Powered By Blogger

Selasa, 22 Januari 2013

Opini Publik Perlu Dinetralisir


MAKASSAR, FAJAR--Pilgub Sulsel memasuki tahap paling krusial hari ini. Karena itu, masyarakat Sulsel diharapkan berpartisipasi aktif untuk mengawal pilgub Sulsel damai, termasuk menetralisir opini publik yang berpotensi memicu miskomunikasi.
Harapan ini terungkap dalam pertemuan Forum Dosen Sulsel dan jajaran Polda Sulsel di Grand Clarion & Convention kemarin. Harapan agar opini publik dinetralisir karena hingga masa tenang, sikap saling menyerang dalam bentuk pesan iklan masih menghiasi media cetak di daerah ini.    
"Kelompok independen dan pihak-pihak lain saya kira perlu berupaya menetralisir opini publik. Ini untuk mengatasi dan meminimalisir kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Termasuk saya kira sudah saatnya tokoh nasional Sulsel seperti JK angkat bicara," kata anggota Forum Dosen Sulsel, Azwar Hasan.
Meski tiga cagub sudah sepakat pilgub damai, namun kenyataan masih banyak gejala yang patut diwaspadai utamanya pihak kepolisian. Itu karena masih termanifestasi  pesan yang saling menyerang. Pada hari H misalnya, titik paling krusial yang patut diwaspadai adalah setelah hasil quick count diumumkan oleh lembaga yang menggelar perhitungan cepat.
Pertemuan Forum Dosen ini dihadiri antara lain Adi Suryadi Culla, Hambali Thalib, Arqam Azikin, Akhyar Anwar, Firdaus Muhammad, Muzakkir, Marwan Mas, Kapolda Sulsel Irjen Mudji Waluyo, Kepala Korps Brimob Polri Irjen Unggung Cahyono, Wakapolda Sulsel Brigjen Syahrul Mamma, Direktur Intelkam Polda Sulsel Kombes Gunawan, Direktur Binmas Kombes Chevy Ahmad Sopari dan sejumlah pihak lainnya.
Koordinator Forum Dosen, Adi Suryadi Culla menyatakan berdasar hasil pertemuan forum ini dengan tiga cagub Sulsel, disimpulkan bahwa ketiga cagub yang bertarung ini tetap ada potensi ketidakpuasan masing-masing. Itu berdasar apa yang selama ini dialami. Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinring (Garuda-Na) misanya banyak menyoal penyelenggara pemilu dan netralitas PNS, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) mengkhawatirkan kecurangan, sedang Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) menyoal soal netralitas penyelenggara.
"Jadi hasil analisa Forum Dosen bahwa ada sejumlah ketidakpuasan ketiga kandidat ini. Saya kira, ketidakpuasan ini bisa memicu potensi konflik, sehingga hal-hal seperti ini perlu diantisipasi," imbuh Adi Culla.
Arqam Azikin berharap tiga cagub Sulsel tidak perlu terlalu senang dengan hasil pilgub Sulsel hari ini. Dia berharap IA, Sayang, Garuda-Na tetap menenangkan massa termasuk tidak melakukan konvoi begitu hasil quick qount diumumkan.
Kapolda Sulsel, Irjen Mudji Waluyo berbagai masukan akademisi ini akan jadi parameter kepolisian dalam mengambil langkah. Dia pun mengajak masyarakat Sulsel untuk berpartisipasi aktif mewujudkan pemilu yang aman dan berkualitas. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak coba-coba membuat tindakan yang bisa membuat situasi tidak stabil di Sulsel.
"Kami tidak segan-segan melakukan tindakan tegas yang terukur. Tetapi kita tetap kedepankan tindakan preventif dalam setiap tindakan," kata Mudji.
Direktur Direktorat Intelkam Polda Sulsel, Kombes Gunawan menyatan beberapa kajian mengenai potensi konflik tetap dipantau. Titik-titik rawan yang diperkirakan seperti warga yang tidak mendapat undangan pemilih, pergerakan suara dari TPS ke PPS, PPK, dan KPU, pergerakan massa. "Beberapa kejadian mengarah konflik seperti di Bulukumba, Siwa, ketidaknetralan pejabat dan SMS gelap yang banyak beredar," kata Gunawan. (hamsah umar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar