*Survei CRC
MAKASSAR, FAJAR--Kharisma dan ketokohan mantan wakil presiden RI, Jusuf Kalla (JK) di kampung halamannya Sulsel sangat signifikan. JK bahkan menjadi idola besar rakyat Sulsel menjadi calon presiden (capres) 2014.
Fakta bahwa Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat ini diidolakan menjadi capres pada pemilu mendatang, tergambar dari hasil survei yang dilansir Celebes Research Center (CRC), di Hotel Sahid Makassar, Jumat, 13 April. Pemaparan survei oleh Direktur Eksekutif CRC, Herman Heizer ini dihadiri dosen sosiologi FISIP Unhas, Dr Darwis dan Ketua Biro Pemenangan Pemilu DPD olkar Sulsel, Subhan J Mappaturung.
Survei CRC yang dilakukan Maret lalu ini digelar di 24 kabupaten/kota di Sulsel, dengan melibatkan sedikitnya 820 responden dengan penarikan sampel secara acak. Jumlah sampel tersebut memiliki toleransi kesalahan 3,5 persen pada selang kepercayaan 95 persen. Metode survei metode wawancara dan tata muka langsung menggunakan kuesioner.
Tingkat dukungan JK menjadi presiden mendatang cukup tinggi. Dalam simulasi daftar nama (19) JK unggul di atas 60 persen. Simulasi sejumlah nama seperti Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarno Putri, Surya Paloh, Puang Maharani, Hidayat Nurwahid, Sri Sultan Hamengkubowono X dan sejumlah tokoh nasional lainnya JK tetap mendapat dukungan fantastik dengan dukungan 60 persen.
Ketika disimulasi enam nama, JK mendapat dukungan hingga 67 persen, simulasi lima nama mencapai 68 persen, simulasi tiga nama 75 persen, sementara ketika head to head dengan Prabowo Subianto JK juga unggul 75 persen, sementara Prabowo hanya 9 persen.
"Dalam simulasi lanjutan dengan pengerucutan nama, dukungan terhadap JK selalu tertinggi bahkan menguat. Ini menunjukkan bahwa JK sangat diinginkan menjadi presiden 2014. Meski pemilih utama ada di Jawa, namun dukungan di kampung sendiri ini cukup mengembirakan," kata Herman.
Herman bahkan menyebut, masyarakat Sulsel terkesan ragu-ragu memilih calon presiden ketika JK tidak maju di pilpres mendatang. Menurutnya, ada sekitar 40 persen masyarakat Sulsel memilih tidak menjawab ketika nama JK dihilangkan.
Masih berdasar survei CRC, dukungan JK berbasis partai di Sulsel menunjukkan bahwa lima partai besar juga sangat menginginkan JK menjadi presiden. Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan memiliki dukungan sama besar yakni 71 persen. Demokrat 56 persen, PAN 55 persen, PKS 40 persen, lainnya 56 persen dan 46 persen tidak menjawab atau rahasia.
"Jadi partai unggulan yang ada di Sulsel sangat mendukung JK utamanya basis massa Golkar dan PPP. Begitu juga basis massa nonpartisan juga sangat kuat," tambah Herman.
Kendati sangat diidolakan masyarakat Sulsel, JK kurang mendapat dukungan di Selayar, Tana Toraja, dan Taroja Utara. Di tiga kabupaten ini, JK kalah dari Hatta Rajasa (Selayar) dan Megawati dan Prabowo (Toraja Utara dan Tana Toraja). Dukungan tertinggi diperoleh JK dari Jeneponto dan Enrekang 85 persen, Parepare 80 persen, begitu juga daerah lainnya.
Dosen Sosiologi FISIF Unhas, Dr Darwis menandaskan survei CRC tersebut sangat dapat dipercaya. "Sebenarnya, tanpa survei pun orang Sulsel pasti mendukung JK jadi presiden," tandas Darwis.
Modal Sosial
Dukungan terhadap JK untuk menjadi capres di 2014 mendatang ini cukup beralasan. Darwis melihat modal sosial yang dimiliki JK saat ini menjadi hal paling penting tidak hanya di Sulsel tapi juga diluar Sulsel. Apalagi pascawapres, JK tampil sebagai Ketua PMI Pusat dan banyak melakukan kegiatan yang memberikan pengaruh terhadap sosok JK.
Bahkan, tampilnya JK sebagai Ketua PMI semakin menyakinkan masyarakat Indonesia bahwa JK memiliki kapasitas dan kemampuan untuk memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik di masa mendatang.
"JK memang memiliki perjalanan panjang dalam kegiatan sosial. Dan ini adalah modal utama. Sosok JK ini juga akan sangat berpengaruh pada partai di pilgub maupun pilpres sendiri. Jelaka bagi Golkar kalau sampai mengabaikan JK," kata Darwis.
Soal posisi Golkar Sulsel, Darwis menilai bahwa Golkar Sulsel tidak memiliki keberanian untuk memunculkan nama JK apalagi sampai mengajukannya ke arena rapimnas Golkar mendatang. Itu karena DPD Golkar Sulsel takut dengan Ketua DPP Golkar, Aburizal Bakrie yang cenderung ingin harga mati dicapreskan Golkar.
Kepala Biro Pemenangan Pemilu DPD Golkar Sulsel, Subhan J Mappaturung mengaku dukungan masyarakat Sulsel terhadap JK bukan suatu yang mengejutkan Golkar. Apalagi kondisi itu tidak jauh beda dengan dukungan yang dimiliki JK pada pemilu sebelumnya.
Yang pasti menurut dia, sosok JK bagi Subhan tidak bisa diabaikan oleh Golkar. Apalagi pascawapres, tidak ada kemajuan yang bisa dicapai Sulsel termasuk pembangunan infrastruktur yang disokong oleh pemerintah pusat.
"Kita tidak buta dengan fakta ini. Perlu ditahu bahwa sejak 2009 sampai sekarang tidak ada peningkatan di Sulsel termasuk infrastruktur dari pusat setelah JK. Jadi sosok JK tidak bisa diabaikan bahkan wajib hukumnya untuk diperjuangkan. Kalau Golkar Sulsel yang abaikan, malah kita jadi aneh," tandas Subhan.
Subhan menepis tidak adanya keberanian Golkar Sulsel memunculkan JK di internal Golkar sebagai capres. Sekalipun nantinya akan berbeda dengan suara mayoritas Golkar di rapimnas, Golkar berupaya untuk memunculkan JK termasuk meminta namanya masuk survei internal Golkar.
"Apalagi di Indonesia Timur saya kira dukungan terhadap JK juga cukup kuat. Dan perlu kita ketahui bahwa JK itu tidak bisa dipisahkan dengan Syahrul," tandasnya.
Subhan juga menandaskan bahwa Golkar Sulsel sejauh ini belum melakukan pleno membahas mengenai capres Golkar. Ketika Golkar sudah melakukan pleno, tidak mungkin kata dia hanya memunculkan Ical sebagai capres yang akan diajukan ke rapimnas.
Dalam penentuan capres, Golkar berharap mekanisme partai di tingkat nasional berjalan sebagaimana di daerah. Salah satunya adalah melalui survei. Yang pasti, ketika hanya melalui rapimnas, JK sudah pasti tidak bakal mendapat tempat di partai berlambang pohon beringin ini. (hamsah umar)
Basis Dukungan JK di Sulsel:
Menurut jenis kelamin:
Laki-laki 61 persen
Perempuan 60 persen
Menurut Usia:
Di bawah 20 tahun 66 persen
21-30 tahun 69 persen
31-40 tahun 58 persen
41-50 tahun 61 persen
Di atas 50 tahun 55 persen
Menurut Suku Bangsa:
Bugis 67 persen
Makassar 68 persen
Toraja 14 persen
Luwu 67 persen
Jawa 45 persen
Menurut Pendidikan:
SD 60 persen
SMP 68 persen
SMA 55 persen
Universitas 58 persen
Kabupaten/Kota:
Selayar 20 persen
Bulukumba 70 persen
Bantaeng 40 persen
Jeneponto 85 persen
Takalar 73,3 persen
Gowa 73,3 persen
Sinjai 70 persen
Maros 56,7 persen
Pangkep 73,3 persen
Barru 50 persen
Bone 62,9 persen
Soppeng 55 persen
Wajo 67,5 persen
Sidrap 76,7 persen
Pinrang 52,5 persen
Enrekang 85 persen
Tana Toraja 10 persen
Toraja Utara 20 persen
Luwu 47,5 persen
Luwu Utara 70 persen
Luwu Timir 43,3 persen
Makassar 56,2 persen
Parepare 80 perse
Palopo 70 persen
MAKASSAR, FAJAR--Kharisma dan ketokohan mantan wakil presiden RI, Jusuf Kalla (JK) di kampung halamannya Sulsel sangat signifikan. JK bahkan menjadi idola besar rakyat Sulsel menjadi calon presiden (capres) 2014.
Fakta bahwa Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat ini diidolakan menjadi capres pada pemilu mendatang, tergambar dari hasil survei yang dilansir Celebes Research Center (CRC), di Hotel Sahid Makassar, Jumat, 13 April. Pemaparan survei oleh Direktur Eksekutif CRC, Herman Heizer ini dihadiri dosen sosiologi FISIP Unhas, Dr Darwis dan Ketua Biro Pemenangan Pemilu DPD olkar Sulsel, Subhan J Mappaturung.
Survei CRC yang dilakukan Maret lalu ini digelar di 24 kabupaten/kota di Sulsel, dengan melibatkan sedikitnya 820 responden dengan penarikan sampel secara acak. Jumlah sampel tersebut memiliki toleransi kesalahan 3,5 persen pada selang kepercayaan 95 persen. Metode survei metode wawancara dan tata muka langsung menggunakan kuesioner.
Tingkat dukungan JK menjadi presiden mendatang cukup tinggi. Dalam simulasi daftar nama (19) JK unggul di atas 60 persen. Simulasi sejumlah nama seperti Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarno Putri, Surya Paloh, Puang Maharani, Hidayat Nurwahid, Sri Sultan Hamengkubowono X dan sejumlah tokoh nasional lainnya JK tetap mendapat dukungan fantastik dengan dukungan 60 persen.
Ketika disimulasi enam nama, JK mendapat dukungan hingga 67 persen, simulasi lima nama mencapai 68 persen, simulasi tiga nama 75 persen, sementara ketika head to head dengan Prabowo Subianto JK juga unggul 75 persen, sementara Prabowo hanya 9 persen.
"Dalam simulasi lanjutan dengan pengerucutan nama, dukungan terhadap JK selalu tertinggi bahkan menguat. Ini menunjukkan bahwa JK sangat diinginkan menjadi presiden 2014. Meski pemilih utama ada di Jawa, namun dukungan di kampung sendiri ini cukup mengembirakan," kata Herman.
Herman bahkan menyebut, masyarakat Sulsel terkesan ragu-ragu memilih calon presiden ketika JK tidak maju di pilpres mendatang. Menurutnya, ada sekitar 40 persen masyarakat Sulsel memilih tidak menjawab ketika nama JK dihilangkan.
Masih berdasar survei CRC, dukungan JK berbasis partai di Sulsel menunjukkan bahwa lima partai besar juga sangat menginginkan JK menjadi presiden. Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan memiliki dukungan sama besar yakni 71 persen. Demokrat 56 persen, PAN 55 persen, PKS 40 persen, lainnya 56 persen dan 46 persen tidak menjawab atau rahasia.
"Jadi partai unggulan yang ada di Sulsel sangat mendukung JK utamanya basis massa Golkar dan PPP. Begitu juga basis massa nonpartisan juga sangat kuat," tambah Herman.
Kendati sangat diidolakan masyarakat Sulsel, JK kurang mendapat dukungan di Selayar, Tana Toraja, dan Taroja Utara. Di tiga kabupaten ini, JK kalah dari Hatta Rajasa (Selayar) dan Megawati dan Prabowo (Toraja Utara dan Tana Toraja). Dukungan tertinggi diperoleh JK dari Jeneponto dan Enrekang 85 persen, Parepare 80 persen, begitu juga daerah lainnya.
Dosen Sosiologi FISIF Unhas, Dr Darwis menandaskan survei CRC tersebut sangat dapat dipercaya. "Sebenarnya, tanpa survei pun orang Sulsel pasti mendukung JK jadi presiden," tandas Darwis.
Modal Sosial
Dukungan terhadap JK untuk menjadi capres di 2014 mendatang ini cukup beralasan. Darwis melihat modal sosial yang dimiliki JK saat ini menjadi hal paling penting tidak hanya di Sulsel tapi juga diluar Sulsel. Apalagi pascawapres, JK tampil sebagai Ketua PMI Pusat dan banyak melakukan kegiatan yang memberikan pengaruh terhadap sosok JK.
Bahkan, tampilnya JK sebagai Ketua PMI semakin menyakinkan masyarakat Indonesia bahwa JK memiliki kapasitas dan kemampuan untuk memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik di masa mendatang.
"JK memang memiliki perjalanan panjang dalam kegiatan sosial. Dan ini adalah modal utama. Sosok JK ini juga akan sangat berpengaruh pada partai di pilgub maupun pilpres sendiri. Jelaka bagi Golkar kalau sampai mengabaikan JK," kata Darwis.
Soal posisi Golkar Sulsel, Darwis menilai bahwa Golkar Sulsel tidak memiliki keberanian untuk memunculkan nama JK apalagi sampai mengajukannya ke arena rapimnas Golkar mendatang. Itu karena DPD Golkar Sulsel takut dengan Ketua DPP Golkar, Aburizal Bakrie yang cenderung ingin harga mati dicapreskan Golkar.
Kepala Biro Pemenangan Pemilu DPD Golkar Sulsel, Subhan J Mappaturung mengaku dukungan masyarakat Sulsel terhadap JK bukan suatu yang mengejutkan Golkar. Apalagi kondisi itu tidak jauh beda dengan dukungan yang dimiliki JK pada pemilu sebelumnya.
Yang pasti menurut dia, sosok JK bagi Subhan tidak bisa diabaikan oleh Golkar. Apalagi pascawapres, tidak ada kemajuan yang bisa dicapai Sulsel termasuk pembangunan infrastruktur yang disokong oleh pemerintah pusat.
"Kita tidak buta dengan fakta ini. Perlu ditahu bahwa sejak 2009 sampai sekarang tidak ada peningkatan di Sulsel termasuk infrastruktur dari pusat setelah JK. Jadi sosok JK tidak bisa diabaikan bahkan wajib hukumnya untuk diperjuangkan. Kalau Golkar Sulsel yang abaikan, malah kita jadi aneh," tandas Subhan.
Subhan menepis tidak adanya keberanian Golkar Sulsel memunculkan JK di internal Golkar sebagai capres. Sekalipun nantinya akan berbeda dengan suara mayoritas Golkar di rapimnas, Golkar berupaya untuk memunculkan JK termasuk meminta namanya masuk survei internal Golkar.
"Apalagi di Indonesia Timur saya kira dukungan terhadap JK juga cukup kuat. Dan perlu kita ketahui bahwa JK itu tidak bisa dipisahkan dengan Syahrul," tandasnya.
Subhan juga menandaskan bahwa Golkar Sulsel sejauh ini belum melakukan pleno membahas mengenai capres Golkar. Ketika Golkar sudah melakukan pleno, tidak mungkin kata dia hanya memunculkan Ical sebagai capres yang akan diajukan ke rapimnas.
Dalam penentuan capres, Golkar berharap mekanisme partai di tingkat nasional berjalan sebagaimana di daerah. Salah satunya adalah melalui survei. Yang pasti, ketika hanya melalui rapimnas, JK sudah pasti tidak bakal mendapat tempat di partai berlambang pohon beringin ini. (hamsah umar)
Basis Dukungan JK di Sulsel:
Menurut jenis kelamin:
Laki-laki 61 persen
Perempuan 60 persen
Menurut Usia:
Di bawah 20 tahun 66 persen
21-30 tahun 69 persen
31-40 tahun 58 persen
41-50 tahun 61 persen
Di atas 50 tahun 55 persen
Menurut Suku Bangsa:
Bugis 67 persen
Makassar 68 persen
Toraja 14 persen
Luwu 67 persen
Jawa 45 persen
Menurut Pendidikan:
SD 60 persen
SMP 68 persen
SMA 55 persen
Universitas 58 persen
Kabupaten/Kota:
Selayar 20 persen
Bulukumba 70 persen
Bantaeng 40 persen
Jeneponto 85 persen
Takalar 73,3 persen
Gowa 73,3 persen
Sinjai 70 persen
Maros 56,7 persen
Pangkep 73,3 persen
Barru 50 persen
Bone 62,9 persen
Soppeng 55 persen
Wajo 67,5 persen
Sidrap 76,7 persen
Pinrang 52,5 persen
Enrekang 85 persen
Tana Toraja 10 persen
Toraja Utara 20 persen
Luwu 47,5 persen
Luwu Utara 70 persen
Luwu Timir 43,3 persen
Makassar 56,2 persen
Parepare 80 perse
Palopo 70 persen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar