Powered By Blogger

Senin, 23 Januari 2012

Calon Golkar Dinanti di Takalar


MAKASSAR, FAJAR--Figur calon bupati yang akan diusung Golkar pada pemilukada Takalar 2012, menjadi hal menarik dan dinanti masyarakat Takalar. Penantian ini menarik karena ada dua figur kuat Golkar yang saat ini sama-sama optimis maju sebagai cabup.
Persepsi ini disampaikan akademisi Unismuh Arqam Azikin dalam diskusi yang digelar Poros Pemuda Indonesia (PPI) Sulsel dan Puspolhankam FISIP Unismuh, di warkop Cappo, Senin, 23 Januari. Diskusi tentang Kualitas Pemilukada Takalar dan Peran Pembangunan Daerah ini menghadirkan akademisi UNM, Dr Ahyar Anwar serta Herman Heizer dari Lembaga Survei Indonesia (LSI).
"Isu yang menarik dan ditunggu-tunggu rakyat Takalar saat ini adalag calon Golkar. Itu karena Golkar merupakan satu-satunya parpol yang memenuhi syarat mengusung calon. Apalagi ada beberapa figurnya," kata Arqam.
Sebagai parpol yang memiliki mekanisme dalam penentuan calon, Arqam berpendapat Golkar tidak boleh mengabaikan mekanisme di partainya sendiri, jika tidak ingin menderita kekalahan. Mekanisme dimaksud yakni penentuan calon berdasarkan hasil survei. Komitmen untuk menaati mekanisme yang ada juga dapat dilihat sebagai bagian dari pendidikan politik yang juga akan menentukan kualitas pemilukada dan pascapemilukada.
"Ketika survei  mengatakan Burhanuddin yang unggul  kemudian yang diusung Golkar di bawahnya, saya berani katakan Golkar bakal menderita kekalahan pada pemilukada. Apalagi survei lembaga-lembaga serta LSI sampai hari ini mengunggulkan Burhanuddin," kata Arqam.
Koordinator LSI Wilayah Sulsel, Herman Heizer dalam diskusi publik ini menyebut Burhanuddin dan Natsir Ibrahim bersaing sebagai kandidat yang paling populer.               Terhadap pemilukada Takalar, Herman menyebutkan hal yang akan menentukan kualitas pemilukada Takalar yakni proses pelaksanaannya, rekruitmen calon yang diusung partai politik, pelaksanaan pemilukada yang komitmen pada aturan, serta kandidat yang terpilih bisa berikan yang terbaik bagi masyarakat bukan sekadar janji politik.
"Soal pemilukada Takalar, 75 persen masyarakat mengaku sudah mengetahuinya. Selain itu, 80 persen masyarakat masih tetap inginkan pemilukada langsung, dan hanya sekitar 5 persen yang inginkan pemilukada dikembalikan melalui mekanisme dewan," kata Herman.
Masyarakat Takalar juga inginkan figur yang mau memperhatikan pembangunan ekonomi yang lebih baik. "Ini merupakan salah satu persoalan di masyarakat pada aspek ekonomi, dimana menurutnya tidak ada kemajuan signifikan," kata Herman.
Sementara Ahyar menyebut bahwa kualitas pemilukada Takalar baru bisa dikatakan berkualitas, jika masyarakat mampu memainkan peran atau menjadi patrol dalam wacana pemilukada. "Kualitas pemilukada tidak bisa diukur kalau masyarakat tidak mampu menjadi patrol," katanya. (hamsah umar)   
           
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar