Powered By Blogger

Selasa, 04 Desember 2012

Warga Lawan Bupati Wajo


*Terkait Penolakan Kartu IA Bebas

MAKASSAR, FAJAR--Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru harus siap berlawanan dengan rakyatnya. Sikap bupati yang menolak Kartu Semangat Baru mendapat perlawanan dari masyarakat Wajo sendiri, yang merasa membutuhkan program bebas itu.
Sikap masyarakat Wajo ini disampaikan saat cawagub Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar bersilaturahmi di Dusun Mario, Desa Lawesso, Kecamatan Penrang, Senin, 3 Desember. Aziz menggelar pertemuan di rumah salah seorang tokoh masyarakat, H Linta.
Saat itu, Aziz mengutip pernyataan Burhanuddin bahwa dirinya akan melarang Kartu Semangat Baru beredar di kota penghasil sutra ini. Alasannya sembilan program yang ditawarkan IA ini sudah dilakukan bupati di daerah ini. "Ada koran pernah saya baca, bupati mengatakan kartu ini (IA Bebas) dilarang beredar di Wajo, mauki kah kartu ini dilarang beredar di Wajo?," tanya Aziz kepada warga. "Tidak, lawan," jawab warga serempak.
"Berarti masyarakat memerlukan kartu ini, kami wajib menyampaikan manfaat kartu ini, jangan sampai kami berniat baik tahu-tahunya masyarakat tidak tahu. Ini hanya sebagian kecil, banyak sekali yang mau kita lakukan ke depan," sambung Aziz.
Sikap Burhanuddin menolak secara terbuka kartu IA bebas ini bakal merugikan Bur, yang masih ingin mencalonkan diri pada pemilukada Wajo 2013 mendatang.
Di Wajo, Aziz setidaknya melakukan road show di 17 titik. Meski pemerintah di daerah ini terang-terangan menolak program IA, warga Wajo tetap menyambut antusias Aziz. Beberapa titik yang dikunjungi Aziz seperti di Kecamatan Majauleng meliputi Atapang, Piampo dan Rumpia, Kecamatan Penrang seperti Padaelo, Benteng, Lawesso, Doping, Kecamatan Sajoanging yakni Jalang,  Salompare'e. Kemudian di Kecamatan Takkalala meliputi Peneki, Ceppaga, Caleru, dan Cellue, serta Kecamatan Tempe di Yayasan Puangrimaggalatung (Prima), RSUD, serta di rumah tokoh agama Wajo UstadAli Pawellangi.
Mantan Kapolsek Sajoanging, Andi Bahri menyerukan agar warga berani melawan segala bentuk pembodohan masyarakat, karena di daerah ini disinyalir masih terjadi praktik yang cenderung membodohi masyarakat.
"Sekarang bukan lagi waktunya orang dibodohi, sekarang masyarakat sudah pintar. Karena itu saya serukan kepada semua keluarga saya di Wajo ini agar berani melawan segala bentuk pembodohan itu," pinta Bahri.
Pembodohan dan intimidasi serta pemaksaan memilih kandidat tertentu cukup menghatui masyarakat di tempat ini. (hamsah umar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar