MAKASSAR, FAJAR--Ketua Komite Perjuangan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar mengaku sedih perda keagamaan di Sulsel mandek alias tidak berjalan.
Kesedihan Aziz karena beberapa perda keagamaan di Sulsel tidak berjalan ini cukup beralasan. Pasalnya, KPPSI yang merupakan organisasi yang konsen membangun morah bangsa ini, termasuk salah satu pendorong lahirnya perda keagamaan pada masa pemerintahan Amin Syam sebagai gubernur Sulsel.
"Terus terang saya sedih perda keagamaan tidak berjalan. Padahal itu pernah berjalan dengan baik pada saat Amin Syam gubernur. Ini bukan kampanye negatif, tapi terus terang saya sedih karena KPPSI juga termasuk yang mendorong itu," tandas Aziz, Selasa, 10 April lalu.
Salah satu perda keagamaan yang mandek di mata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sulsel ini adalah perda tentang pemberantasan buta aksara Alquran. Sejauh ini, perda tersebut sudah tidak ada lagi gaungnya padahal ketika perda ini dijalankan dengan baik, dampak positifnya terhadap generasi muda di Sulsel sangat positif.
Paling tidak, masyarakat Sulsel akan terdorong untuk belajar membaca Alquran tidak hanya terbatas pada anak-anak usia sekolah tapi semua kalangan. Apalagi dengan memahami Alquran dengan baik akan memperkuat moral generasi muda yang belakangan ini memang cukup dikhawatirkan tidak hanya di Sulsel tapi di Indonesia pada umumnya.
Aziz yang akan maju di pilgub sebagai calon wakil gubernur mendampingi Ilham Arief Sirajuddin, memang konsen membentuk moral generasi muda yang bermoral salah satunya melalui pendidikan pesantren. Karenanya dia berpendapat perda keagamaan yang pernah dijalankan dengan baik di Sulsel, harusnya berperan dalam membina generasi religius di Sulsel. (hamsah umar)
Kesedihan Aziz karena beberapa perda keagamaan di Sulsel tidak berjalan ini cukup beralasan. Pasalnya, KPPSI yang merupakan organisasi yang konsen membangun morah bangsa ini, termasuk salah satu pendorong lahirnya perda keagamaan pada masa pemerintahan Amin Syam sebagai gubernur Sulsel.
"Terus terang saya sedih perda keagamaan tidak berjalan. Padahal itu pernah berjalan dengan baik pada saat Amin Syam gubernur. Ini bukan kampanye negatif, tapi terus terang saya sedih karena KPPSI juga termasuk yang mendorong itu," tandas Aziz, Selasa, 10 April lalu.
Salah satu perda keagamaan yang mandek di mata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sulsel ini adalah perda tentang pemberantasan buta aksara Alquran. Sejauh ini, perda tersebut sudah tidak ada lagi gaungnya padahal ketika perda ini dijalankan dengan baik, dampak positifnya terhadap generasi muda di Sulsel sangat positif.
Paling tidak, masyarakat Sulsel akan terdorong untuk belajar membaca Alquran tidak hanya terbatas pada anak-anak usia sekolah tapi semua kalangan. Apalagi dengan memahami Alquran dengan baik akan memperkuat moral generasi muda yang belakangan ini memang cukup dikhawatirkan tidak hanya di Sulsel tapi di Indonesia pada umumnya.
Aziz yang akan maju di pilgub sebagai calon wakil gubernur mendampingi Ilham Arief Sirajuddin, memang konsen membentuk moral generasi muda yang bermoral salah satunya melalui pendidikan pesantren. Karenanya dia berpendapat perda keagamaan yang pernah dijalankan dengan baik di Sulsel, harusnya berperan dalam membina generasi religius di Sulsel. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar