Powered By Blogger

Selasa, 08 November 2011

FAJAR Pertemukan Keluarga dengan Tajuddin di Taiwan


MAKASSAR, FAJAR---Setelah memendam kerinduan selama delapan tahun terakhir, Nurdiana, istri H Tajuddin bin Ride dalam waktu dekat bakal melepas kerinduannya. Harian FAJAR akan menfasilitasi warga asal Maros ini untuk bertemu suaminya di Taiwan.
Kendati pertemuan itu sekadar menjenguk Tajuddin di penjara, namun bagi Nurdiana dan anak-anaknya, rencana tersebut akan sangat berarti. Apalagi sudah delapan tahun terakhir dia tidak pernah bertemu lagi dengan terpidana seumur hidup di negeri orang  itu.
Sebelumnya, pertemuan pasangan suami istri serta anaknya ini dilakukan, Nurdiana terlebih dahulu akan melangsungkan hajatan pernikahan salah seorang anaknya, yang sudah lebih awal dijadwalkan. Untuk memboyong Nurdiana dan anaknya ke Taiwan untuk dipertemukan, sekaligus melakukan upaya pembebasan itu biaya pemberangkatan berupa tiket boleh dibilang sudah siap.
Adalah mantan Direktur BLI, Andi Darussalam Tabusala yang siap untuk menanggung pembelian tiket pesawat ke Taiwan tersebut. Ini ditegaskan ADS saat melakukan pertemuan dengan Direktur Utama PT Media FAJAR, H Syamsu Nur, Wakil Pemimpin Redaksi, Faizal Syam, Direktur Pemasaran, Sahel Abdullah dengan Nurdiana sendiri di Harian Fajar, Senin, 7 November.
Harian FAJAR sebagai media yang menfasilitasi pertemuan sekaligus memperjuangkan kebebasan Tajuddin ini, paling tidak akan ke Taiwan lagi melakukan advokasi. Makanya, dalam kunjungan yang direncanakan ini juga akan diikutkan pengacara. "Setidaknya hingga enam orang berangkat ke sana. Kalau dari keluarga yang akan berangkat istri dan salah seorang anaknya," kata Syamsu Nur.
Wacana itu disambut baik ADS yang datang bersama keluarganya di FAJAR. Pada kesempatan itu, ADS bahkan memberikan bantuan langsung kepada Nurdiana berupa uang tunai yang dibungkus dalam amplop tebal. Sama dengan mantan presiden RI, JK, ADS juga memberikan banyak masukan terhadap upaya yang ditempuh FAJAR dalam mengadvokasi pembebasan Tajuddin yang diduga dipenjara karena salah tangkap.
ADS menyarankan, selain melakukan komunikasi dengan pengacara yang ada di Taiwan, dia juga menyarankan agar FAJAR juga melakukan komunikasi dengan mantan Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong, Agum Gumelar. "Pak Agum ini pernah lama di Taiwan. Jadi saya rasa dia banyak link di sana," imbuh ADS.
Yang pasti, ADS menegaskan bahwa pihaknya siap memberikan bantuan termasuk melakukan komunikasi dengan sejumlah relasi di Taiwan. Menurut dia, dengan saling membantu, diharapkan beban istri Tajuddin ini bisa sedikit diringankan.
Sebagai bentuk keseriusannya untuk memberikan dukungan dalam rangka mengadvokasi nasib Tajuddin yang dipenjara Taipei Prison, ADS juga minta dokumen terkait Tajuddin utamanya tempat mereka selama ini bekerja sebelum ditangkap dan dijebloskan ke penjara. 
"Ini yang harus dicari tahu dulu alamat perusaan tempatnya bekerja, supaya kita lebih mudah melakukan koordinasi dengan pihak yang diperlukan," katanya.
Terhadap persoalan yang dialami anak buah kapal (ABK) asal Maros yang dituduh menjual senjata ilegal berupa 6 pistol beserta 190 itu, FAJAR konsen mengadvokasi apalagi kuat dugaan terpidana seumur hidup di Taiwan ini adalah korban salah tangkap. Tajuddin adalah ABK di perusahaan pelayaran  PT EQUINOX, dengan nama kapal  M/V ACX SWAN.
Sementara, Nurdiana masih terus berharap suaminya bisa bebas. Saat bertemu dengan direksi FAJAR dengan ADS, dia kembali menceritakan bagaimana perihal suaminya ditangkap di Taiwan meski saat itu dia ada di atas kapal. 
Dia juga banyak bercerita tentang perjuangan yang telah dilalui selama ini sekalipun sekadar memastikan keberadaan suaminya, termasuk memastikan kabar suaminya tersebut telah meninggal. 
Dari penuturannya, Nurdiana ini cukup kecewa dengan keberadaan Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), Departemen Perhubungan, maupun pihak perusahaan tempat suaminya bekerja yang menurut dia tidak memberikan dukungan berarti. "Saya pernah ke KPI, tapi ternyata jawabannya tidak tahu menahu.  Pihak PT EQUINOX juga berbelit-belit memberikan informasi," kata Nurdiana.
Bahkan dia menyebut, perusahaan tempat suaminya bekerja tersebut tidak bertanggung jawab terhadap musibah  yang dialami Tajuddin, apalagi informasi saja tidak ada yang diberikan terkecuali kabar palsu yang menyebutkan kapal yang ditumpangi suaminya tenggelam dan Tajuddin tidak ditemukan. (hamsah umar)             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar