Powered By Blogger

Rabu, 19 Oktober 2011

Mahasiswa Kontra-Pro SBY Demo


MAKASSAR, FAJAR--Dua kubu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar, melakukan aksi unjuk rasa bertepatan dua tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono. Mahasiswa yang demo ini dari kubu yang kontra dan pro terhadap SBY.
Kelompok pertama yang melakukan demonstrasi adalah mahasiswa  Universitas Veteran RI (UVRI), yang digelar di depan kampus mereka. Dalam aksinya, puluhan mahasiswa ini mengecam keras kinerja pemerintahan SBY-Boediono, yang dinilai gagal dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan diharapkan masyarakat.
Kubu mahasiswa kontra SBY ini juga menyesalkan pengesahan Undang-undang Intelijen. Menurutnya, regulasi ini bakal semakin mengekang mahasiswa dalam menyampaikan hak dalam berserikat dan menyatakan pendapat. "Kalau ada hal yang dianggap rahasia negara, kemudian mahasiswa melakukan aksi, maka itu akan membuat mahasiswa diproses," ujar Koordinator Lapangan, Hendra.
Makanya, mereka menilai pengesahan Undang-undang intelijen ini, sebagai salah satu bentuk  kebijakan pemerintah SBY yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Sekalipun menurut mereka, pemerintah selama ini selalu berdalih demi kepentingan rakyat.
"Tapi yang menjadi pertanyaan besar kita, rakyat yang mana dimaksud. SBY dan kroni-kroninya itu juga bagian dari rakyat. Jangan sampai yang dimaksud rakyat itu adalah penguasa sendiri," kata Hendra.
Dia bahkan menyebut, aksi protes atas kinerja SBY selama dua tahun periode kedua ini, baru sebatas pra kondisi. Mahasiswa UVRI kata dia masih akan melakukan aksi yang lebih besar, terhadap kinerja pemerintahan SBY yang gagal menyejahterakan rakyat.
Kelompok mahasiswa kedua datang dari Front Mahasiswa Makassar Pro Resim SBY. Kelompok yang melakukan demo di Flyover bahkan hingga halaman kantor Gubernur Sulsel ini, memuja-muji rezim SBY yang dinilai berhasil memberantas korupsi. Mahasiswa pro rezin ini malah melansir kinerja pemerintahan SBY berhasil menertibkan 39.477 rekening negara dengan potensi kerugian Rp35,92 triliun.
"Pemerintah berhasil mengurangi krisis BBM, serta berhasil mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk mulai 2004-2011 hingga 40 persen," kata Jenderal Lapangan, Suherdi Gonrong. (hamsah umar) 
                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar