah bisa memastikan namanya ada dalam DPT tanpa perlu lagi mencarinya di PPS atau di KPU," jelas anggota KPU Makassar, Nurmal Idrus, Minggu, 29 April.
DPT online ini juga bisa memberikan banyak informasi kepada
masyarakat. Misalkan saja jika seorang pemilih tidak tahu di TPS mana akan memilih, sistem akan memberitahunya. Selain menggandeng BPPT, KPU
Makassar telah belajar menjalankan sistem ini di KPU Provinsi Bali yang lebih awal menerapkan teknologi ini.
KPU Makassar juga tengah mempersiapkan sistem teknologi untuk pemetaan tempat pemungutan suara (TPS) berbasis internet dengan menggunakan fasilitas Google Map. Sistem ini akan membuat KPU
Makassar dengan mudah mendeteksi setiap perkembangan terbaru dari TPS sebelum, saat dan setelah pemilihan.
"Sistem ini akan memberikan informasi kepada kita tentang batas
wilayah TPS, lokasi TPS, bahkan sampai jumlah pemilih pada setiap
rumah tangga di Makassar," tandas Nurmal.
Fasilitas ini dimungkinkan dilakukan oleh KPU Makassar dengan
menggunakan fasilitas Google Map. Dengan inovasi cerdas, peta wilayah
yang direkam lewat proses pencitraan satelit dari Google akan
mengcover seluruh wilayah Makassar. Dari situ, KPU Makassar bisa
dengan mudah mendeteksi segala sesuatu yang berkaitan dengan pemilihan
di wilayah Makassar. (hamsah umar)
Sistem ini akan membuat DPT yang dibuat KPU Makassar bisa dengan mudah mendeteksi berbagai persoalan klasik seperti pemilih ganda, pemilih tak
terdaftar, pemilih tak bersyarat atau pemilih yang sudah meninggal tapi masih terdaftar.
Untuk langkah awal, KPU Makassar akan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk merancang teknologinya. "Kita awali dengan membuat DPT yang terpasang di website KPU.Setiap orang bisa mengaksesnya untuk mengecek keberadaannya dalam DPT. Tinggal mengetik nama dan beberapa identitas lainnya, ia sudah bisa memastikan namanya ada dalam DPT tanpa perlu lagi mencarinya di PPS atau di KPU," jelas anggota KPU Makassar, Nurmal Idrus, Minggu, 29 April.
DPT online ini juga bisa memberikan banyak informasi kepada
masyarakat. Misalkan saja jika seorang pemilih tidak tahu di TPS mana akan memilih, sistem akan memberitahunya. Selain menggandeng BPPT, KPU
Makassar telah belajar menjalankan sistem ini di KPU Provinsi Bali yang lebih awal menerapkan teknologi ini.
KPU Makassar juga tengah mempersiapkan sistem teknologi untuk pemetaan tempat pemungutan suara (TPS) berbasis internet dengan menggunakan fasilitas Google Map. Sistem ini akan membuat KPU
Makassar dengan mudah mendeteksi setiap perkembangan terbaru dari TPS sebelum, saat dan setelah pemilihan.
"Sistem ini akan memberikan informasi kepada kita tentang batas
wilayah TPS, lokasi TPS, bahkan sampai jumlah pemilih pada setiap
rumah tangga di Makassar," tandas Nurmal.
Fasilitas ini dimungkinkan dilakukan oleh KPU Makassar dengan
menggunakan fasilitas Google Map. Dengan inovasi cerdas, peta wilayah
yang direkam lewat proses pencitraan satelit dari Google akan
mengcover seluruh wilayah Makassar. Dari situ, KPU Makassar bisa
dengan mudah mendeteksi segala sesuatu yang berkaitan dengan pemilihan
di wilayah Makassar. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar