*Ibrahim Telepon Ilham Tengah Malam
MAKASSAR, FAJAR--Tawaran DPP Golkar agar Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng menjadi cawabup Burhanuddin Baharuddin sulit diterima. Nojeng dikabarkan lebih baik melawan Golkar ketimbang menerima tawaran Golkar itu.
DPP Golkar sendiri memberi waktu tiga hari Nojeng untuk bersikap apakah menerima atau menolak putusan partai. Selain ditawari cawabup Burhanuddin, masih ada tawaran lain terhadap Nojeng. Informasi yang diperoleh sebagai Ketua DPRD Takalar.
"Yang pasti, Golkar tidak ingin beliau sampai memilih meninggalkan partai. Karena saya kira ada pilihan-pilihan yang telah ditawarkan. Kita menunggu sampai tiga hari seperti apa sikapnya karena dia diberi waktu tiga hari," kata Korwil Takalar DPD Golkar Sulsel, Hosit Bachtiar.
Isyarat bahwa Nojeng menolak alias melawan kebijakan partai dengan tetap maju sebagai cabup melalui partai lain. Bahkan, Nojeng bersama Ketua DPC PBB Takalar, Syarifuddin Rani bertolak ke Jakarta untuk melobi DPP PBB. Kabar lain menyebutkan, ayah Nojeng yang juga bupati Takalar, Ibrahim Rewa telah membangun komunikasi dengan Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin. Ibrahim dikabarkan menelepon Ilham tengah malam begitu tahu putranya tidak dipilih Golkar sebagai cabup.
"Saya memang dengar dia berkomunikasi dengan Pak Ilham, cuma apa isi pembicaraannya saya tidak tahu. Mungkin sebatas antara wali kota dengan bupati. Apalagi tadi pagi memang dia sama-sama terbang ke Jakarta menghadiri pertemuan di Kementerian Ekonomi," kata Ketua Devisi Komunikasi dan Publikasi DPD Demokrat Sulsel, Syamsu Rizal.
Yang pasti, Demokrat siap membuka pintu bagi Nojeng ketika partai ini memulai proses penjaringan. Di Takalar, Demokrat memiliki 3 kursi. Sehingga kalau berkoalisi dengan PBB (2 kursi), Nojeng sudah pasti bisa bertarung di Takalar sebagai cabup.
Ketua Bappilu Golkar Takalar, Muhiddin Tiro menegaskan Nojeng sampai saat ini konsisten dengan keinginanya maju sebagai cabup. "Kalau melihat perkembangan saat ini, dia tidak akan menerima tawaran Golkar. Situasinya dia akan melawan. Bupati sebagai orang tuanya juga pasti bersikap sama dengan anaknya," tandas Muhiddin.
Sebenarnya, Nojeng kecewa bukan semata karena tidak dipilih Golkar, tapi kekecewaan juga karena DPP Golkar sama sekali tidak melibatkan DPD Golkar Takalar dalam rapat penetapan tersebut, sehingga seperti apa alasan dan bagaimana surveinya Golkar Takalar tidak banyak tahu. DPP Golkar dianggap sepihak dalam menetapkan calon termasuk tidak konsisten dengan juklak Golkar.
Bagi Muhiddin, Golkar Takalar juga berharap Bur dan Nojeng bisa berpakat, namun kedua pihak ini sulit disatukan. Belum lagi, Nojeng tidak ingin mempertaruhkan orang tuanya sebagai bupati.
Alasan lain sehingga Nojeng sulit menerima tawaran Golkar karena masa depannya di Golkar juga bakal tidak sejaya saat ini. Ketika dia berpaket dengan Bur dan terpilih, Golkar dipastikan akan menggantinya sebagai Ketua DPD Golkar Takalar dan digantikan oleh Burhanuddin. Asumsi ini kemudian dijadikan Nojeng alasan lebih baik melawan partai dari pada memilih menuruti keinginan Golkar. Kendati sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Nojeng, namun Golkar Takalar memastikan sikap Nojeng akan seperti itu.
Selain Demokrat dan PBB yang siap memberi ruang Nojeng, PKS yang akan mengusung Syamsari Kitta bahkan ikut mempertimbangkan untuk memaketkan Nojeng-Syamsari Kitta. Syamsari yang sudah mendapat dukungan PDIP, PKB, Gerindra ini siap membangun komunikasi dengan Nojeng melalui PKS.
Tim media PKS Takalar, Hairil Anwar tidak menampik hal itu. "Nojeng memang ada rencana untuk bertemu dengan DPW PKS. Saya kira PKS akan komunikasi ulang dengan beliau," tandas Hairil.
Ini artinya, Syamsari ada kemungkinan bersedia menjadi cawabup Nojeng di pemilukada Takalar kendati selama ini dia digadang-gadang menjadi cabup. Pertimbangannya, Nojeng tidak mungkin meninggalkan Golkar kalau sekadar maju cawabup melalui partai lain, sementara ketika berpasangan dengan Burhanuddin kemenangan sudah dipastikan ada di tangan.
Spekulasi Cawabup
Pascapenetapan Burhanuddin cabup Golkar di Takalar, saat ini sudah berkembang isu mengenai cawabup Burhanuddin yang akan digandeng ketika Nojeng menolak. Salah satunya yang diisukan adalah Kadis PU Gowa, Amin Yacob. Informasi yang berkembang, figur tersebut ditawarkan Ketua DPD Golkar Gowa, Ichsan Yasin Limpo.
Spekulasi lain menyebutkan, ketika Syamsari memilih menjadi cawabup Nojeng, Gerindra yang sejak awal telah menyatakan dukungan ke Syamsari bakal menarik dukungan dan melirik kandidat lain yakni Sekkab Takalar A Jen Syarif Rifai. Koalisinya adalah Gerindra (2 kursi), PAN (2 kursi, Hanura (2 kursi).
Sementara Wakil Ketua DPD Golkar Bone, A Akbar menegaskan putusan Golkar menunjuk A Baso Fahsar Padjalangi sebagai cabup Golkar di Bone masih akan dibahas DPD Golkar Bone. Hari ini atau besok Golkar akan mengumpulkan DPC-DPC untuk membahas putusan DPP tersebut.
"Putusannya sebenarnya belum sampai ke Golkar Bone, tapi memang seperti itu. Makanya besok (hari ini) atau lusa kita akan rapatkan di Golkar. Soal apakah Irsan siap jadi cawaup itu menyangkut pribadinya. Yang jelas, kami melihat DPP sepihak karena tidak ada undang ke kita," tandas Akbar. (hamsah umar)