Powered By Blogger

Rabu, 15 Februari 2012

Karakter PKS Terdegradasi

Akmal Pasluddin / int

MAKASSAR, FAJAR--Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikenal sebagai parpol berbasis Islam di Indonesia, sudah berumur 14 tahun (Partai Keadilan) atau 10 tahun sejak berubah nama menjadi PKS. Di tengah perjalanannya itu, PKS mengalami banyak perubahan signifikan ketika dikaitkan dengan karakteristik awal munculnya partai ini.
    Pengamat Politik Unhas, Adi Suryadi Culla mengatakan perubahan yang ditunjukkan dalam perilaku PKS saat ini mengalami pergeseran yang sangat nyata. Partai ini dinilai tidak lagi berbasis partai kader dengan basis Islam yang utama, namun kecenderungan yang muncul sudah berorientasi fragmatis.
    "Saya melihat ciri khas, karakteristik, atau ideologi PKS sebagai partai berbasis kader atau berbasis massa Islam sudah terdegradasi. Ini bisa kita lihat dari kecenderungan PKS dalam memilih koalisi yang cenderung melihat basis massa lebih luas. Sehingga dengan partai apa saja dia akan berkoalisi," kata Suryadi.
    Tipikal PKS sebagai partai kader sejak awal partai ini muncul jauh bergeser. Ini kata dia tidak hanya terjadi di pusat tapi juga berpengaruh ke daerah. "Padahal, PKS itu banyak dilirik pemilih dari basis massa Islam karena karakteristik ke Islamannya. Mungkin PKS berpikir akan lebih besar ketika orientasinya lebih fragmatis," kata Adi Culla .            
    Akibatnya, ciri khas PKS kata dia semakin kabur bahkan dianggap sebagai kemunduran. PKS mestinya berani tampil menjadi motor penggerak partai berbasis islam seperti PBB, PKB, PPP, PBR, dan partai berbasis Islam lainnya.  
    Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin yang dikonfirmasi terpisah menepis pandangan pengamat yang menyebut partainya ada pergeseran. Kendati, dia mengakui kalau PKS saat ini tidak hanya berharap dukungan dari basis Islam tapi semua kalangan. "Kita ini kan organisasi partai, jadi kita harus mengayomi semua elemen masyarakat tidak sebatas basis massa Islam, tapi idealisme kita tetap dipertahankan," kata Akmal.
    Buktinya kata dia, dari dua pemilu legislatif yang telah dilewati, perolehan kursi PKS di senayan bertambah. Pada 2004-2009 PKS mendapat 45 kursi dari 550 diperebutkan, dan 2009-2014 mendapat 57 kursi dari 560 kursi yang diperebutkan. Namun kalau dilihat dari perolehan suara, dukungan PKS memang cenderung menurun. Kalau pada pemilu 2004 PKS mendapat 8.325.020, maka pada pemilu 2009 suara PKS tersisa 8.206.955 suara.
    Ketua Bappilu PKS Sulsel, Asriady Samad terpisah menegaskan proses pengkaderan PKS selama ini masih tetap merujud ideologi yang dimiliki misalnya saja pemberdayaan umat. "Intinya, kita ingin lebih dirasakan oleh masyarakat," kata Asriady. (hamsah umar)          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar