*21 Februari Dipanggil DPP
MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng dan anggota DPRD Sulsel asal Golkar, Burhanuddin Baharuddin disarankan berduet pada pemilukada Takalar Juli mendatang. Harapan untuk menduetkan kader terbaik Golkar di Takalar ini menjadi keinginan elit DPP Golkar.
Berkaca pada hasil survei beberapa lembaga survei, popularitas dan elektabilitas Nojeng dan Burhanuddin tertinggi dibanding figur lainnya. Makanya, kalau kedua figur ini dipaketkan, Golkar berpeluang besar mengulang sukses memenangkan pemilukada Takalar.
Koordinator Wilayah (Korwil) Takalar DPD Golkar Sulsel, Hoist Bachtiar menegaskan keinginan Golkar untuk menduetkan figur ini, untuk menghindari perpecahan dukungan ke Golkar pada pemilukada Takalar. Dalam melakukan survei, DPP Golkar kata dia tidak hanya melibatkan satu lembaga survei, tapi lebih dari satu dengan harapan kader tidak mempersepsikan Golkar tidak fair dalam survei.
Dia kembali menegaskan bahwa penentuan figur yang akan diusung Golkar pada pemilukada Takalar tetap pada survei. Makanya, sekitar 21 Februari mendatang, kader dengan survei tertinggi akan diundang ke DPP Golkar untuk melihat hasil survei, termasuk membicarakan kesepakatan dan jalan terbaik terhadap kader Golkar. Ada kemungkinan, saat kedua figur Golkar ini diundang ke Jakarta, DPP juga sudah menetapkan calon yang akan diusung Golkar di posisi cabup.
"Dua figur dengan rangking tertinggi akan diundang ke DPP guna membicarakan kesepakatan. Yang jelas, kita inginkan yang surveinya berada di peringkat pertama, diminta untuk menggandeng kader yang di posisi kedua. Dalam artian, kita inginkan mereka berduet menghadapi pemilukada Takalar," jelas Hoist.
Namun, DPP Golkar kata Hoist melihat kemungkinan menduetkan Nojeng-Burhanuddin akan susah mengingat keduanya ngotot untuk tampil sebagai calon bupati. "Karena tidak gampang menyatukan mereka, makanya DPP akan undang sekaligus memperlihatkan seperti apa surveinya. Golkar tentunya sangat mengharapkan paket yang diusung di Takalar adalah Golkar-Golkar," tambahnya.
Kendati nantinya Burhanuddin atau Nojeng tidak bersepakat atau tidak ada yang mau berada di posisi wakil, partai kata dia akan menyerahkan sepenuhnya kepada kader tersebut. Yang pasti, Golkar hanya akan mengusung satu calon bupati yang memiliki survei paling tinggi.
Kalau pun nantinya ada kader yang ngotot maju melalui partai lain, Golkar tidak bisa menghalangi. Namun konsekuensinya, kader yang memilih maju melalui partai lain dengan sendirinya dianggap telah mengundurkan diri sebagai kader Golkar. "Namun situasi seperti ini tentu tidak kita harapkan terjadi," tambahnya.
Sebelumnya, Nojeng sudah menegaskan bahwa posisi 01 di pemilukada Takalar adalah harga mati. Sementara Burhanuddin masih memercayakan keputusan kepada partai, kendati kabar lain menyebutkan Burhanuddin siap meninggalkan Golkar dan diusung partai lain. Salah satu partai yang memiliki niat mengusung Burhanuddin adalah Demokrat. (hamsah umar)
MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng dan anggota DPRD Sulsel asal Golkar, Burhanuddin Baharuddin disarankan berduet pada pemilukada Takalar Juli mendatang. Harapan untuk menduetkan kader terbaik Golkar di Takalar ini menjadi keinginan elit DPP Golkar.
Berkaca pada hasil survei beberapa lembaga survei, popularitas dan elektabilitas Nojeng dan Burhanuddin tertinggi dibanding figur lainnya. Makanya, kalau kedua figur ini dipaketkan, Golkar berpeluang besar mengulang sukses memenangkan pemilukada Takalar.
Koordinator Wilayah (Korwil) Takalar DPD Golkar Sulsel, Hoist Bachtiar menegaskan keinginan Golkar untuk menduetkan figur ini, untuk menghindari perpecahan dukungan ke Golkar pada pemilukada Takalar. Dalam melakukan survei, DPP Golkar kata dia tidak hanya melibatkan satu lembaga survei, tapi lebih dari satu dengan harapan kader tidak mempersepsikan Golkar tidak fair dalam survei.
Dia kembali menegaskan bahwa penentuan figur yang akan diusung Golkar pada pemilukada Takalar tetap pada survei. Makanya, sekitar 21 Februari mendatang, kader dengan survei tertinggi akan diundang ke DPP Golkar untuk melihat hasil survei, termasuk membicarakan kesepakatan dan jalan terbaik terhadap kader Golkar. Ada kemungkinan, saat kedua figur Golkar ini diundang ke Jakarta, DPP juga sudah menetapkan calon yang akan diusung Golkar di posisi cabup.
"Dua figur dengan rangking tertinggi akan diundang ke DPP guna membicarakan kesepakatan. Yang jelas, kita inginkan yang surveinya berada di peringkat pertama, diminta untuk menggandeng kader yang di posisi kedua. Dalam artian, kita inginkan mereka berduet menghadapi pemilukada Takalar," jelas Hoist.
Namun, DPP Golkar kata Hoist melihat kemungkinan menduetkan Nojeng-Burhanuddin akan susah mengingat keduanya ngotot untuk tampil sebagai calon bupati. "Karena tidak gampang menyatukan mereka, makanya DPP akan undang sekaligus memperlihatkan seperti apa surveinya. Golkar tentunya sangat mengharapkan paket yang diusung di Takalar adalah Golkar-Golkar," tambahnya.
Kendati nantinya Burhanuddin atau Nojeng tidak bersepakat atau tidak ada yang mau berada di posisi wakil, partai kata dia akan menyerahkan sepenuhnya kepada kader tersebut. Yang pasti, Golkar hanya akan mengusung satu calon bupati yang memiliki survei paling tinggi.
Kalau pun nantinya ada kader yang ngotot maju melalui partai lain, Golkar tidak bisa menghalangi. Namun konsekuensinya, kader yang memilih maju melalui partai lain dengan sendirinya dianggap telah mengundurkan diri sebagai kader Golkar. "Namun situasi seperti ini tentu tidak kita harapkan terjadi," tambahnya.
Sebelumnya, Nojeng sudah menegaskan bahwa posisi 01 di pemilukada Takalar adalah harga mati. Sementara Burhanuddin masih memercayakan keputusan kepada partai, kendati kabar lain menyebutkan Burhanuddin siap meninggalkan Golkar dan diusung partai lain. Salah satu partai yang memiliki niat mengusung Burhanuddin adalah Demokrat. (hamsah umar)