Powered By Blogger

Selasa, 11 September 2012

Apiaty: Semua Kandidat Hebat


*Bantah Hadiri Deklarasi Sayang

MAKASSAR, FAJAR--Istri mantan gubernur Sulsel HM Amin Syam, Apiaty Amin masih belum mau bersikap soal dukungan di pilgub Sulsel 2013 mendatang. Dia tidak ingin dukungan keluarga besarnya menjadi polemik di masyarakat.
"Soal siapa yang saya dukung di pilgub Sulsel 2013, nanti ditentukan di bilik suara. Tidak etis mengatakan sekarang karena kalau menyatakan mendukung calon tertentu, menimbulkan lagi polemik. Saya tidak mau seperti itu, jadi biarlah keluarga Amin Syam menunggu dan melihat perkembangan yang ada," kata Apiaty, Senin, 10 September.
Namun saat ditanya mengenai tiga kandidat gubernur Sulsel saat ini yakni Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Apiaty menilai bahwa ketiga kandidat yang sudah menyatakan siap bertarung ini sama-sama memiliki kelebihan.
"Kalau melihat mereka semua ini tentu saya berpandangan ketiganya hebat semua. Tapi di antara ketiga itu, tentu akan ada yang paling hebay nantinya," kata Apiaty.
Soal isu yang beredar bahwa Apiaty turut menghadiri deklarasi pasangan Sayang di Stadion Andi Mattalatta Minggu malam, Apiaty membantah kabar tersebut. Menurutnya, sebagai pegawai negeri sipil (PNS), dirinya tentu memiliki etika dalam menyikapi perpolitikan di Sulsel saat ini. "Kendati deklarasi dilakukan diluar hari kerja, saya selaku PNS tentu harus tahu diri untuk menjaga etika saya sebagai PNS. Jadi tidak mungkin saya hadiri deklarasi itu," sebut Apiaty.                    
Apalagi bagi dia, PNS sangat dilarang untuk terlibat politik praktis. Kendati saat ini belum ada yang resmi sebagai calon gubernur, namun karena kegiatan tersebut sangat kental dengan pencalonan yakni deklarasi, sehingga dirinya sebagai PNS harus tahu diri.
Bagaimana dengan luka masa lalu?, Apiaty menandaskan sebagai manusia biasa dan beragama, dirinya tidak ingin menyimpan dendam karena hal itu hanya akan merugikan diri sendiri. "Tidak baik juga kalau masa lalu harus disimpan terus. Biarlah itu menjadi bagian dari masalah lalu bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna dan bisa saja khilaf," sebut Apiaty. (hamsah umar)        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar