Powered By Blogger

Jumat, 04 Januari 2013

Cagub Harus Siap Menerima Hasil


*Husni Ingatkan Netralitas KPU Sulsel

MAKASSAR, FAJAR--Ikran cagub Sulsel untuk mewujudkan pilgub damai, tidak cukup hanya dengan menyatakan siap menang dan siap kalah. Yang diperlukan adalah siap menerima pilihan rakyat atau hasil pilgub.
Tiga pasangan cagub Sulsel masing-masing Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) sama-sama berikrar mewujudkan pilgub damai, melalui deklarasi pilgub damai ditandai penandatanganan prasasti di kantor KPU Sulsel, Jumat, 4 Januari.
Ikrar pilgub damai ini dihadiri Ketua KPU RI Husni Kamil Manik, Ketua Bawaslu RI Muhammad Alhamid, Dirjen Kesbangpol Tanrobali Lamo, Kapolda Sulsel Irjen Mudji Waluyo, Pangdam VII Wirabuana Mayjen Mohammad Nizam, ketua-ketua KPU se-Sulsel, panwaslu Sulsel, dan sejumlah pihak terkait lainnya.
"Mari siap menang, siap kalah, juga siap menerima hasil. Umumnya, yang banyak terjadi tidak bisa menerima hasil sehingga harus ke Mahkamah Konstitusi (MK). Semua harus hormati siapa pun yang menang dan kalah," ajak mantan pejabat gubernur Sulsel 2007, Tanribali Lamo.
Semua pihak lanjut Tanribali harus memiliki komitmen mematuhi aturan yang ada, kalau perlu menjadikan Sulsel contoh pilgub demokratis pada 2013 ini. Sehingga demokrasi yang diharapkan benar-benar terwujud.
Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik pilgub Sulsel merupakan cara memilih pemimpin secara demokratis. Semua pihak ada kewajiban menjaga dan memelihara cara memilih pemimpin demokratis melalui pemilihan umum. Dia juga harap pilgub Sulsel tidak dibawa ke mana-mana. "Kandidat harus kendalikan timnya agar pilgub tidak tercederai, sehingga pilgub tidak perlu ke MK. Walau proses ke MK adalah hak calon, tapi kita mau yang kalah legowo dan yang menang tidak sombong," imbuh Husni.
Sikap legowo menerima kekalahan ini harus dibudayakan sebagai salah satu wujud demokrasi di Sulsel. Tiga cagub Sulsel ini harus menyadari bahwa menjadi gubernur sudah ditakdirkan dan tidak seorang pun yang bisa menghalangi ketika itu sudah digariskan.
Secara khusus, Husni mengingatkan KPU Sulsel menjaga netralitas. "Jangankan terang-terangan, sembunyi-sembunyi pun tidak boleh. Kalau KPU sudah tidak netral itu akan menjadi sumber konflik. Kalau penyelenggara menjadi sumber konflik, maka itu akan berkepanjangan," ujar Husni.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas menyatakan eskalasi pilgub Sulsel sangat dinamis tapi tidak saling cederai. " Itu karena sinergitas kita semua yang begitu baik dengan pasangan calon dan lainnya. Deklarasi pilgub damai ini momen sebelum masuk kampanye. Saya harap tiga calon patuhi aturan dan menggarap wilayah dan waktu yang telah ditentukan," imbuh Jayadi.
Terhadap ikrar pilgub damai ini, ketiga calon usai menandatangani prasasti juga memiliki harapan yang sama dengan Dirjen Kesbangpol dan KPU. Ketiganya ingin tidak ada calon atau tim yang melakukan pelanggaran aturan yang bisa mencerai kesepakatan yang telah dilakukan. Baik IA, Sayang, dan Garuda-Na juga terlihat sangat bersahabat satu sama lain, baik pada saat sebelum deklarasi dilakukan maupun setelah ikrar berlangsung.
Terkait deklarasi pilgub damai ini, Ketua Umum Forum Pascasarjana Unhas, Anas Raja Andi menilai ikrar untuk mewujudkan pilgub damai itu sangat baik bagi demokrasi di Sulsel ketika komitmen tersebut dipenuhi. Namun, dia khawatir deklarasi yang merupakan komitmen cagub untuk melahirkan pilgub demokratis, damai, dan aman bisa saja hanya sandiwara politik yang dipertontonkan ketika calon ini.
"Kenapa saya katakan seperti itu karena sejak tahapan pilgub berjalan, kita sudah sering dipertontonkan oleh insiden yang mengarah pada kriminalitas pilgub. Saya tidak yakin kesepakatan itu bentul-betul menjadi komitmen moral untuk pilgub damai," kata Anas.
Insiden yang merupakan perwujudan tidak adanya komitmen kandidat mewujudkan pilgub damai seperti penyerangan mobil kandidat yang dilempari dan dirusak, pelemparan bom ke arah kandidat, isu black campaign seperti korupsi dan narkoba.
"Kampanye negatif yang ditujukan ke lawan politik adalah bentuk tidak adanya komitmen pilgub damai, oleh semua pasangan calon sehingga seremoni hari ini adalah sandiwara politik belaka," tambah Anas. (hamsah umar)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar