Powered By Blogger

Jumat, 09 Desember 2011

Warga Minta Jatah Penerimaan Prajurit TNI


*Catatan dari di Perbatasan Indonesia-Filipina (4-selesai)

KEBERADAAN prajurit TNI di pulai terluar Indonesia cukup menarik kecintaan dan perhatian masyarakat. Sebagai wujud kecintaan terhadap korps TNI ini, warga minta diberi jatah pada setiap penerimaan TNI di wilayah Kodam VII/Wirabuana.

HAMSAH, MIANGAS-MARORE

KUNJUNGAN Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal Muhammad Nizam bersama sejumlah perwira ke enam pulau terluar Indonesia, menjadi momen yang tidak disia-siakan oleh warga yang hidup di wilayah perbatasan ini. Selain berharap peran TNI khususnya Kodam VII/Wirabuana memperjuangkan kepentingan masyarakat, mereka juga berharap setiap tahun ada warga pulau yang diterima masuk sebagai prajurit TNI.
Pekan lalu, Nizam dan sejumlah rombongan memang melakukan kunjungan khusus ke Miangas, Matutang, Tinakareng, Kawaluso, Marampit, dan Marore. Kunjungan ini sekaligus melakukan pergantian prajurit TNI yang selama ini bertugas di wilayah perbatasan.
Salah seorang warga Marampit, John Sarandan mengatakan bahwa selama ini sudah ada beberapa lulusan SMA dan SMP yang mengikuti seleksi penerimaan TNI, namun belum ada yang diterima menjadi prajurit TNI. "Dibading di kepolisian, warga di sini sudah ada yang lolos sebagai polisi, tapi anggota TNI belum ada," kata John.
Sekretaris Camat Marampit, Robi Sesube juga berharap jatah penerimaan TNI untuk warga pulau. Paling tidak, menjadi prajurit TNI menjadi harapan yang baik bagi generasi muda, apalagi akses pendidikan di pulau terluar ini sangat terbatas. Sekolah terdekat hanya sampai  SMA, itu pun masih harus mengarungi laut yang jauh. Pasalnya tidak semua pulau memiliki sekolah hingga tingkat SMA.
"Kami harap lulusan SMA dari pulau terluar ini diberi jatah penerimaan prajurit TNI. Karena sepengetahuan saya yang mendaftar TNI selama ini tidak pernah ada yang diterima," kata Robi.
Aspirasi yang sama disampaikan warga pulau Kawaluso dan pulau terluar lainnya. Menurut mereka, kalau TNI memiliki kepedulian terhadap masyarakat di perbatasan, semestinya ada perhatian terhadap generasi muda agar kehidupan keluarga mereka bisa berubah, dan tidak sekadar mengandalkan kehidupan yang bersumber dari nelayan maupun sebagai petani.
"Ada baiknya kalau TNI memberi generasi muda kami jatah penerimaan anggota TNI. Jangan yang kita dengan hanya di pulau lain yang ada warganya jadi TNI, sementara di sini tidak ada," kata Tresio Nevi Makadompis.
Harapan besar warga agar generasinya ada yang diterima menjadi anggota TNI ini, punya banyak alasan. Salah satunya adalah agar generasi di perbatasan ini bisa terlibat langsung dalam menjaga keutuhan NKRI, apalagi jika nantinya ditempatkan di kampung halaman sendiri.
Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal Muhammad Nizam menyambut baik harapan warga untuk menjadi bagian dari TNI. Makanya, pihak koramil maupun komandan pos yang tugas di pulau tersebut menginventarisir pemuda yang sudah tamat SMA. "Kalau sepanjang memenuhi syarat seperti tinggi badan dan kesehatan, saya kira akan akan memberikan perhatian," kata Nizam.
Yang menjadi masalah selama ini kata dia, karena kondisi kesehatan masyarakat yang berasal dari pedesaan atau pulau kurang memenuhi syarat menjadi prajurit TNI. Salah satu yang banyak bermasalah adalah persoalan jantung dan bagian vital lainnya.
"Makanya, kesehatan menjadi hal yang sangat kita perhatikan. Kalau kesehatannya kurang bagus, itu bisa membuat fatal bagi diri sendiri. Kita ketahui bahwa latihan prajurit TNI itu sangat berat. Karena itu kesehatan harus benar-benar diperhatikan," kata Nizam.
Kepada warga, Nizam berharap agar generasi muda utamanya yang akan tamat SMA diberi pembinaan dengan baik, untuk menjaga kesehatan utamanya menghindari mengonsumsi minuman keras (miras). Dia mengungkap, kalau ada generasi muda yang sering meminum miras di masa remaja, akan ketahuan saat menjalani tes penerimaan TNI. "Miras itu merusak kesehatan. Mari kita bina anak-anak untuk menghindari konsumsi miras, sehingga  peluang untuk kita terima jadi TNI terbuka," katanya.
Selain persoalan miras, pangdam juga mengimbau agar perilaku tidak sehat seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau narkoba juga dihindari. "Peran orang tua di sini diperlukan bagaimana mengarahkan anaknya untuk lebih baik. Menjadi panglima seperti saya tidak perlu anak panglima. Saya sendiri berasal dari keluarga petani," kata Nizam. (**)        
           
            
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar