Powered By Blogger

Kamis, 20 Desember 2012

Etnisitas Bisa Cair di Pemilih Rasional


MAKASSAR, FAJAR--Kendati variabel etnis dianggap memiliki peran yang cukup menentukan di pilgub Sulsel 2013, faktor kesukuan ini bisa jadi mencair ketika diperhadapkan pada pemilih rasional.
Dalam politik, salah satu kecenderungan masyarakat dalam menentukan sikap selalu mencari faktor homopili atau kesamaan latar belakang, pendidikan, agama atau pun kesukuan. Salah satu alasannya untuk mendekatkan psikologi sosial antara masyarakat dengan pemimpinnya.
"Namun, kalau diperhadapkan pada pemilih rasional seperti misalnya di Makassar, faktor etnisitas ini bisa cair, dimana masyarakat tidak lagi menjadikan kesamaan suku sebagai pertimbangan utama dalam menentukan pilihan," kata pengamat politik Unhas, Hasrullah, Rabu, 19 Desember.
Berbeda kata dia ketika etnisitas ini di daerah, dimana masih banyak pemilih yang tidak rasional. Pemilih rasional umumnya lebih banyak mempertimbangkan program kandidat dan figur.
Hasrullah menyebut, variabel etnisitas di era demokrasi saat ini sah-sah saja menjadi hal yang diperhitungkan calon dalam meraih dukungan masyarakat luas. Namun, kandidat harus memahami batas kewajaran ketika harus menjadikan variabel ini dalam mencari dukungan masyarakat.
"Sepanjang tidak ditarik pada hal-hal sensitif wajar kalau calon gunakan variabel itu. Tapi tidak boleh ditarik lebih dalam karena itu bisa memicu atau berpeluang terjadinya konflik horizontal. Sehingga kalau ini ditarik terlalu jauh, bisa sensitif apalagi untuk masyarakat yang mengutamakan faktor emosional," jelas Hasrullah.
Terhadap variabel etnisitas ini, tiga cagub Sulsel memang tidak terlalu menjadikan variabel ini untuk meraih dukungan masyarakat luas. Cagub lebih memilih memaksimalkan tim dan jaringan partai politik dengan alasan variabel etnis akan ikut dengan sendirinya. (hamsah umar)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar