Powered By Blogger

Rabu, 25 Juli 2012

Adil: Irman Tak Usah Geli


MAKASSAR, FAJAR--Kritik mantan master campaign Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di pilgub 2007, Irman Yasin Limpo terhadap atribut kampanye Sayang Lahir Batin mengusung nakhoda Kapal Induk-sebutan tim Sayang.
Kritikan Irman yang tidak lain adik kandung Syahrul ini dianggap tidak berdasar apalagi kalau menilai atribut Sayang Lahir Batin bakal menuai anggapan multitafsir dari masyarakat. Sebaliknya, CEO Kapal Induk menilai atribut tersebut sudah sangat bermakna dan tidak akan melahirkan perbedaan persepsi. Makanya, Irman sebaiknya tidap perlu geli dengan atribut Sayang tersebut.
Salah satu CEO Kapal Induk yang juga Ketua DPP PDK Sulsel, Adil Patu menyatakan bahwa konotasi atribut Sayang Lahir Batin yang banyak beredar luas di tengah masyarakat ini sangat bermakna. Alasannya, Sayang ingin memperlihatkan karakter kepeduliannya terhadap masyarakat Sulsel baik lahir dan batin. Dalam arti lain, atribut ini memberikan pesan bahwa Sayang menyanyangi masyarakat Sulsel secara lahiriah.
"Jadi kalau saya tidak usah geli. Saya justru lihat pesan dalam atribut Sayang Lahir Batin ini sangat komprehenshif karena satu sisi secara lahiriah dan sisi lain batiniah. Jadi atribut itu luar biasa canggihnya, sehingga keliru kalau itu akan melahirkan multi tafsir," tandas Adil Patu.
Adil malah menilai, atribut Sayang Lahir Batin ini sangat tepat beredar pada momen Ramadan, karena ini juga membawa pesan tidak sekadar sosialisasi pasangan, tapi juga mengandung pesan dakwah dari pasangan ini. "Di situ kalau mau dicermati dengan baik, atribut itu membawa pesan dakwah," kata Adil Patu.
Adil justru menilai sekiranya atribut Sayang Lahir Batin diganti menjadi Sayang Ramadan atau Sayang Puasa, konotasinya malah menjadi lebih sempit. Sementara kalau Sayang Lahir Batin, cakupannya lebih luas karena sudah mencakup Ramadan dan puasa itu sendiri.
Kalau Adil mengeritik balik Irman dengan memintanya tidak perlu geli, Master Campaign Sayang, Tenri Olleh Yasin Limpo memilih tidak menanggapi kegelian yang dialami adik kandungnya itu. "Tidak usah saya komentari yang itu lah. Saya mau melayat dulu," kata Tenri kemudian meninggalkan DPRD Sulsel. (hamsah umar)              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar