Powered By Blogger

Kamis, 15 Desember 2011

Curi Laptop untuk Bayar Motor


MAKASSAR, FAJAR--Dua remaja yang tinggal di Jalan Daeng Tantu, Rappokalling Makassar ditangkap Unit Operasional Direktorat Reskrim Polda Sulsel, Kamis, 15 Desember. Keduanya adalah tersangka pencurian dengan sasaran rumah kos mahasiswa.
Keduanya adalah Anwar (19) dan Asrul (15). Kedua tersangka yang biasa menjadi kuli bangunan ini mengaku melakukan aksinya demi untuk berpoya-poya serta membayar kredit motor. Spesialis pencurian laptor, handphone serta uang tunai ini ditangkap di sekitar Galangan Kapal Makassar. "Sebagian saya gunakan untuk membayar cicilan motor," kata Anwar.  
Dalam melakukan aksinya itu, kedua tersangka berkawanan lima orang. Tiga rekan lainnya adalah Cengel dan Daniel. Sementara Ramli lebih awal ditangkap polisi. Dari penangkapan Ramli inilah, polisi berhasil menangkap kedua tersangka.  Dari pengakuan tersangka, setiap barang curian baik laptop, handphone dan uang dibagi bersama.
Beberapa lokasi pencurian yang dilakukan kawanan ini seperti Jalan Pampang, Tamalanrea, serta di sekitar Unhas. Bahkan di sekitar Unhas ini, pelaku melakukan aksi pencurian di sejumlah rumah kos milik mahasiswa. Para pelaku mengaku membuka pondokan mahasiswa dengan menggunakan tang untuk merusak gemboknya.
Informasi yang diperoleh, barang curian tersebut dijual tersangka seharga Rp1,3 j uta untuk setiap laptop. Beberapa korban pelaku ini yakni Nurdiana, Dewi, Ija, dan Rara. Selain laptop dan sejumlah handphone, pelaku juga diketahui pernah mencuri uang mahasiswa hingga Rp2,6 juta.
Kanit Opsnal Satreskrim Polda Sulsel, Kompol Yadin membenarkan penangkapan dua spesialis pencurian laptop tersebut. Menurutnya, pelaku sudah sering kali melakukan aksi pencurian di beberapa tempat termasuk di sejumlah pondokan mahasiswa di sekitar Unhas. (hamsah umar)  

Rabu, 14 Desember 2011

Hari Ini, Istri Imam Diperiksa


MAKASSAR, FAJAR--Setelah melalui proses penantian, istri mantan Kepala Cabang Merpati Makassar-Imam Bagus Nugraha, Andi Indria Safitri bakal menjalani pemeriksaan penyidik Polsekta Rappocini, Kamis, 15 Desember, hari ini.
Kepastian ini disampaikan Kapolsekta Rappocini, Kompol Herman yang dihubungi Rabu, 14 Desember. Penyidik mengaku sudah mendapat konfirmasi dari Indria datang ke Makassar kemarin. Sesuai jadwal yang disampaikan istri tersangka kepada penyidik, Indria tiba di Makassar Rabu siang atau sore.
"Menurut informasi yang diberikan kepada kita hari ini sudah tiba di Makassar. Cuma pastinya  jam berapa ini yang kita tidak ketahui pasti," kata Herman.
Herman menegaskan proses pemeriksaan terhadap istri Imam ini diharapkan bisa dilakukan secepatnya. Bahkan, kalau kondisi fisik atau kesehatan Indria memungkinkan dilakukan pemeriksaan malam, polisi juga siap melakukan pemeriksaan malam terhadap istri korban pembunuhan misterius ini.
Dia menambahkan, proses pemeriksaan terhadap istri korban ini akan sangat menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan penyidik, termasuk siapa saja yang akan dimintai keterangan selanjutnya. Selama ini, polisi memang masih fokus melakukan pemeriksaan terhadap keluarga korban.
Kalau pun ada saksi diluar keluarga yang telah diperiksa, baru sebatas petugas keamanan perumahan, tukang becak, dan tukang ojek. "Untuk pemeriksaan selanjutnya belum kita tentukan. Kita lihat dulu keterangan dari istri korban," tambah Herman.
Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar Hasan yang dikonfirmasi terpisah membenarkan rencana kedatangan istri korban kemarin. Kendati hingga pukul 16.00, polisi belum mendapat kabar apakah Indria sudah tiba di Makassar atau masih dalam perjalanan. (hamsah umar)
 
               

Kadivhumas Minta Fungsi Humas Diberdayakan


MAKASSAR, FAJAR--Kepala Devisi Hubungan Masyarakat (Kadivhumas) Polri, Irjen S Usman Nasution minta jajaran Polda Sulsel untuk memberdayakan fungsi humas, guna memaksimalkan komunikasi dengan masyarakat melalui pemberitaan media cetak dan elektronik.
Imbauan ini disampaikan kadivhumas saat silaturahmi Kadivhumas Polri dengan insan pers Sulsel di Hotel Clarion Makassar, Rabu, 14 Desember. Menurut dia, pemberdayaan fungsi humas penting tercipta agar informasi yang dibutuhkan wartawan bisa terpenuhi dan tidak menimbulkan persepsi keliru di tengah masyarakat.
Perlunya pemberdayaan fungsi humas di jajaran Polri termasuk jajaran Polda Sulsel ini, agar kebutuhan informasi yang dibutuhkan wartawan bisa cepat diberikan, mengingat wartawan butuh informasi yang bersifat cepat dan aktual. 
"Karena kalau sudah telanjur dipublikasikan, akan sulit untuk memperbaiki opini yang sudah terbentuk di masyarakat. Makanya ketika ada informasi yang dibutuhkan wartawan, secepatnya disampaikan. Kalau data yang dibutuhkan belum ada di humas, secepatnya dikomunikasikan dengan sumber informasi," kata Usman Nasution.
Dia memahami, sejauh ini anggota polri yang bertugas di kehumasan masih banyak yang belum memahami dengan baik mengenai kebutuhan informasi yang dibutuhkan wartawan. Bahkan, ada yang terkesan masih alergi ketiga ditanya atau bertemu dengan wartawan. "Kita akan terus lakukan pembinaan agar fungsi humas ini betul-betul diberdayakan," tambahnya.
Sejak beberapa bulan menjabat Kadivhumas Polri, Usman Nasution menegaskan bahwa dirinya terus memaksimalkan komunikasi yang baik dengan para wartawan. "Saya kalau mendapat SMS atau ditelepon wartawan, saya sangat cepat menjawabnya karena saya tahu apa yang ditanyakan wartawan itu dianggap penting. Makanya, saya kadang merasa yang perintah saya adalah wartawan. Saya bahkan kadang merasa seorang terdakwa menghadapi wartawan," jelasnya.
Dia menyebut, tanpa adanya dukungan dan komunikasi yang baik antara media dengan polri, maka citra positif polisi di tengah masyarakat tidak ada tercipta. "Baik buruknya kinerja kita di tengah masyarakat, sangat bergantung dari peran pers. Makanya, pers dan masyarakat tetap kita harapkan memberikan kontrol," katanya.
Wakapolda Sulsel, Brigadir Jenderal Syahrul Mamma menambahkan dalam rangka memberikan layanan informasi kepada masyarakat, Polda Sulsel telah membentuk humas hingga polsekta. "Dengan harapan pers dapat menciptakan opini positif di tengah masyarakat, karena pers bisa mempengaruhi opini masyarakat, objektivitas, subjektivitas dan perilaku sosial di masyarakat," kata Syahrul. (hamsah umar)
         

Polrestabes Tunggu Kajian Ahli Unhas


MAKASSAR,FAJAR--Proses penyidikan ambruknya tembok perumahan The Mutiara yang mengakibatkan delapan warga tewas, terus diselidiki penyidik Polrestabes Makassar. Selain melakukan pemeriksaan saksi, polisi juga masih menunggu hasil kajian tim ahli konstruksi Fakultas Teknik Unhas.
Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar Hasan menyatakan penyidikan kasus tembok The Mutiara itu terus bergulir. Kendati belum ada tersangka yang ditetapkan, tapi sesuai janji polisi, pekan ini tersangka sudah dibeberkan penyidik Polrestabes Makassar.
"Kita masih melakukan pengumpulan bukti-bukti dan melakukan pemeriksaan saksi. Sambil kita menunggu hasil kajian dari ahli Unhas soal konstruksi tembok itu," jelas Anwar, Rabu, 14 Desember.
Hasil penelitian ini nantinya akan mengungkap apakah ambruknya tembok The Mutiara ini karena kelalaian dari kontraktor, atau karena faktor lain. Yang pasti, penelitian di lapangan secara visual mengindikasikan bahwa ambruknya tembok itu karena bangunan tembok itu tidak mampu menahan timbunan di perumahan itu. "Yang mau kita tahu juga kan apakah tembok ini sesuai standar atau memang menyalahi konstruksi. Makanya, kita tunggu seperti apa hasil pengkajian tim ahli," kata Anwar.
Sebagaimana dilansir sebelumnya, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha memastikan bahwa ambruknya tembok The Mutiara itu karena adanya unsur kelalaian. Makanya, dia memastikan pekan ini tersangka dalam kasus ini sudah ditetapkan penyidik.
Ketua LBH Makassar, Abdul Azis berharap polisi serius mengungkap kasus ini. Apalagi kontraktor yang disebut-sebut CV Benteng milik Jamaluddin hingga saat ini tidak jelas keberadaannya, termasuk alamat perusahaan yang bersangkutan. Ini terkesan ada upaya pengalihan tanggung jawab. "Kontraktor juga itu bekerja sesuai keinginan pemilik atau yang memintanya," kata Azis.
Sejauh ini, polisi telah memeriksa belasan saksi termasuk Presiden Direktur Mutiara Properti, Kiplongang Akemah alias Along. Selain dari pihak pengembang, polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dari warga yang menjadi korban.
Sementara, Bos CV Benteng yang disebut Ariduto Wibowo selaku pemilik PT Sari Prima Cemerlang, hingga saat ini belum memenuhi panggilan kepolisian. Bahkan polisi mengaku tidak tahu keberadaan saksi yang satu ini. 
Kendati begitu, Anwar menegaskan akan melakukan penjemputan paksa jika Jamaluddin tidak memenuhi panggilan setelah tiga kali dipanggil. (hamsah umar)

Dua Mahasiswa UMI Disel


MAKASSAR, FAJAR--Dua mahasiswa UMI Makassar yang ditangkap petugas Polrestabes Makassar, karena kepemilikan senjata tajam akhirnya resmi ditetapkan sebagai tersangka. Kedua mahasiswa tersebut sudah dijebloskan ke tahanan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kedua mahasiswa UMI tersebut yakni Muh Taslim dan Abd Karim. Keduanya adalah mahasiswa Fakultas Teknik Industri angkatan 2010, Fakultas Ilmu Komputer angkatan 2009. 
"Mengenai status dua mahasiswa UMI yang ditangkap Selasa sore, sudah kita tahan dengan status tersangka. Dia dianggap memiliki dan menguasai senjata tajam sehingga dijadikan tersangka," kata Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar Hasan, Rabu, 14 Desember.
Kedua mahasiswa tersebut langsung dijadikan tersangka usai menjalani serangkaian pemeriksaan oleh penyidik Selasa malam. Oleh penyidik yang melakukan pemeriksaan, tersangka dianggap cukup bukti memiliki senjata tajam jenis parang dan samurai.
Saat ditangkap polisi di kampusnya sendiri, kedua mahasiswa tersebut memang ditangkap sedang membawa senjata tajam. Sajam tersebut diduga akan digunakan tersangka melakukan perkelahian antarfakultas. Selasa sore, perkelahian antarmahasiswa memang pecah di UMI hingga memaksa polisi melakukan penyisiran dan melakukan penangkapan terhadap tersangka.
Dalam penyisiran itu, polisi sebenarnya menemukan banyak senjata tajam di kedua fakultas yang bertikai itu. Senjata itu disembunyikan mahasiswa di sekitar kampus, namun tidak diketahui pasti pemilik sajam tersebut. Pertikaian antarmahasiswa di UMI ini dipicu pemukulan yang dialami mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yang dilakukan mahasiswa Fakultas Teknik. (hamsah umar)