Powered By Blogger

Senin, 05 September 2011

Pedagang Tuding Pemkot Membingungkan


*Tolak Pembangunan Baru

MAKASSAR--Wacana Pemkot Makassar untuk membangun kembali Makassar Mall yang ludes terbakar pada Juni lalu, langsung menuai protes keras para pedagang. Mereka dengan tegas menolak salah satu pusat ekonomi Makassar ini dibangun baru.
Penolakan pedagang atas wacana pembangunan gedung baru Makassar Mall ini, didasari kekhawatiran para pedagang tidak akan mendapatkan kios, atau terbebani keharusan membayar sewa kios. Pasalnya, jika harus dibangun baru maka pedagang terpaksa harus dibebankan untuk membayar sewa kalau ingin memiliki kios dimaksud. Kondisi itu dikhawatirkan memberatkan pedagang sehingga mereka takut banyak pedagang yang tergusur karena tidak mampu membeli kios baru.
Maklum, para pedagang Makassar Mall yang saat ini menjadi korban kebakaran masih banyak yang berutang pada perbankan. Karenanya, jika dipaksakan harus membayar lagi, para pedagang khawatir utang mereka di bank tidak bisa terbayar. 
Koordinator Pedagang Pecah Belah Makassar Mall, Syarifuddin menegaskan bahwa pemerintah tidak seharusnya membuat kebijakan yang semakin mempersulit para pedagang korban kebakaran. Pedagang kata dia rata-rata sudah kehabisan modal pascakebakaran Makassar Mall.
"Kasihan kami selaku pedagang. Sudah menjadi korban kebakaran akan dipersulit lagi dengan beban untuk membeli kios kalau harus dibangun baru. Makanya, kami pedagang pecah belah dengan tegas menolak pembangunan baru. Yang kami harapkan sebenarnya adalah sekadar renovasi gedung," jelas Syarifuddin.
Para pedagang kata dia, juga menyesalkan sikap Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin yang kurang cepat memberikan kepastian kepada pedagang. Mestinya kata dia, pemerintah tidak membuat pedagang bingung dengan wacana yang berkembang. "Kita kan sekarang ini bingung. Karena dipedagang ada yang bilang dibangun baru ada juga yang bilang renovasi. Kalau pemerintah peduli, semestinya segera memberikan kepastian," tambahnya.
Paling tidak kata dia, pedagang yang menjadi korban tersebut memiliki kesiapan jika opsi tersebut memang mengharuskan Makassar Mall dibangun baru. Misalnya saja pedagang memilih mencari lokasi baru untuk menentukan usahanya. 
Dia menegaskan bahwa para pedagang yang menjadi korban, butuh waktu lama untuk memulihkan usahanya dari keterpurukan. Apalagi sebagian besar  pedagang meminjam uang di bank untuk mendapatkan modal baik untuk membeli kios maupun mendapatkan modal.
Pedagang mendesak pemkot tidak sepihak dalam menentukan masa depan Makassar Mall pascakebakaran. Pedagang kata dia mesti dilibatkan dalam persoalan ini, agar apa yang menjadi keinginan para pedagang bisa diakomodasi dengan baik. Tanpa koordinasi yang baik dengan para pedagang, dia khawatir terjadi gesekan di tengah pedagang.
Dari ribuan pedagang yang mencari nafkah di gedung ini, setidaknya sudah ada sekitar 600 pedagang yang secara resmi telah menyatakan penolakannya terhadap rencana pemerintah tersebut. Sebagai bentuk penolakan pedagang itu, Senin, 5 September kemarin, mereka melayangkan surat penolakan resmi yang ditujukan kepada Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin.
Dalam suratnya yang ditandatangani Ketua Asosiasi Pedagang Makassar Mall (APMM), M Sahib dan Sekretaris APMM, Akbar para pedagang hanya menginginkan gedung Makassar Mall yang dibangun pada 1991 silam itu, agar sekadar direnovasi atau sekadar diperbaharui pada bagian tertentu saja. Tuntutan para pedagang ini sendiri sudah disuarakan para korban kebakaran, beberapa hari pascakebakaran.
"Kami dari pedagang berharap Pemkot Makassar dapat memperhatikan nasib pedagang dengan jalan menyetujui, dan memberi kemudahan agar pengelola Makassar Mall dapat merenovasi kembali Makassar Mall," ujar Ketua APMM, M Sahib. (hamsah umar)                
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar