Powered By Blogger

Kamis, 31 Mei 2012

IL Community Santuni Yatim


*Peringati 100 Hari Wafatnya Istri

MAKASSAR, FAJAR--Anggota DPRD Sulsel asal partai Golkar, Ince Langke menunjukkan kepeduliannya terhadap warga Selayar dengan menggelar bakti sosial. Salah satunya, menyantuni anak yatim di kampung halamannya.
Bakti sosial politisi Golkar ini dilakukan melalui Ince Langke Community (IL Community). Komunitas yang dibentuk sebagai salah satu langkah menghadapi pemilukada Selayar mendatang ini, juga akan membantu 100 zak semen untuk pembangunan masjid Polebunging, pembangunan pelataran masjid Pajalaiya Desa Barugaya, serta bantuan pembangunan fasilitas olah raga berupa lapangan bulu tangkis di Kampung Manarai Desa Bontoborusu.
Kegiatan yang akan digelar Sabtu, 9 Juni mendatang ini dilakukan dalam rangka memperingati 100 hari wafatnya almarhum Hj Mahriani (istri Ince Langke).
Juru bicara IL Community, Syamsul Bahri Majjaga mengatakan, bakti sosial ini juga sebagai pelaksanaan instruksi Ketua DPD Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo agar anggota legislatif Golkar selalu membangun kebersamaan dan soliditas dengan masyarakat.
"Bantuan dan santunan akan diserahkan langsung oleh Ince Langke selaku Ketua Dewan Pembina IL Community," tambah Syamsul. (hamsah umar)



DPP Hanura Buka Pintu Buat La Tinro


MAKASSAR, FAJAR--Pintu DPD Hanura Sulsel atas keinginan Ketua DPD Golkar Enrekang, La Tinro La Tunrung memimpin Hanura terbuka lebar. DPP Hanura siap membuka pintu bagi bupati Enrekang maupun figur eksternal lain yang berminat.
Cuma memang, figur eksternal yang mau memimpin Hanura harus memiliki kriteria yang lebih baik dibanding kader internal Hanura sendiri. Track record memimpin partai serta komitmen membesarkan Hanura ke depan menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki figur untuk memimpin partai bentukan Wiranto ini.
Ketua Bidang Organisasi DPP Golkar, Djafar Badjeber, Rabu, 30 Mei menegaskan, partai Hanura sangat terbuka bagi siapa saja tokoh yang berkeinginan membesarkan Hanura Sulsel."Tapi Hanura juga tidak serta merta mau menerima tokoh yang berkeinginan memimpin partai ini. Kalau ada kader internal yang lebih baik, kenapa harus eksternal," tandas Djafar.
Makanya, kalau ada figur yang mau memimpin Hanura Sulsel baik La Tinro, Rusdi Masse maupun figur lain, DPP Hanura mempersilahkan menawarkan diri atau mendaftar ke Hanura baik melalui DPD Hanura Sulsel maupun DPP. "Silahkan saja mengajukan atau menawarkan diri ke ketua umum secara tertulis. Kita tidak menutup pintu bagi figur eksternal sepanjang bersyarat," tandas Djafar.
Djafar menjelaskan, berdasar petunjuk pelaksanaan (juklak) No.54 Tahun 2010 tentang musda dan muscab Hanura, memang ada diatur mengenai peluang bagi figur eksternal. Yang pasti, mekanisme di Hanura menyatakan bahwa figur eksternal yang berminat memimpin Hanura harus mengantongi rekomendasi dari DPP.
"Tapi sejauh ini belum ada laporan dari pelaksana tugas DPD Hanura Sulsel, atau pun secara langsung menawarkan diri ke DPP kalau ada yang berminat. Yang jelas, tidak hanya di Sulsel tapi seluruh Indonesia kita tidak menutup diri. Tinggal kita lihat sisi positifnya," kata Djafar.
Wakil Ketua Pemuda Hanura Sulsel, Anshar Ilo yang sejak awal mendukung La Tinro memimpin Hanura Sulsel berharap DPP Hanura bersedia atau membuka pintu bagi La Tinro untuk memimpin partai ini. Apalagi, La Tinro adalah sosok yang memiliki banyak pengalaman memimpin partai termasuk sebagai bupati di Enrekang.
"Kami harap DPP dapat memberikan rekomendasi atau ruang kepada La Tinro untuk maju dan memimpin Hanura Sulsel, Pemuda Hanura Sulsel yakin La Tinro dapat membawa partau lebih besar," ujar Anshar. (hamsah umar)

Polling Online, Andry Unggul


MAKASSAR, FAJAR--Calon wali kota Makassar, Andry Arief Bulu tampaknya cukup banyak diidolakan memimpin Makassar mendatang. Berdasarkan polling online, politisi partai Demokrat ini unggul jauh dari sejumlah cawali lainnya yang mencuat belakangan ini.
Mengutif polling yang dilakukan pemilunews.com, Andry hingga Rabu, 30 Mei sore kemarin menempati posisi 42,2 persen dari 21 kandidat wali kota yang masuk daftar polling online ini.
Beberapa kandidat yang masuk polling di situs berita politik online ini sepertti Apiaty Amin Syam, Supomo Guntur, Syaiful Saleh, Anis Kama, Zulkarnaen Arief, Rahmat Endong Patompo, Salahuddin Sampetoding, Fatimah Kalla, Adil Patu, Yagkin Pajalangi, Rusdin Abdullah, Busrah Abdullah, Ariady Arsal, dan Iqbal Djalil.
Masih dari polling ini, Rusdin Abdullah yang saat ini tercatat sebagai politisi Golkar mencatat 12,5 persen disusul Sekkot Makassar, Anis Kamis 12,3 persen, Supomo Guntur 4,3 persen, Adil Patu 2,8 persen, Busrah Abdullah 7,4 persen, Syaiful Saleh 2,2 persen dan sejumlah figur lainnya.
Menanggapi polling online yang menempatkan Andry paling diharapkan jadi wali kota ini, Master Campain The Next-slogan Andry Wachyudi Muchsin mengaky kaget sekaligus bersyukur atas polling ini. "Itu bermakna bahwa ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh relawan AAB. Hasil ini jangan sampai puas atas pencapaian tersebut karena polling bukan mutlak namun bisa sebagai indikator evaluasi bagi team AAB," tandas Wachyudin.
Sementara, politisi PKS Makassar, Iqbal Djalil yang juga salah satu kandidat wali kota Makassar tidak terlalu menanggapi polling online yang menempatkan dirinya pada posisi 0,3 persen dari polling ini. Sebaliknya, dia tetap optimis mampu bersaing dengan kandidat lain yang ada saat ini. (hamsah umar)
 

Nurdin Pertemukan Bur-Nojeng


MAKASSAR, FAJAR--Ketua Tim Pilkada DPP Golkar, Nurdin Halid bergerak cepat menyikapi dinamika penetapan cabup Golkar di Takalar dan Bone. Nurdin secara khusus harus datang ke Makassar untuk mempertemukan Burhanuddin Baharuddin alias Bur dengan Natsir Ibrahim alias Nojeng.
Informasi yang diperoleh, Nurdin termasuk Sekjen DPP Golkar, Idrus Marham dijadwalkan akan mempertemukan Bur-Nojeng, Rabu, 30 Mei. Hanya saja, dimana kedua cabup-cawabup tersebut akan dipertemukan, Golkar sejauh ini belum bisa memastikannya.
"Pada dasarnya kan Bur-Nojeng ini sudah tidak ada masalah lagi karena keduanya memang sudah menyatakan siap berpaket di DPP. Tapi besok, mereka akan dipertemukan oleh DPP di Makassar. Dari DPP ada Nurdin dan Idrus serta beberapa rombongan dari DPP," tandas Ketua Bappilu DPD Golkar Takalar, Muhiddin Tiro, Selasa, 29 Mei.
Kendati Nurdin dan elit DPP hadir di Makassar sebagai sikap atas masalah penetapan cabup-cawabup di Takalar dan Bone, Muhiddin berdalih kalau kedatangan Nurdin di Makassar tujuan utamanya adalah dalam rangka pelatihan fungsionaris Golkar se-Sulsel. Pelatihan ini dilakukan Golkar setiap akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu dimana gelombang pertama diadakan pekan lalu.
Bagaimana dengan keraguan Bur atas Nojeng, Muhiddin menegaskan bahwa keraguan tersebut masih wajar ketika Bur sedang dilanda kegalauan mengenai komitmen Nojeng. Itu karena, Nojeng tadinya bersikeras menolak mendampingi Bur di pemilukada Takalar kendati dua hari kemudian menyatakan siap menerima keputusan partai.
Secara prinsip, baik Bur dan Nojeng sejauh ini belum membangun komunikasi yang baik. Golkar melihat hal ini wajar apalagi baru beberapa hari terakhir terjadi aksi penolakan dari kubu Nojeng. Kedua kader Golkar ini tinggal dipertemukan satu sama lain agar mereka saling memahami dan membangun konsolidasi satu sama lain.
"Memang kita tidak bisa menampik kalau di sekitar Nojeng saat ini masih banyak suara-suara miring, begitu juga dengan kubu Bur. Tapi ini menurut saya soal perasaan saja karena pada dasarnya Bur dan Nojeng ini saling menunggu untuk disapa. Tinggal siapa yang harus menyapa dulu persoalannya. Nah untuk memecah kebuntuan itu DPP akan pertemukan," ujar Muhiddin.
Selain DPP yang dipimpin Nurdin, Golkar Takalar juga tetap memikirkan mempertemukan keduanya agar komunikasi di antara kedua kandidat Golkar ini berjalan baik. "Saya berharap sih kakak (Bur) yang menyapa dulu adiknya (Nojeng). Akan lebih baik kalau senior dulu yang membuka komunikasi dengan adiknya," imbuh Muhiddin.
Meski diragukan Bur, Nojeng saat ini sudah mulai meredam pendukung setianya untuk memahami keputusan DPP Golkar dan pilihannya tetap menerima cawabup di pemilukada Takalar.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Arfandi Idris terpisah menyatakan bahwa keraguan Bur terhadap Nojeng belum memiliki dasar yang kuat kalau untuk meragukan komitmennya. Kalau pun Nojeng ada skenario dengan pilihannya itu, putra bupati Takalar ini, tidak perlu mengambil langkah tersebut tapi cukup menolak langsung keinginan menjadi cawabup.
"Nojeng belum ada indikasi dirinya tidak komitmen mendampingi Bur. Karena itu, saya imbau kita tetap menghargai apa yang menjadi keputusan partai utamanya komitmen yang pernah disampaikan di DPP. Malah jadi bertentangan kalau keluar dari komitmen yang pernah dibuat," jelas Arfandi.
Kendati, Ketua Tim Pilkada DPD Golkar Sulsel ini mempersilahkan Bur untuk mengajukan tiga nama cawabup kalau memang itu yang diinginkan. Yang pasti, Golkar tetap menjadikan paket Bur-Nojeng skala prioritas.
Sementara mengenai penolakan putra Ketua DPD Golkar Bone Idris Galigo, Irsan Idris berpaket dengan Fahsar, Arfandi berharap Fahsar dan Irsan tetap satu di pemilukada Bone mendatang. Pasalnya, jika tetap maju baik melalui jalur independen atau partai lain, Golkar dipastikan akan memberikan sanksi tegas.
"Apakah maju melalui partai atau independen bagi Golkar sama saja melanggar. Karena pada akhirnya kan dia tetap akan melawan Golkar. Tadinya potensi yang dimiliki harusnya satu untuk Golkar menjadi terbagi karena memilih melawan Golkar," kata Arfandi.
Sebagai kader partai yang baik, Irsan semestinya memahami mekanisme partai secara utuh sehingga tidak begitu saja mengabaikan mekanisme partai yang telah dilalui. Penentuan Fahsar sebagai cabup Golkar bukan keputusan orang per orang tapi diputuskan melalui organisasi. "Mekanisme ini yang perlu kita junjung bersama," tandasnya.
Arfandi mengapresiasi sikap Ketua DPD Golkar Bone, Idris Galigo yang telah dengan bulat mendukung keputusan partai mendukung Fahsar. Sikap tersebut dinilai sebagai bentuk kenegarawanan sejati dengan tetap patuh pada ideologi partai, meski harus diperhadapkan pada pilihan keluarga. (hamsah umar)
         

Rabu, 30 Mei 2012

Sepuluh Calon Panwaslu Gagal Berkas


MAKASSAR, FAJAR--Sedikitnya sepuluh calon anggota panwaslu kabupaten/kota di Sulsel dinyatakan tidak lolos syarat administrasi, yang ditetapkan tim seleksi calon panwaslu Sulsel. Dengan demikian, hanya ada 280 calon yang berhak maju untuk mengikuti ujian tertulis.
Ketua Panwaslu Sulsel, Supriyanto menjelaskan bahwa calon anggota panwaslu yang tidak lolos berkas ini karena tidak melengkapi berkas yang disyaratkan, serta berusia di bawah 30 tahun. "Ada yang umurnya hanya 28 tahun sehingga tidak bersyarat, karena keharusan minimal berusia 30 tahun," tandas Supriyanto, Selasa, 29 Mei.
Sepuluh calon anggota panwaslu kabupaten/kota di Sulsel yang gagal itu terbanyak dari Makassar sebanyak 4 orang, Pangkep 1 orang, Selayar 1 orang, Palopo 1 orang, Tana Toraja 1 orang, dan Toraja Utara 1 orang.
Sementara sebanyak 280 calon anggota panwaslu di 22 kabupaten/kota minus Bone dan Takalar, akan mengikuti seleksi tertulis yang dijadwalkan Pada Kamis, 31 Mei. Ujian tertulis calon anggota panwaslu ini dilakukan serentak di tiga zona yang telah ditentukan yakni Makassar, Parepare, dan Palopo. Jumlah anggota panwaslu yang akan diterima setiap kabupaten/kota sebanyak 3 orang.
Supriyanto menyatakan, anggota panwaslu yang akan dijaring dalam seleksi ini adalah mereka yang memiliki pemahaman pemilu yang baik dan memahami muatan lokal daerah masing-masing. Kendati menitikberatkan pada pemahaman pemilu, Supriyanto menyatakan tidak berarti mantan anggota panwaslu yang jadi prioritas dijadikan anggota panwaslu kabupaten/kota.
"Karena yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana integritas calon itu sendiri dalam menjalankan tugas dan fungsinya nantinya. Kalau pun ada mantan anggota panwaslu yang ikut seleksi, itu hanya menjadi pertimbangan terakhir bagi kami," tandas Supriyanto. (sah)