Powered By Blogger

Rabu, 12 Oktober 2011

Satpam UMI Dikeroyok Mahasiswa


MAKASSAR, FAJAR--Seorang Satuan Pengamanan (Satpam) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Abd Azis menjadi korban pengeroyokan sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian UMI, Rabu, 12 Oktober sekira pukul 14.30.
Akibat aksi pengeroyokan yang dilakukan mahasiswa itu, korban mengalami luka pada telinga kiri atas. Dia pun melaporkan kasus pengeroyokan itu ke Polsekta Panakkukang. Aksi pengeroyokan yang didalangi mahasiswa UMI terhadap Satpam itu, berawal dari ketegangan antara pihak fakultas dengan para mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa.
Satpam yang melakukan pengamanan tersebut berusaha mendinginkan suasana, dan mencoba menghentikan aksi mahasiswa yang mulai bertindak anarkis. Tapi upaya korban tersebut dibalas mahasiswa dengan melakukan pengeroyokan terhadap korban. Saat korban dikeroyok oleh sidikitnya sepuluh mahasiswa, dia mengaku sempat meminta mahasiswa menghentikan pemukulan dengan mengangkat kedua tangannya,  namun mahasiswa tetap melakukan pemukulan.
"Mahasiswa saat itu mulai berlebihan dan kasar. Makanya saya mencoba  menhentikan tapi, mereka balik mengeroyok saya," ujar Azis saat melaporkan kasus itu ke SPK Polsekta Panakkukang.
Dari sejumlah mahasiswa yang melakukan pengeroyokan terhadap dirinya, Azis mengaku mengenal salah seorang di antaranya yakni Vivi Heri Lestiawan. Mahasiswa Pertanian inilah yang menjadi terlapor utama dalam kasus pengeroyokan tersebut. Usai melaporkan peristiwa yang dialaminya, korban kemudian melakukan visum ke rumah sakit.
Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa Fakultas Pertanian UMI ini, dilakukan untuk meminta kebijaksanaan kampus agar mahasiswa yang menunggak pembayaran SPP-nya diberi keringanan. Mahasiswa yang minta kebijaksanaan SPP itu bernama Zulkarnain. 
Wakil Dekan III Fakultas Pertanian UMI, Baktiar Ibrahim yang dikonfirmasi terpisah menjelaskan bahwa, pihak fakultas sebenarnya sudah memberi kebijaksaan kepada mahasiswa tersebut. Terbukti hingga saat ini mereka tetap mengikuti proses perkualiahan meski pembayaran SPP mahasiswa tersebut hanya Rp400 ribu.  
"Masalah kedua sebenarnya terkait disharmonisasi hubungan antara mahasiswa ini dengan staf kampus. Inilah yang coba tadi kita mediasi, tapi begitu kita masuk ruangan, ada mahasiswa yang langsung mengamuk, hingga ada satpam yang dipukul oleh mahasiswa," jelas Baktiar. (hamsah umar)
     
   
           
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar