MAKASSAR, FAJAR--Siapa bupati dan ketua partai yang akan mencari warna baru di PPP pada pemilu 2014 mulai terjawab. Salah satunya bupati Enrekang, La Tinro La Tunrung.
Ketua DPD Golkar Enrekang yang sudah tidak mungkin lagi bertarung di Enrekang setelah dua periode berkuasa ini, secara terbuka membenarkan adanya tawaran PPP menjadi caleg DPR RI. Komunikasi PPP ini dilakukan melalui elit DPC PPP Enrekang. Bahkan, keinginan PPP ini sudah sampai di telinga keluarga La Tinro sendiri.
"Saya memang pernah ditawari dari DPC PPP Enrekang. Meski yang tawari itu bukan dari DPW PPP saya tentu bersyukur dan berterima kasih telah diapresiasi. Tapi untuk menuju kesana saya belum terlalu serius dan merespons karena saya masih di Golkar. Tapi sekali lagi saya bersyukur ada pembicaraan dari PPP Enrekang," beber La Tinro, Selasa, 3 Juli.
La Tinro kemudian bercerita kalau dirinya dan PPP memang memiliki hubungan yang tidak mungkin dilupakan. Itu karena partai berlambang kakbah ini yang mengantarnya mendapatkan kekuasaan di Enrekang pada periode pertama, meski saat itu La Tinro sudah tercatat sebagai pengurus DPD Golkar Sulsel. Masa lalu inilah yang dianggapnya sebagai fakta dirinya juga tidak harus dipisahkan dari PPP.
"Jadi begitu ceritanya kenapa sehingga saya mungkin ditawari di PPP menjadi caleg RI. Tapi di keluarga saya sendiri masih terjadi tarik menarik soal wacana saya ke senayan. Ada yang minta saya tidak perlu lanjutkan karier politik ada juga yang terus dorong karena saya satu-satunya bersaudara yang telanjur terjun di politik," kata La Tinro.
Sebagai kader partai yang selama ini hanya berkiprah di tingkat DPD II Golkar, dia menyatakan harus tahu diri ketika harus mendapatkan kesempatan menjadi caleg di Golkar. Pasalnya, di partai berlambang pohon rimbun ini, terdapat antrean panjang tokoh Golkar baik yang berkiprah di nasional maupun DPD Golkar Sulsel untuk menjadi caleg DPR 2014 mendatang. La Tinro tidak ingin ada potensi kader yang lebih besar tidak terakomodasi karena pilihannya untuk menuju senayan.
"Jangan sampai karena saya kader yang potensi tidak dapat jatah caleg. Tidak boleh ada kekecewaan makanya saya juga harus tahu diri pada akhirnya. Kalau pun Golkar nanti buka kesempatan, saya dan keluarga juga masih harus bicara apakah saya lanjutkan karier politik atau kembali jadi pengusaha," tandasnya.
Bupati Selayar, Syahrir Wahab yang juga santer disebut-sebut membidik senayan melalui PPP menepis informasi yang berkembang itu. "Saya belum berpikir ke senayan dek. Kalau pun mau ke senayan saya akan pertimbangkan Golkar," singkat Syahrir.
Sekretaris DPW PPP Sulsel, Muh Aras menegaskan bahwa pilihan PPP untuk mengincar bupati khususnya yang sudah akan berakhir periodenya itu di dasari kebutuhan saling menguntungkan. PPP selaku partai butuh tokoh yang kuat untuk meningkatkan kursi PPP di senayan, sementara bupati juga butuh difasilitasi untuk menjadi caleg.
Meski tercatat sebagai ketua partai atau pun tokoh partai, namun kalau hanya mengandalkan partainya peluangnya tidak semulus kalau melalui PPP. Misalnya saja di Golkar banyak tokoh berpengaruh Golkar termasuk yang saat ini sudah menikmati kursi di senayan yang harus menjadi caleg.
"Siapa pun itu mereka pada dasarnya butuh tempat untuk difasilitasi. Di PPP tentu tidak ada unsur paksaan. Tapi caleg yang kita susun ini belum 100 persen masih sangat bergantung kebutuhan. Pastinya komunikasi dengan mereka masih intens dilakukan oleh Ketua DPW," tambah Aras. (hamsah umar)
Bupati Berpeluang Caleg PPP:
Syahrir Wahab (Ketua Golkar Selayar)
La Tinro La Tunrung (Ketua Golkar Enrekang)
Hatta Marakarma (Ketua Golkar Lutim)
Andi Idris Galigo (Ketua Golkar Bone)
Ibrahim Rewa (Pembina Golkar Takalar)
Radjamilo (pembina Golkar Jeneponto)
Ichsan Yasin Limpo (Ketua Kosgoro Gowa)
HPA Tenriadjeng (pembina Golkar Palopo)