Powered By Blogger

Jumat, 13 Januari 2012

Sindikat Perampokan Ditangkap Polisi


*Amankan BB Senilai Rp100 Juta

MAKASSAR, FAJAR--Jajaran Polsekta Rappocini membongkar sindikat perampokan yang sering beraksi di Makassar, Kamis, 12 Januari. Jumlah sindikat yang ditangkap polisi ini sebanyak sembilan orang di Gowa dan Makassar.
Dari tangan sembilan tersangka yang ditangkap secara berantai mulai pukul 00.00 hingga pukul 06.00 itu, polisi menyita belasan handphone, tiga sepeda motor, uang tunai Rp450 ribu, jam tangan, laptop, play station, TV LCD, mutiara, sound sistem,  badik, dan sejumlah barang bukti lainnya. Nilai keseluruhan dari barang bukti (BB) yang disita itu  ditaksir mencapai Rp100 juta lebih.
Kesembilan tersangka yang ditangkap yakni Herman Dg Kulle alias Jappo, Mustafa Kamal alias Boim, Akri, Rahmat dg Kulle, Muh Nofrial, Perdana Herianto, Nurdianto, dan Samsuar alias Coang. Satu tersangka lain yang diidentifikasi bernama Syahrir juga ditangkap karena sebagai penadah barang rampokan sindikat ini.
Tidak hanya terlibat sindikat perampokan, dua dari sembilan tersangka yang ditangkap ini juga diketahui terlibat penyalahgunaan narkoba. Dia adalah Nurdianto dan Samsuar. Dari tangan keduanya ditemukan sabu-sabu sekitar 0,5 gram, serta sejumlah alat isapnya.
Kapolsekta Rappocini, AKP Ahmad Mariadi yang dikonfirmasi menjelaskan bahwa penangkapan sindikat ini diawali dari tiga tersangka di rumah bos perampok, Herman Jalan Karaeng Leo Sero, Gowa. Di rumah inilah, barang bukti terbanyak diperoleh polisi.
Penangkapan sindikat perampokan ini berawal dari  adanya seorang warga yang melapor kecurian Blackberry. Dari sini, polisi bekerja sama dengan pihak Blackberry untuk melacak keberadaan pelaku. Selama empat hari melakukan penyelidikan setelah mengetahui posisi terakhir handphone itu, polisi akhirnya melakukan penggerebekan setelah memastikan tersangka sudah benar.
"Jadi kita lacak melalui imey Blackberry. Begitu dapat lokasi, kita berhasil menangkap tiga orang di dalam rumah kemudian kita kembangkan hingga berhasil menangkap sembilan orang. Sejumlah sindikatnya sementara kita kejar," kata Mariadi.                   Menurut Mariadi, salah satu korban dengan kerugian terbesar yang dilakukan sindikat ini terjadi di Jalan Pelita Raya Makassar tiga bulan lalu. Di rumah milik John ini, pelaku merampok 200 gram emas, dua buah blackberry, serta sejumlah barang berharga lainnya. Kerugian di satu TKP ini mencapai Rp500 juta.
Dari sejumlah barang rampokan tersangka, sebagian besar utamanya emas sudah dijual. Hasil interogasi polisi menyebutkan, sindikat ini telah melakukan perampokan emas hingga mencapai 480 gram di berbagai tempat di Makassar. Sebagian besar emas tersebut dijual ke seorang penadah yang diduga juga menjadi jaringannya.
John misalnya yang datang ke Polsekta Rappocini mengecek barang miliknya mengaku kalau yang ada tinggal dua buah Blackberry yang disita polisi. "Mungkin tidak dijual karena sulit menjual kalau Blackberry curian," kata John.
Kesembilan tersangka ini berdomisili di beberapa tempat seperti, Maccini Baru, Maccini Gusung, Mangadel, Dirgantara, dan BTN Pao-pao. Para tersangka ini masih digiring kebeberapa lokasi untuk menunjukkan alamat rekannya.
Keberhasilan Polsekta Rappocini membongkar sindikat perampokan ini mendapat apresiasi Kapolrestabes Makassar, Komber Erwin Triwanto. Begitu mendapat laporan tersebut, Erwin langsung meninjau ke Polsekta Rappocini untuk melihat langsung barang bukti dan tersangka yang berhasil dibongkar jajarannya.
Kasus penangkapan kasus perampokan ini merupakan yang terbesar di Makassar pada 2012 bahkan 2011 lalu. Makanya, Kapolrestabes memberikan apresiasi khusus atas kinerja Polsekta Rappocini melakukan pengungkapan. (hamsah umar) 

Tinggal di Rumah Mewah



Bos sindikat perampokan, Herman Dg Kulle alias Jappo (35), salah seorang dari sembilan tersangka perampokan yang ditangkap Polsekta Rappocini, ternyata memiliki gaya hidup mewah. Rumahnya di Jalan Karaeng Leo Sero Gowa, diketahui cukup mewah bahkan mirip rumah pejabat.
Di rumah tempat sindikat ini ditangkap, dilengkapi sejumlah kamar. Setiap kamar dilengkap TV LCD serta AC. Belum lagi sejumlah perabotan rumahnya tergolong mewah.
"Beberapa tetangga yang kita tanya juga mengaku heran dengan rumah tersangka ini, karena setahu mereka dia tidak memiliki pekerjaan. Bangunan rumahnya memang mewah seperti rumah pejabat. Bahkan setiap kamar ada TV LCD," kata Kapolsekta Rappocini, AKP Ahmad Mariadi yang memimpin langsung penangkapan.
Dalam melakukan berbagai sindikat perampokan, Herman tidak hanya melibatkan dirinya tapi juga melibatkan salah seorang anaknya yang masih berusia belasan tahun, Rahmat Dg Kulle (16).
Hasil penyelidikan polisi menyebutkan, Herman tidak hanya memiliki rumah di Gowa, tapi juga memiliki rumah di Makassar tepatnya di Jalan Maccini Gusung. Di rumah keduanya ini, Herman merekrut sejumlah tetangganya untuk terlibat perampokan.
Mariadi menyebutkan, dalam menjalankan aksinya ini, tersangka tidak segang-segang melukai atau mencelakai korbannya jika melawan saat terjadi perampokan. Apalagi sindikat ini melengkapi diri dengan senjata tajam jenis badik.
Ditemui di Polsekta Rappocini, Herman mengaku kalau hasil kejahatannya itu dibagi dengan sejumlah rekannya. "Saya bagi dengan teman Pak begitu hasil curian sudah dijual," kata Herman.
Dari ratusan juta uang hasil kejahatan yang diperoleh, Herman mengaku menggunakan sebagian untuk foya-foya. Dia bahkan berdalih sebagian disumbangkan ke panti asuhan dan masjid. (hamsah umar)  
                 
               


Kamis, 12 Januari 2012

Brigpol Latief Dihukum Bersalah


MAKASSAR, FAJAR--Mantan anggota Polsekta Tamalate yang saat ini ditarik ke Polrestabes Makassar,  
Brigpol Latief dihukum bersalah oleh Propam Polrestabes Makassar, dalam sidang disiplin yang digelar di Aula Polrestabes Makassar, Kamis, 12 Januari.
Oknum polisi ini berurusan dengan Propam Polrestabes karena dianggap melanggar disiplin. Dalam sidang yang dipimpin Kasi Propam Polrestabes Makassar, Kompol Djoko MW, Latief dihukum bersalah dan dinyatakan harus mendapat pengawasan selama enam bulan.
"Kita memang melakukan sidang disiplin terhadap anggota itu. Vonisnya dia dinyatakan bersalah dan harus dilakukan pengawasan selama enam  bulan," kata Djoko.
Dalam sidang disiplin terhadap Latief itu, Propam Polrestabes Makassar menghadirkan beberapa saksi seperti Kapolsekta Panakkukang (mantan Kapolsekta Tamalate), Kompol Agung Setio Wahyudi, Kanit Reskrim Tamalate, AKP Ahmad Canggi, dan dua anggota Polsekta Tamalate lainnya.         
Sekadar mengingatkan, Latief diproses Propam Polrestabes Makassar karena ditengarai hendak mengamuk dan memarangi atasannya, Kompol Agung pertengahan Oktober 2011 lalu. Saat itu, Latief mendatangi ruang kerja atasan dan rumah dinasnya dengan membawa parang sambil marah-marah. Ulah itu dilakukan setelah namanya disebut-sebut terlibat jaringan curanmor di wilayah Polsekta Tamalate.
"Jadi dia bersalah karena tidak sepantasnya seorang bawahan menghadap ke atasannya dengan marah-marah. Makanya dia dihukum bersalah," tambah Djoko.
Sementara terkait dugaan oknum tersebut terlibat sindikat pencurian sepeda motor, sebagaimana pengakuan salah seorang tersangka yang ditangkap polisi, Djoko menegaskan bahwa tudingan tersangka curanmor tersebut tidak bisa dibuktikan. Pasalnya kata dia, tersangka yang menyebut-nyebut namanya itu juga tidak bisa memberikan bukti kalau Latief terlibat jariangan curanmor.(hamsah umar)
  

Ditodong Pistol, Tiga Handphone Melayang


MAKASSAR, FAJAR--Srinalyati (37), salah seorang karyawan salah satu travel Danaval, menjadi korban perampokan di Jalan Abdullah Daeng Sirua Makassar. Korban mengaku ditodong menggunakan sebuah pistol dan badik oleh dua pelaku di kantornya.
Akibat kejadian itu, korban kehilangan tiga buah handphone serta uang tunai Rp150 ribu. Peristiwa yang dialami korban ini dilaporkan ke Polsekta Panakkukang, Rabu malam.
Menurut korban saat melaporkan peristiwa yang dialaminya, perampokan itu bermula ketika pelaku menggunakan sepeda motor bersama sejumlah rekannya datang ke kantor sekira pukul 16.00 Rabu lalu. Saat itu, pelaku berpura-pura hendak membeli tiket tujuan Palu.
Di bagian pelayanan itu, korban sendiri. Saat itulah, pelaku memanfaatkan situasi dan langsung mengambil pistol serta badik dari balik sadel motornya. Karena ditodong dengan pistol, korban merelakan barang miliknya dibawa kabur oleh pelaku. Belum diketahui apakah pistol yang digunakan pelaku adalah asli atau sekadar mainan.
Dalam menjalankan aksinya itu, korban mengaku tidak sekadar dua orang yang masuk ke kantornya, tapi juga ada pelaku lain yang menunggu diluar. 
Begitu barang berharga korban dirampok, pelaku melarikan diri. Korban kemudian melaporkan peristiwa itu setelah kondisinya membaik akibat takut ancaman pelaku.
Kanit Reskrim Polsekta Panakkukang, Iptu Hardjoko mengaku belum mengetahui siapa pelaku perampokan tersebut. "Kami sementara melakukan pemeriksaan korban dan saksi untuk mengejar pelakunya," kata Hardjoko. (hamsah umar)

Percetakan Sama Jaya Terbakar


MAKASSAR, FAJAR--Sebuah rumah toko (ruko) berlantai III, yang digunakan sebagai tempat usaha percetakan Sama Jaya di Jalan Mongisidi No.86 Makassar terbakar. Seluruh isi rumah di lantai II dan III ludes dilalap api, Kamis, 12 Januari sekira pukul 12.00.
Pemilik usaha percetakan tersebut diketahui bernama Muh Nur Alam, terletak di RW 003 / RT 002 Kelurahan Maricaya Baru. Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran, namun dugaan sementara kebakaran terjadi karena arus pendek. Apalagi, menurut saksi mata, api pertama kali muncul dari lantai III rumah tersebut.
Sedikitnya enam armada pemadam kebakaran dikerahkan Dinas Pemadam Kebakaran untuk menjinakkan api, sehingga tempat usaha itu tidak seluruhnya ludes. Kebakaran ini tidak sampai menjalar ke rumah di sekitarnya, karena bagunan yang ada di sampingnya lebih tinggi.
Tidak ada korban dalam kebakaran ini, namun kerugian materil ditaksir mencapai puluhan juta. Beberapa bahan baku percetakan serta kertas yang tidak terbakar ikut rusak karena terkena air. Selain pemadam, petugas Posko Siaga 247 PMI Makassar juga ke lokasi dengan menyiapkan  mobil ambulance kendati tidak ada korban dalam peristiwa ini. "Tidak ada korban dalam kebakaran ini," kata Koordinator Lapangan Posko Siaga 247 PMI Makassar, MA Sahrul Alung.
Nur Alam menyebutkan, saat kebakaran terjadi hanya ada anaknya yang berada di rumah, sementara dia keluar mengantar barang. Dia mengaku belum tahu apa penyebab kebakaran di rumahnya.
Amir, tukang parkir yang beroperasi di depan ruko menyebutkan, asap tebal sudah tinggi begitu dia melihat kebakaran ini. "Pemilik rumah ada di lantai I, jadi dia tidak tahu kalau rumahnya terbakar. Nanti saya beri tahu baru panik," kata Amir. (hamsah umar)