*Firdaus: La Tinro Figur Pemersatu
MAKASSAR, FAJAR--Adanya keinginan eksternal untuk memimpin Hanura Sulsel memang memberikan banyak harapan bagi partai yang banyak konflik di Sulsel ini. Namun, figur eksternal tersebut tidak menjamin kepengurusan Hanura Sulsel akan solid ke depan.
"Yang terpenting adalah bagaimana elet di internal Hanura Sulsel yang bangun soliditas terlebih dahulu, kalau perlu DPP Hanura membuatkab fakta integritas. Karena kalau ini tidak solid kemudian musdalub, maka siapa pun yang pimpin Hanura apakah internal atau eksternal tetap akan terjadi kisruh," tandas pengamat politik Unismuh, Arqam Azikin.
Friksi-friksi politik yang ada di Hanura Sulsel mesti menjadi perhatian terlebih dahulu bagi elit Hanura, karena polemik bakal tetap terjadi kalau soliditas antarkader tidak terbangun dengan baik.
La Tinro atau pun Rusdi Massa yang keduanya adalah Ketua Golkar Enrekang dan Sidrap, juga perlu jadi pertimbangan Hanura apakah harus meminta dulu mundur dari partainya sebelum rekomendasi keluar atau sebaliknya. "Tapi La Tinro kalau mau maju di Hanura harus mundur dulu dari Golkar. Tapi yang penting memang apakah Hanura memang memberi ruang eksternal," kata Arqam.
Kalau memang ada ruang untuk eksternal, Hanura sebaiknya tidak hanya memberi ruang politisi, tapi juga semua elemen masyarakat untuk menjadi pengurus bukan sebatas pada pimpinan. "Kalau perlu dibuatkan fit and propert test terhadap calon eksternal untuk memastikan kompetensinya," imbuh Arqam.
Pengamat politik UIN Makassar, Dr Firdaus Muhammad menambahkan persoalan yang dihadapi La Tinro sebenarnya apakah kader dan elit Hanura Sulsel membuka diri dan mau menerimanya, yang tentu nantinya akan disebut sebagai pindahan dari Golkar. "La Tinro juga harus pertimbangkan kisruh internal Hanura Sulsel yang terus membelit tanpa ada penyelesaian," jelas Firdaus.
Yang pasti, Firdaus melihat minat La Tinro pimpin Hanura Sulsel tentu lahir dari itikad atau pertimbangan rasional dan terukur. Posisisnya sebagai Ketua Golkar Enrekang menjadi salah satu acuan bahwa La Tinro memiliki pengalaman kelola partai dengan baik, sekaligus sebagai bupati. "Artinya memiliki popularitas dan kinerja yang dapat diukur. Jadi dapat dipahami kalau dia berminat pimpin Hanura Sulsel," kata Firdaus.
Sekiranya serius, La Tinro harus lebih awal komunikasi politik dengan kader dan elit Hanura. Kendati, ada kesan elit Hanura belum sepenuhnya mau menerima La Tinro. "Jadi La Tinro harus realistis agar tidak terjebak pada kubangan kisruh partai Hanura, tapi diharapkan menjadi figur pemersatu untuk menata Hanura lebih solid, menyongsong berbagai hajat politik yang dihadapi," imbuh Firdaus.