Powered By Blogger

Kamis, 13 Oktober 2011

BEM MIPA Unhas Segera Diperiksa


MAKASSAR, FAJAR--Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Unhas, utamanya panitia Program Reformasi Pola Pikir dan Pola Sikap (Progresip), segera diperiksa penyidik Polrestabes Makassar.
Panitia ospek dengan nama baru ini, akan dimintai keterangan polisi terkait dugaan kekerasan yang dilakukan panitia Progresip, terhadap salah seorang mahasiswa baru Jurusan Kimia Fakultas MIPA Unhas, Awaluddin yang tewas Senin lalu. Pemeriksaan terhadap pengurus BEM MIPA Unhas ini akan dilakukan polisi, atas dugaan adanya tindak kekerasan terhadap  maba dalam masa pengkaderan utamanya kegiatan diluar kampus.
Proses penyelidikan kasus dugaan adanya tindak pidana dalam kegiatan ini hingga mengakibatkan maba asal Labessi, Soppeng meninggal ini saat ini diambil alih Polrestabes Makassar. Tadinya, penyelidikan kasus tersebut dilakukan Polsekta Tamalanrea,  namun untuk memaksimalkan proses penyelidikan kasus diambil alih Polrestabes Makassar.
Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin yang dikonfirmasi menjelaskan bahwa, pihaknya telah memeriksa saksi utamanya dari keluarga korban. Kemarin, pihaknya sudah memeriksa paman korban yang juga tetangga korban di BTP Blok H, Sudarman. 
"Itu yang sementara ini kita telah periksa, sebelum kemudian berkas kasus ini  kita limpahkan ke Polrestabes. Jadi saat ini proses penyelidikan dilakukan di sana," ujar Amiruddin.
Awalnya, penyidik Polsekta Tamalanrea sudah menjadwalkan pemeriksaan terhadap tiga orang maba Fakultas MIPA Unhas,  yang belakangan diketahui mengantar korban ke rumahnya pada hari terakhir kegiatan pengkaderan berlangsung.
Begitu juga, dua panitia pengkaderan sudah ada yang berencana dimintai keterangan. "Pemeriksaan terhadap orang yang sudah kita agendakan ini akan dilakukan di Polrestabes," tambahnya.                         
Dugaan bahwa korban tewas karena kekerasan atau pun kelelahan, tampaknya semakin memperkuat kecurigaan pihak keluarga korban termasuk keterangan maba yang menjadi rekan korban selama proses pengkaderan berlangsung. Amiruddin mengungkap, saat hari terakhir pengkaderan, korban diketahui dalam kondisi tidak sehat. 
Meski korban diketahui sakit atau kelelahan, namun panitia sama sekali tidak berinisiatif membawa korban ke rumah sakit, atau mengantarnya pulang ke rumahnya. Malah, korban diantar oleh tiga rekannya ke rumahnya.
"Jadi yang mengantar korban pulang ke rumahnya adalah tiga orang maba. Ketiga maba ini juga akan dimintai keterangan seperti apa sebenarnya kondisi korban saat itu," tambah Amiruddin.
Dalam kasus kematian maba ini, keterangan sejumlah panitia berbeda-beda. Ada yang mengakui korban mengeluh sakit mag, kendati tidak pernah direkomendasikan mendapat perawatan ke rumah sakit. Salah seorang panitia yang menyebut korban mengeluh mag adalah Faharuddin, penanggung jawab kegiatan.
Sementara, Budiman-pengurus BEM MIPA Unhas menegaskan korban tewas tersebut tidak pernah mengeluh sakit, termasuk berdasar pemeriksaan tim media panitia. Begitu korban ditanya, Budiman mengaku kalau korban selalu menjawab sehat.
Wakapolrestabes Makassar, AKBP Endi Sutendi didampingi Kabag Ops Polrestabes Makassar, AKBP Hotman Sirait menegaskan bahwa sejumlah saksi sudah diagendakan untuk diperiksa penyidik. "Segera saksi-saksi kita periksa," kata Endi. (hamsah umar)        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar