Powered By Blogger

Selasa, 01 Januari 2013

Potensi Kejahatan Demokrasi pada Surat Suara


MAKASSAR, FAJAR--Banyaknya surat suara yang ditemukan rusak saat disortir petugas KPU kabupaten/kota utamanya di Palopo, masih menuai banyak kecurigaan tim calon gubernur yang bertarung.
Bahkan, kerusakan surat suara yang jumlahnya mencapai ratusan lembar itu bisa berpotensi menjadi kejahatan demokrasi, utamanya kalau ada unsur kesengajaan atau sabotase di dalamnya. Makanya, tim calon gubernur yang merasa khawatir dengan kerusakan surat suara itu minta agar persoalan itu disikapi serius KPU dan panwaslu Sulsel.
"Kalau ada indikasi kesengajaan atau kelalaian yang dilakukan pihak terkait, berarti itu berpotensi terjadi kejahatan demokrasi. Karena itu ini mesti disikapi serius," kata jubir Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), Syamsu Rizal, Senin, 31 Desember.
Makanya, tim IA berharap KPU selektif betul melakukan sortir surat suara di beberapa kabupaten/kota yang saat ini sedang berlangsung. Pasalnya itu bisa berdampak padah hak rakyat dalam proses demokrasi. Belum lagi, itu bisa menjadi perdebatan ketika masalah itu baru ditemukan pada saat pencoblosan.
IA berharap, KPU dan Panwaslu Sulsel harus bekerja melakukan investigasi atas berbagai kecurigaan, termasuk dugaan adanya kelalaian pihak percetakan. "Kelalaian itu harus dihentikan, jangan menunggu rakyat yang melakukannya," kata Ical.
Jubir pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Nasrullah Mustamin juga mendesak KPU dan panwaslu Sulsel menginvestigasi banyaknya surat suara yang rusak itu. Apakah disengaja oleh pihak percetakan atau ada persoalan lain. "KPU dan Panwaslu harus mencari tahu terhadap semua pihak yang ada dalam proses percetakan ini," imbuh Nasrullah.  
Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa kerusakan surat suara itu bukan karena perbuatan oknum tidak bertanggung jawab. Bukan tidak mungkin kata dia, ada indikasi untuk menggagalkan pilgub Sulsel. Dalam hal ini minta agar percetakan surat suara dilakukan ulang. Padahal kata dia, percetakan itu sudah menghabiskan anggaran miliaran rupiah.
"Kalau itu adalah kecerobohan yang dilakukan percetakan, KPU dan Panwaslu Sulsel juga harus memberikan kejelasan. Supaya tidak ada lagi kecurigaan yang muncul," tambah Nasrullah.
Sejauh ini, tim Garuda-Na masih percaya dengan kerja yang dilakukan KPU di tingkat bawah. Dia juga akan tetap mengawal proses sortir surat suara di daerah ini sehingga semua persoalan terungkap. Bukan tidak mungkin, kerusakan surat suara itu tersebar pada semua daerah.
Anggota KPU Sulsel, Nusra Aziz menjelaskan, data hasil sortir KPU Palopo menyebutkan bahwa jumlah surat suara yang berlubang dengan diameter seperti lubang jarum sebanyak 408 lembar dengan rincian 108 berlubang pada gambar pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), 215 lembar berlubang pada gambar Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), dan 85 lembar pada gambar Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na).
"Sisanya sebanyak 31 lembar kotor, 12 lembar kusut/sobek dan berlubang lebih dari satu gambar pasangan calon dua lembar. Jadi intinya bukan dicoblos tapi cacat dari percetakan," kata Nusra. (hamsah umar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar