Powered By Blogger

Selasa, 29 Mei 2012

Rudi Kritik Klaim Keberhasil Syahrul


MAKASSAR, FAJAR--Calon gubernur Sulsel yang tidak lain bupati Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa mulai mengeritik gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo atas klaim keberhasilan yang dicapai selama menjabat gubernur.
Ketua DPD Gerindra Sulsel ini menilai bahwa keberhasilan yang dicapai pemprov Sulsel tidak lepas dari kerja keras 24 bupati/wali kota di Sulsel. Rudi tidak terlalu menyoal keberhasilan tersebut diklaim Syahrul, tapi dia menyayangkan ketika sukses tersebut dijadikan komoditas politik bahkan dikampanyekan melalui media massa.
Di Indonesia, banyak gubernur dan kepala daerah yang mendapat banyak penghargaan tapi tidak sampai digembor-gomborkan, atau dikampanyekan setiap ada kegiatan yang dilakukan. Apalagi itu sebenarnya tidak lepas dari kontribusi bupati/wali kota di Sulsel.
"Kalau saya bertemu dengan gubernur, saya akan memberitahukannya untuk tidak terlalu bangga dengan prestasi yang telah dicapai. Karena apa yang diraih Sulsel tidak lepas dari kerja keras bupati dan wali kota. Gubernur hanya menikmati kerja keras itu," tandas Rudiyato.
Prestasi yang didapatkan dari hasil kerja keras harus menjadi pelecut semangat untuk tetap berbuat maksimal demi kesejahteraan masyarakat, tidak dijadikan sebuah kebanggaan dan euforia sehingga kepentingan masyarakat jadi terabaikan.
Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan yang dikonfirmasi terpisah mengakui Syahrul banyak memiliki keberhasilan dalam memimpin daerah ini, termasuk berimbas ke daerah. "Tapi kalau dikatakan tidak lepas dari kontribusi bupati saya kira memang seperti itu. Gubernur, bupati dan wali kota itu kan harus sinergi dalam menjalankan pembangunan di seluruh daerah," kata Zainuddin.
Tanpa adanya sinergi yang baik antara gubernur dengan bupati dan wali kota, pencapaian pembangunan tentu tidak akan berhasil dengan baik. Apalagi alokasi anggaran pemprov juga banyak ke daerah.
Pengamat politik Unhas, Adi Suryadi Culla juga sependapat dengan penilaian Rudiyanto Asapa. Gubernur dengan wali kota dan bupati memiliki kontribusi yang sama dalam pembangunan di Sulsel. Gubernur yang menjadi perpanjangan tangan pusa sifatnya melakukan koordinasi dalam pembangunan kabupaten/kota agar selalu bersinergi.
"Keberhasilan gubernur memang tidak lepas dari bupati  dan wali kota di Sulsel dalam memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki setiap kabupaten. Keberhasilan dalam kelola aset daerah yang terntu berbeda porsi pembangunannya. Jadi posisi itu tidak bisa berdiri sendiri," tandas Adi Culla.
Contoh kecil, gubernur tidak bisa dikatakan sukses meningkatkan produksi beras atau jagung di Sulsel, kalau bukan karena kerja keras bupati dan wali kota dalam meningkatkan produksi padinya. Itu karena lahan pertanian itu semuanya ada di kabupaten/kota.
"Tidak fair gubernur kalau dikatakan itu keberhasilannya semata, tapi itu juga adalah keberhasilan daerah. Kami memang sangat menyayangkan karena keberhasilan itu dijadikan komoditas politik. Ini sebenarnya tidak mendidik karena sebenarnya yang perlu dijelaskan kepada masyarakat bahwa keberhasilan itu adalah hasil bersama gubernur dan bupati atau wali kota," kata Adi Culla. (hamsah umar)


Rudal Ogah Buang Energi di Golkar


MAKASSAR, FAJAR--Politisi Golkar Makassar, Rusdin Abdullah alias Rudal punya alasan jelas memilih bertarung melalui jalur independen di pilwalkot Makassar 2013. Dia tidak ingin membuang energi bersaing sesama kader di Golkar.

Adanya sejumlah kader Golkar Makassar termasuk Golkar Sulsel yang berminat maju di pilwalkot Makassar menjadi alasan utama Rudal memilih jalur perseorangan. Kader Golkar yang mengincar wali kota Makassar antara lain Ketua DPD Golkar Makassar, Supomo Guntur, Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Yagkin Padjalangi, Ketua Harian Golkar Makassar, Haris Yasin Limpo dan kader Golkar lainnya.
"Di Golkar ini banyak kader yang mau maju, jadi di situ saja harus bersaing. Saya berpikir tidak ingin membuang energi hanya untuk bersaing di Golkar, sehingga jalur independen ini menjadi pilihan saya," tandas Rusdin saat ditemui usai menghadiri dialog di warkop Terminal, Senin, 28 Mei.
Ini menjadi pilihan Rusdin untuk memosisikan diri dalam menatap pilwalkot Makassar mendatang. Terhadap posisinya sebagai kader Golkar, Rusdin menegaskan bahwa dirinya tidak ada halangan untuk maju karena hanya menempuh jalur perseorangan, bukan maju melalui partai lain.
"Yang dilarang itu adalah maju melalui partai lain, tapi saya ini kan mau maju melalui jalur independen. Tapi tergantung juga bagaimana keputusan partai nantinya. Yang pasti, memilih bertarung di pilwalkot Makassar ini karena saya merasa punya potensi dan ketokohan untuk itu," tandas Rusdin.
Saat ini, Rusdin mengaku sudah mengumpulkan sedikitnya 20 ribu KTP dari warga. Dia optimis, jumlah KTP yang dibutuhkan untuk maju di pilwalkot Makassar akan dipenuhi pada waktunya. Bahkan menurutnya, bukan hal yang sulit untuk mendapatkan dukungan KTP dari warga Makassar.
"Setiap kelurahan saja saya target 500 lembar KTP, itu sudah sangat banyak bisa saya peroleh. Apalagi tim saya ini sudah ada pada setiap kelurahan. Jadi tidak susah untuk mendapatkan dukungan KTP," kata Rusdin.
Di Makassar, figur lain yang mengincar calon independen seperti Kadis Perikanan dan Kelautan, Syaiful Saleh, politisi Hanura Dewie Yasin Limpo, serta pemerhati persoalan kemiskinan, Muh Darwis. (hamsah umar)                  

Holdinisasi Jadikan BUMN Lebih Kompetitif


MAKASSAR, FAJAR--Wacana Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk mengubah nama PT Semen Gresik menjadi Semen Garuda atau semacam holdinisasi, memiliki dampak positif khususnya kalau ingin menjadikan perusahaan semen ini lebih kompetitif dengan perusahaan level internasional.
Perusahaan BUMN yang sejenis dibuat dalam satu holding sudah pernah diwacanakan, namun sulit terealisasi karena persoalan birokrasi yang campur tangan dalam usaha tersebut. Pengamat Ekonomi Unhas, Syarkawi Rauf menilai holdinisasi BUMN akan susah diwujudkan kalau ada birokrasi yang rumit.
"Holdinisasi sebenarnya program lama tapi tidak pernah bisa berjalan. Sebenarnya tujuan bagus bagaimana membuat BUMN bisa lebih besar dan bisa bersaing di level internasional, dengan tidak hilangkan kewenangan di masing-masing perusahaan," tandas Syarkawi, Senin, 28 Mei.
Yang lebih penting lagi, holdinisasi bisa membuat lebih kompetitif dengan perusahaan dari luar. Kendati harus dilakukan holdinisasi, Syarkawi menilai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang semen saat ini seperti Semen Tonasa, Semen Padang tidak perlu berubah nama mengikuti nama Semen Garuda nantinya yang bertindak sebagai holding company.
"Karena holding itu banyak berpikir strategis, dan tidak perlu campuri apa yang terjadi di masing-masing perusahaan misalnya Tonasa. Tonasa tetap memiliki kewenangan. Holding tidak boleh campuri hal-hal bersifat teknis," tandas Syarkawi.
Semen Garada (holding Company) hanya berpikir bagaimana mencari pasar untuk memasarkan semen, mencari sumber pendanaan ketika membuat pabrik baru, memikirkan kompetensi pegawai dengan membangun traning centre. Hal seperti inilah yang menjadi pikiran utama dari holding company nantinya.
Holdinisasi kata Syarkawi berbeda dengan merger karena ketika bicara holdinisasi maka perusahaan yang ada di bawahnya tetap independen. Ini juga tidak akan berpotensi monopoli karena  memiliki strategi masing-masing perusahaan. "Yang perlu kita tolak kalau misalnya holdinisasi ini masuk pada hal-hal teknis," tambah Syarkawi.
Pengamat Ekonomi Unhas, Hamid Paddu terpisah holdinisasi tetap ada untung ruginya misalnya dari segi efisiensi. Wacana itu kata dia juga tidak bisa menjadi satu. Juga tidak perlu ada perubahan nama misalnya Tonasa menjadi Semen Garuda. "Karena kondisi perusahaan itu juga saat ini saat ini dilaporkan terus mengalami keuntungan," kata Hamid Paddu.
Hamid khawatir akan terjadi monopoli ketika menjadi satu nama yakni Semen Garuda, dimana bisa merusak harga semen di pasaran. Kalau dengan alasan ekspansi, tanpa perubahan pun Tonasa maupun semen lainnya juga tetap bisa melakukan ekspansi. "Biarkan saja berkompetisi. Holding besar akan menjadi monopoli besar, lebih baik industri itu berkembang  di masing-masing wilayah," kata Hamid. (hamsah umar)

Ilham Disambut Histeris Warga Pulau


MAKASSAR, FAJAR--Ribuan warga Pulau Kodingareng, Kecamatan Ujungtanah Makassar menyambut histeris kunjungan calon gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin, Senin, 28 Mei.
Di pulau ini, Ilham membuka turnamen sepak bola wali koya cup III antargugusan pulau spermonde di Kodingareng. Ribuan warga yang menanti kedatangan Ilham ini spontan histeris begitu Ilham merapat ke dermaga setempat. Warga yang mengidolakan Ilham jadi gubernur Sulsel ini histeris dengan meneriakkan semangat baru dan nama Ilham-Aziz.
Warga pulau Kodigareng berhamburan keluar rumah termasuk ibu-ibu sambil menggendong anaknya yang masih kecil, bahkan terlihat beberapa ibu-ibu yang tanpa sadar masih menggenggam peralatan dapurnya berlari menuju dermaga begitu tahu perahu yang ditumpangi Ilham telah sandar.
Tidak sampai di situ, warga yang riang menyambut kedatangan Ilham ini terus mengarak menuju lapangan tempat berlangsungnya wali kota CUP III bahkan memadati lorong dan gang-gang yang ada di tempat itu.
"Kami sudah bertekad, bahwa kami tidak akan gentar memperjuangkan kebenaran dan saya sampaikan kepada bapak meski badai apa pun yang akan menerjang, kami akan tetap bersama Ilham," ucap tokoh masyarakat Kodingareng, Wahid Ismail.
Masyarakat di pulai ini memang dikenal sebagai pendukung setia Ilham, bahkan di sela-sela kegiatan saat Ilham menyempatkan diri salah duhur  berjamaah di mesjid setempat, salah seorang tokoh masyarakat,  Wahid Ismail mengambil sumpah tokoh-tokoh masyarakat tetap setia digaris perjuangan untuk memenangkan pasangan Ilham - Aziz. "Sekadar informasi pak wali, masyarakat di sini 100 persen  mendukung bapak," tandasnya.
Dukungan warga pulau terhadap Ilham-Aziz ini diapresiasi dengan baik Ilham sebagai wujud kecintaan masyarakat atas dirinya. Menurutnya hal ini dikarenakan dirinya kerap ke pulau, baik kapasitasnya sebagai wali kota yang menaruh perhatian besar terhadap warga pulau, juga karena Ilham memang senang dengan kehidupan di pulau.
"Kalau betul kita dukungka lagi, Insya Allah tahun depan saya akan kembali lagi ke tempat ini, bukan lagi sebagai wali kota tapi Insya Allah sebagai Gubernur'', ucap Ilham diamini ribuan warga yang menyesaki lapangan.
Saat pembukaan ini, Ilham sekaligus memberikan hadiah kepada sebesar Rp30 juta sebagai hadir turnamen dan pembinaan sepak bola di pulau ini. Juga memberi bantuan pembangunan dua buah masjid di tempat yang sama. Ilham juga menyempatkan diri jalan kaki berkeliling mengunjungi sejumlah prasarana diantaranya puskesmas di pulau ini.
Turut mendampingi Ilham Kadis Kelautan dan Perikanan, Syaiful Saleh, Safril, Wahid Ismail, A Bau Sawa, Polair dan Lantamal serta tokoh masyarakat. (hamsah umar)

Misnawati: Perseorangan Tidak Tekadar Alternatif


MAKASSAR, FAJAR--Peluang yang diberikan undang-undang untuk bertarung di pemilukada melalui jalur perseorangan mesti dipahami dengan baik, sehingga persiapan calon maksimal atau tidak sekadar ajang coba-coba popularitas.
Ketua KPU Makassar, Misnawati menyatakan jalur perseorangan dalam pemilukada termasuk pilwalkot Makassar 2013 mendatang, tidak sekadar alternatif tapi ini sama pentingnya ketika calon harus melalui dukungan partai politik.
"Jalur perseorangan jangan sekadar mau dilihat sebagai jalur alternatif, tapi bagaimana independen ini melihat sebagai peluang yang sama pentingnya dengan jalur lain. Apalagi proses verifikasi berkas dukungan di KPU juga butuh waktu," tandas Misnawati dalam dialog menakar peluang calon perseorangan di pilwakot Makassar di Warkop Terminal, Senin, 28 Mei.
Di Makassar, KPU memperkirakan jumlah dukungan KTP yang dibutuhkan jalur perseorangan untuk bisa maju di pilwalkot Makassar mencapai 35 ribu lembar KTP. Itu kalau asumsi jumlah penduduk di Makassar mencapai 1,2 juta jiwa.              
Dialog yang difokuskan untuk kandidat cawali independen ini tidak dihadiri oleh kandidat yang diundang. Hanya Rusdin Abdullah yang hadir secara langsung dalam dialog tersebut, sementara kandidat lain yang turut diundang hanya mengutus tim suksesnya.
Pengamat Politik UIN Makassar, Dr Firdaus Muhammad menegaskan cawali independen mestinya terlebih dahulu memahami teknis pencalonan dari KPU, bahkan perlu ada tim khusus yang dibentuk cawali untuk melakukan komunikasi atau koordinasi dengan KPU terkait teknis pencalonan. Ini penting agar kandidat tidak lagi terpecah konsentrasinya dalam menghadapi pencalonannya.
"Kandidat juga tidak boleh sekadar coba-coba, karena kalau itu dilakukan kemudian mundur itu malah membuat citranya buruk.  Yang penting juga, kandidat harus mampu melakukan kerja politik termasuk dalam meningkatkan popularitasnya," tandas Firdaus.
Calon independen kata Firdaus, mesti lebih awal mempersiapkan calon pendampingnya sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk sosialisasi bersama. Apalagi, sosialisasi calon tidak sekadar untuk meningkatkan popularitas tapi yang tidak kalah pentingnya adalah menyosialisasikan program yang ditawarkan kepada masyarakat.
Rusdin Abdullah yang hadir sebagai penanggap sekaligus cawali Makassar menegaskan, peluang calon independen memenangkan pertarungan sangat besar. Kendati hanya mengandalkan dukungan KTP, tapi kekuatan calon independen tidak bisa diremehkan.
"Sudah banyak pertarungan kepala daerah dimenangkan calon independen. Ini bukti bahwa calon perseorangan punya kekuatan. Kalau bergerak dengan dasar yang kuat pasti menang. Dan itu akan dibuktikan Rudal di Makassar," tandas Rusdin. (hamsah umar)