Powered By Blogger

Rabu, 30 Mei 2012

Nawir Potensi Pecah Suara Demokrat


MAKASSAR, FAJAR--Cawagub Sulsel yang tidak lain politisi Demokrat, Andi Nawir Pasinringi diprediksi memiliki potensi memecah suara Demokrat di pilgub Sulsel mendatang. Nawir dianggap memiliki hubungan emosional yang kuat dengan sejumlah pengurus DPC Demokrat di Sulsel.
Kendati ketua-ketua DPC yang dulu mendukung Nawir di Musda Demokrat Sulsel saat ini banyak berstatus mantan ketua, namun eks pendukung Nawir di musda Demokrat ini tetap punya potensi memecah suara Demokrat, apalagi mereka masih tetap sebagai kader Demokrat kendati ada kesan kurang diperhitungkan.
"Apakah secara diam-diam atau terang-terangan pasti banyak akan mendukung Nawir, khususnya yang merasa dirinya dizalimi. Itu karena kecintaan kami ke sosok Nawir sangat tinggi dan itu masih akan terasa. Cuma memang ada yang tidak terang-terangan karena tidam mau ambil resiko," kata mantan Ketua DPC Demokrat Palopo, Zirmayanto.
Zirmayanto yang saat ini bergabung dengan Gerindra Sulsel sangat yakin orang Demokrat yang dulu mendukung Nawir masih memiliki harapan mendukung Nawir kendati di arena berbeda yakni pilgub Sulsel. Di pilgub Sulsel, mantan bupati Pinrang ini akan mendampingi Andi Rudiyanto Asapa.
Terlepas dari semua itu, Zirmayanto menegaskan bahwa duet Rudi-Nawir memiliki potensi geopolitik yang tersebar di Sulsel. Nawir khususnya di wilayah Ajatappareng akan menjadi figur yang akan diperhitungkan. "Itu yang membuat pasangan serius maju, bukan sekadar maju saja," tandas Zirmayanto.
Sekretaris DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah menyatakan kader Demokrat Sulsel akan solid mendukung Ilham-Aziz. Demokrat tidak risih dengan potensi Rudi-Nawir yang akan memecah suara partainya di pilgub mendatang.
Terkait keputusan Nawir maju mendampingi Rudi di pilgub, Ni'matullah menegaskan Demokrat Rabu, 30 Mei akan menggelar rapat ketiga membahas Nawir. Namun pembahasan mengenai cawagub ini tidak terkait keinginannya maju bertarung di pilgub namun terkait disiplin dirinya sebagai kader partai. "Dia memang sudah tiga kali diberi SP, dan besok yang ketiga kalinya kita panggil untuk memberikan klarifikasi tapi bukan karena dia maju," tandas Ni'matullah.
Ketika Nawir kembali mengabaikan panggilan partai, Demokrat bisa saja mengambil sikap sepihak apalagi ketika dia dinggap tidak memiliki niat baik untuk memberikan klarifikasi, karena ini adalah ruang mereka untuk melakukan pembelaan diri.
"Tapi kalau memang tdia tidak gubris kita, saya kira di partai ada komisi pengawas yang akan mengambil alih prosesnya. Tinggal bagaimana komisi ini melihat sikap tersebut untuk selanjutnya direkomendasikan ke partai," tambah Ni'matullah. (hamsah umar)
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar