MAKASSAR, FAJAR--Ketua Tim Pilkada DPP Golkar, Nurdin Halid bergerak cepat menyikapi dinamika penetapan cabup Golkar di Takalar dan Bone. Nurdin secara khusus harus datang ke Makassar untuk mempertemukan Burhanuddin Baharuddin alias Bur dengan Natsir Ibrahim alias Nojeng.
Informasi yang diperoleh, Nurdin termasuk Sekjen DPP Golkar, Idrus Marham dijadwalkan akan mempertemukan Bur-Nojeng, Rabu, 30 Mei. Hanya saja, dimana kedua cabup-cawabup tersebut akan dipertemukan, Golkar sejauh ini belum bisa memastikannya.
"Pada dasarnya kan Bur-Nojeng ini sudah tidak ada masalah lagi karena keduanya memang sudah menyatakan siap berpaket di DPP. Tapi besok, mereka akan dipertemukan oleh DPP di Makassar. Dari DPP ada Nurdin dan Idrus serta beberapa rombongan dari DPP," tandas Ketua Bappilu DPD Golkar Takalar, Muhiddin Tiro, Selasa, 29 Mei.
Kendati Nurdin dan elit DPP hadir di Makassar sebagai sikap atas masalah penetapan cabup-cawabup di Takalar dan Bone, Muhiddin berdalih kalau kedatangan Nurdin di Makassar tujuan utamanya adalah dalam rangka pelatihan fungsionaris Golkar se-Sulsel. Pelatihan ini dilakukan Golkar setiap akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu dimana gelombang pertama diadakan pekan lalu.
Bagaimana dengan keraguan Bur atas Nojeng, Muhiddin menegaskan bahwa keraguan tersebut masih wajar ketika Bur sedang dilanda kegalauan mengenai komitmen Nojeng. Itu karena, Nojeng tadinya bersikeras menolak mendampingi Bur di pemilukada Takalar kendati dua hari kemudian menyatakan siap menerima keputusan partai.
Secara prinsip, baik Bur dan Nojeng sejauh ini belum membangun komunikasi yang baik. Golkar melihat hal ini wajar apalagi baru beberapa hari terakhir terjadi aksi penolakan dari kubu Nojeng. Kedua kader Golkar ini tinggal dipertemukan satu sama lain agar mereka saling memahami dan membangun konsolidasi satu sama lain.
"Memang kita tidak bisa menampik kalau di sekitar Nojeng saat ini masih banyak suara-suara miring, begitu juga dengan kubu Bur. Tapi ini menurut saya soal perasaan saja karena pada dasarnya Bur dan Nojeng ini saling menunggu untuk disapa. Tinggal siapa yang harus menyapa dulu persoalannya. Nah untuk memecah kebuntuan itu DPP akan pertemukan," ujar Muhiddin.
Selain DPP yang dipimpin Nurdin, Golkar Takalar juga tetap memikirkan mempertemukan keduanya agar komunikasi di antara kedua kandidat Golkar ini berjalan baik. "Saya berharap sih kakak (Bur) yang menyapa dulu adiknya (Nojeng). Akan lebih baik kalau senior dulu yang membuka komunikasi dengan adiknya," imbuh Muhiddin.
Meski diragukan Bur, Nojeng saat ini sudah mulai meredam pendukung setianya untuk memahami keputusan DPP Golkar dan pilihannya tetap menerima cawabup di pemilukada Takalar.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Arfandi Idris terpisah menyatakan bahwa keraguan Bur terhadap Nojeng belum memiliki dasar yang kuat kalau untuk meragukan komitmennya. Kalau pun Nojeng ada skenario dengan pilihannya itu, putra bupati Takalar ini, tidak perlu mengambil langkah tersebut tapi cukup menolak langsung keinginan menjadi cawabup.
"Nojeng belum ada indikasi dirinya tidak komitmen mendampingi Bur. Karena itu, saya imbau kita tetap menghargai apa yang menjadi keputusan partai utamanya komitmen yang pernah disampaikan di DPP. Malah jadi bertentangan kalau keluar dari komitmen yang pernah dibuat," jelas Arfandi.
Kendati, Ketua Tim Pilkada DPD Golkar Sulsel ini mempersilahkan Bur untuk mengajukan tiga nama cawabup kalau memang itu yang diinginkan. Yang pasti, Golkar tetap menjadikan paket Bur-Nojeng skala prioritas.
Sementara mengenai penolakan putra Ketua DPD Golkar Bone Idris Galigo, Irsan Idris berpaket dengan Fahsar, Arfandi berharap Fahsar dan Irsan tetap satu di pemilukada Bone mendatang. Pasalnya, jika tetap maju baik melalui jalur independen atau partai lain, Golkar dipastikan akan memberikan sanksi tegas.
"Apakah maju melalui partai atau independen bagi Golkar sama saja melanggar. Karena pada akhirnya kan dia tetap akan melawan Golkar. Tadinya potensi yang dimiliki harusnya satu untuk Golkar menjadi terbagi karena memilih melawan Golkar," kata Arfandi.
Sebagai kader partai yang baik, Irsan semestinya memahami mekanisme partai secara utuh sehingga tidak begitu saja mengabaikan mekanisme partai yang telah dilalui. Penentuan Fahsar sebagai cabup Golkar bukan keputusan orang per orang tapi diputuskan melalui organisasi. "Mekanisme ini yang perlu kita junjung bersama," tandasnya.
Arfandi mengapresiasi sikap Ketua DPD Golkar Bone, Idris Galigo yang telah dengan bulat mendukung keputusan partai mendukung Fahsar. Sikap tersebut dinilai sebagai bentuk kenegarawanan sejati dengan tetap patuh pada ideologi partai, meski harus diperhadapkan pada pilihan keluarga. (hamsah umar)