Powered By Blogger

Kamis, 06 Oktober 2011

Tamatan SD Terbanyak Gunakan Narkoba


*2011 Diproyeksi 125.730 Jiwa

MAKASSAR--Tingkat pendidikan tampaknya berpengaruh pada penyalahgunaan narkoba. Hasil penelitian menyebutkan masyarakat dengan tingkat pendidikan hanya sampai SD terbanyak menyalahgunakan narkoba.
Sementara untuk masyarakat dengan tingkat pendidikan SMA berada pada posisi kedua penyalahgunaan narkoba. Fakta tersebut dipaparkan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Forum Silaturahmi Media Massa Menuju Indonesia Negeri Bebas Narkoba, di Hotel Clarion, Kamis, 6 Oktober.
Khusus untuk cakupan Sulsel, Ketua BNN Sulsel, Kombes Richard Marolop Nainggalon menegaskan bahwa penyalahgunaan narkoba di Sulsel, sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman masyarakat termasuk tingkat ekonomi. Dari segi ekonomi, warga yang memiliki banyak uang semakin berpotensi menyalahgunakan narkoba.
Pengguna narkoba tamatan SD yang menyalahgunakan narkoba pada 2007 sebanyak 263 orang, 2008 sebanyak 351 orang, 2009 sebanyak 375 orang, 2010 sebanyak 266 orang, serta 2011  sebanyak 95 orang.  
Sementara untuk tamatan SMP, tercatat pada 2007 sebanyak 70 orang, 2008 sebanyak 99 orang, 2009 sebanyak 35 orang, 2010 sebanyak 139, dan 2011 sebanyak 74 orang.
Penyalahgunaan narkoba dari segi tingkat pendidikan tertinggi kedua adalah tamatan SMA. Sepanjang 2007 tercatat 121 orang, 2008 sebanyak 152 orang, 2009 sebanyak 151 orang, 2010 sebanyak 301 orang, dan 2011 sebanyak 148 orang. Adapun untuk perguruan tinggi lebih menggembirakan karena pada 2007 hanya ada 7 orang, 2008 sebanyak 17 orang, 2009 sebanyak 23 orang, 2010 sebanyak 20 orang, dan 2011 sebanyak 16 orang.
Sementara dari segi pekerjaan, kalangan pekerja swasta mencatat record tertinggi penyalahgunaan narkoba. Ini dipengaruhi dari segi tingkat penghasilan dan kemampuan masyarakat untuk membeli barang terlarang tersebut. Berdasar catatan BNN Sulsel, pekerja swasta yang menyalahgunakan narkoba pada 2007 sebanyak 432 orang, 2008 sebanyak 583 orang, 2009 sebanyak 94 orang, 2010 sebanyak 180 orang, dan 2011 sebanyak 73 orang.
"Adapun pelajar, mahasiswa, PNS, Polri, pengangguran masih di bawah 30 orang per tahun. Swasta terbanyak karena mungkin memang dipengaruhi kemampuan ekonomi pelaku," kata Richard.
Direktur Advokasi BNN, Anang Iskandar menambahkan bahwa penyalahgunaan narkoba dari tahun ke tahun menunjukkan grafik peningkatan. Di Indonesia, DKI Jakarta kata dia berada pada urutan teratas penyalahgunaan narkoba. "Namun, bukan berarti kita tidak bisa mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba pada 2015. Kita semua harus berusaha untuk memberantas penyalahgunaan narkoba di tanah air," katanya.
Salah satu penyabab sehingga peredaran narkoba begitu marak, karena sindikat peredaran narkoba ada yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Sehingga sindikat tersebut memiliki ruang untuk melakukan aksinya.
Ketua PWI Sulsel, Zulkifli Gani Ottoh menegaskan bahwa penyalahgunaan narkoba harus diperangi secara bersama. Pers kata dia memiliki peran penting dalam upaya pemberantasan narkoba di Sulsel maupun Indonesia pada umumnya.
"Diperlukan kerja keras, karena pemberantasan narkoba tidak bisa kalau hanya kerja sendiri. Karena itu, semua pihak harus menuntaskan dan membasmi narkoba, karena ini akan merusak generasi kita kalau dibiarkan berkembang," kata Zulkifli. (hamsah umar)            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar