Powered By Blogger

Rabu, 29 Agustus 2012

Kendali Pendaftaran Milik KPU Sulsel


MAKASSAR, FAJAR--Dua pasangan cagub Sulsel boleh saja mengajukan jadwal pendaftaran lengkap dengan waktunya, tapi kendali tetap berada di tangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel.
KPU Sulsel siap melakukan kompromi dengan kedua tim pasangan cagub Sulsel, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), untuk menetapkan solusi terbaik penetapan jadwal pendaftaran kedua pasangan ini yang akan dilakukan Jumat, 14 September. Jumat mendatang, KPU melakukan rapat koordinasi dengan kepolisian, panwaslu termasuk perwakilan tim kedua pasangan ini.
"KPU tidak mau otoriter tapi ingin memutuskan sesuai kesepakatan. Tapi kalau sudah kita panggil kemudian ngotot tetap pada jadwal yang mereka ajukan, maka KPU yang akan memutuskan sendiri bersama pihak keamanan. Proses pendaftaran ini banyak yang harus kita pikirkan mulai waktu, pengamanan, proses pendaftaran itu sendiri," kata Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas, Selasa, 28 Agustus.
Jayadi menegaskan, KPU sebenarnya inginkan proses pendaftaran sederhana namun belajar pada agenda politik lalu, proses itu selalu ada iring-iringan bahkan ritual yang membutuhkan waktu. "Yang penting bagi kami ada partai pengusung, dukungan jelas dan pasangan calon," sebut Jayadi.
Agenda pendaftaran IA-Sayang di KPU Sulsel memang terbilang unik. Pasalnya kedua tim sukses pasangan ini juga mengajukan permohonan ke KPU pada hari yang sama yakni Jumat pekan lalu. Bedanya, tim IA lebih awal memasukkan usulan sekira pukul 14.00 Wita, sementara tim Sayang sekira pukul 16.00 Wita.
Adanya potensi benturan massa IA dan Sayang saat pendaftaran di hari yang sama itu mengundang sejumlah pihak coba angkat bicara. Mantan Ketua Panwaslu Sulsel, Prof Dr Aswanto menyarankan KPU tegas.  "Ini ujian pertama independensi KPU," kata Dekan Fakultas Hukum Unhas ini.
Pendaftaran cagub secara bersamaan sangat memungkinkan potensi konflik dan benturan fisik karena masing-masing kandidat ingin menunjukkan kekuatannya dengan membawa massa yang besar. Kalau sampai bertemu, tidak bisa dibayangkan gesekannya. Potensi gesekan ini tidak hanya bisa terjadi di KPU Sulsel tapi juga di perjalanan, dimana massa pendukung berpotensi melakukan iring-iringan dalam kota.
"Alangkah memalukan kalau baru pendaftaran, pendukung kandidat sudah konflik. Solusi terbaiknya harus ada yang pagi dan sore. Kalau memang sudah ada yang menyurat dan minta jadwal lebih dulu, KPU harus terbuka dan meminta kandidat lainnya untuk menyesuaikan, karena sudah ada kandidat yang meminta lebih dulu," saran Aswanto.
Akademisi UNM Prof Ramli juga mengingatkan bahaya benturan saat pendaftaran bersamaan. "Janganlah bersamaan. Itu berbahaya. Lebih baik menghindari polarisasi massa agar tidak terjadi benturan," Ramli.
Bahkan dia menyarankan ada perbedaan satu hari, apalagi jadwal pendaftaran yang ditetapkan KPU mulai 9-15 September. Berbeda kalau semua hari sudah terbagi habis untuk kandidat dan masih ada kandidat yang belum kebagian, barulah bisa bersamaan dalam satu hari. "Ini kan masih banyak hari lain. Ya diaturlah dengan baik," imbaunya.
Kedua pasangan cagub diminta bijaksana dan tidak menonjolkan ego sebagai penguasa. "Di sinilah kearifan kandidat untuk berbuat baik demi Sulsel ditunjukkan," tambahnya.
Sekretaris Jurusan Ilmu Politik Pemerintahan Unhas, A Lukman Irwan mengatakan ""Gesekan antar pendukung ini sangat rawan, sehingga semestinya KPU mencegah lebih dini. Kedua pasangan ini bisa saja cipika cipiki di depan publik, tetapi pendukung akar rumput tidak bisa dibendung," katanya. (hamsah umar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar