Powered By Blogger

Jumat, 14 September 2012

Akhir Konflik Hanura Sulsel


MAKASSAR, FAJAR--DPD Hanura Sulsel siap menata kembali kepengurusan partai setelah lama dilanda konflik internal yang tidak berkesudahan. Pelaksanaan musyawarah daerah luar biasa (musdalub) Hanura Sulsel harus jadi akhir dari kisruh yang terjadi.
Ketua Bidang Media dan Komunikasi Politik DPP Hanura, Akbar Faizal menegaskan dengan dilaksanakannya musdalub DPD Hanura Sulsel di Hotel Boulevard, 13-14 September, harus menjadi pertanda dan penegasan bahwa bibit permusuhan kader Hanura Sulsel harus ditiadakan.
"Per hari ini masalah kita anggap selesai. Apa yang melanda Hanura Sulsel selama ini tidak boleh lagi terulang. Saya ingin katakan bahwa pelaksanaan musdalub ini sangat pamungkas," kata Akbar di sela-sela Musdalub Hanura Sulsel, Kamis, 13 September.
Akbar juga minta agar kisruh yang pernah melanda Hanura Sulsel harus dijadikan sebagai suatu pelatihan bagi kader Hanura, untuk bagaimana berorganisasi dengan baik termasuk dalam menghadapi konflik yang muncul. Akbar minta agar partai Hanura mulai fokus menghadapi agenda politik yang dihadapi yang akan datang.
"Agenda riil kita adalah bagaimana solid mendukung pasangan calon gubernur Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan lolos pemilu pada pemilu 2014 mendatang. Siapa pun yang terpilih sebagai ketua dalam musdalub kali ini, apakah melalui pemilihan atau dengan aklamasi harus didukung penuh," imbuh Akbar.
Korwil Sulawesi DPP Hanura, Chaeruddin Ismail juga berharap dengan dilaksanakannya musdalub Hanura Sulsel ini, berbagai masalah yang dihadapi selama ini harus diakhiri. Partai ini harus ditata dengan baik ke depan sehingga Hanura memiliki kesiapan menghadapi berbagai agenda politik. Pada saat pembukaan musdalub, Chaeruddin juga kembali mempertegas larangan bagi kader Hanura Sulsel, Rahman Halid untuk bertarung di musdalub.
Rahman yang dicekal menjadi ketua Hanura Sulsel mengaku legowo menerima pencekalan dirinya memimpin Hanura kalau dengan alasan untuk kebesaran partai di masa mendatang. Kendati, dia tetap menyesalkan sikap DPP Hanura yang melarangnya untuk memimpin partai ini di Sulsel. "Apa kesalahan saya di Hanura. Sebagai kader saya ingin katakan bahwa pencekalan ini adalah bentuk pengzaliman. Tapi demi partai saya nyatakan tidak maju," kata Rahman.
Dia menyebut, sebelum musdalub digelar, Chaeruddin tercatat tiga kali memanggil secara khusus Rahman yang meminta dirinya tidak bertarung. Rahman juga menepis tudingan DPP bahwa Abbas Selong yang terpilih sebagai Ketua Hanura Sulsel hasil musdalub Bogor adalah bonekanya. "Sebenarnya Chaeruddin yang justru ingin ciptakan boneka di Hanura Sulsel," tandas Rahman. (hamsah umar)                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar