Powered By Blogger

Senin, 09 Juli 2012

Sugiarti Siap Gabung Ilham-Aziz


MAKASSAR, FAJAR--Ketua Tim Pemenangan pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Andi Sugiarti Mangum Karim menegaskan kesiapannya mematuhi keputusan DPP RepublikaN soal dukungan di pilgub Sulsel mendatang.
Kalau saat ini Sugiarti masih setia dan memperjuangkan pasangan Rudi-Nawir untuk bersosialisasi di tengah masyarakat, anggota DPRD Sulsel ini berjanji mengikuti keputusan partai di pilgub. Saat ini belum ada beban bagi dirinya menjadi tim pemenangan Garuda-Na karena sampai saat ini belum ada cagub-cawagub Sulsel yang resmi diusung oleh RepublikaN. Sejauh ini RepublikaN Sulsel sudah menegaskan partainya mendukung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), kendati rekomendasi resmi dari DPP belum ada hingga saat ini.
"Jadi saya masih bebas-bebas saja. Sepanjang belum ada rekomendasi resmi dari DPP tidak ada yang bisa mempersoalkan ketika saya menjadi tim pemenangan Rudi-Nawir," kata Sugiarti, Jumat, 6 Juli di kantor DPRD Sulsel.
Namun ketika rekomendasi resmi DPP RepublikaN sudah turun dan ternyata sesuai yang berkembang selama ini mendukung pasangan Semangat Baru, Sugiarti mengaku siap bergabung dengan Ilham-Aziz. "Kalau sudah resmi, maka dimana RepublikaN, saya juga akan kesana. Tapi saya masih sangat yakin RepublikaN mendukung Rudi-Nawir. Saya tidak mungkin berada di sini kalau tidak ada peluang RepublikaN mendukung pasangan ini," tandas Sugiarti.
Kendati RepublikaN di DPRD Sulsel hanya memiliki satu kursi legislatif, namun partai ini sepertinya cukup diperhitungkan di pilgub Sulsel. Buktinya pasangan Garuda-Na dan Ilham-Aziz saling mengklaim didukung oleh partai yang dinakhodai Sulthani di Sulsel ini. IA sendiri mengklaim RepublikaN setelah melihat rekomendasi DPP yang ditujukan kepadanya, sementara Garuda-Na juga berkeyakinan Prabowo dan DPP RepublikaN sudah memiliki kesepakatan soal dukungan di pilgub.
Dalam beberapa kegiatan yang dilakukan pasangan Ilham-Aziz, elit RepublikaN Sulsel cukup proaktif mengikuti kegiatan IA seperti saat rapat koordinasi partai pengusung hinggga penyerahan dukungan PBB ke IA. Ini menguatkan RepublikaN memastikan diri mendukung IA di pilgub Sulsel. (hamsah umar)                

Cabup Disarankan Puasa Berhubungan Intim


*Tes Kesehatan 14 Juli

MAKASSAR, FAJAR--Tim dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulsel yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan cabup-cawabup Takalar, mengaku 100 persen sudah siap melakukan pemeriksaan kesehatan kepada tujuh pasangan cabup-cawabup Takalar, Sabtu, 13 Juli.
Sebelum menjalani tes kesehatan ini calon disarankan untuk mempersiapkan diri baik fisik maupun mental. Bahkan persiapan yang harus dilakukan kandidat cukup serius misalnya harus puasa delapan jam sebelum pemeriksaan dilakukan. "Jadi karena pemeriksaan dijadwalkan pukul 07.00 Wita, maka tidak boleh lagi makan pukul 22.00 Wita pada malam sebelum pemeriksaan," tandas Sekretaris Tim Pemeriksa Kesehatan Cabup-Cawabup Takalar, dr Heru, akhir pekan lalu.
Untuk cabup perempuan, persiapan yang dilakukan harus lebih ketat lagi. Heru menyebutkan calon perempuan tidak boleh melakukan hubungan imtim dengan suaminya paling tidak satu minggu sebelum pemeriksaan kesehatan dilakukan. "Tapi karena kita baru sosialisasi pada 11 Juli, maka saat itu juga sudah tidak boleh lagi ada hubungan intim," imbuh Heru.
Dia menyebut, ketika melakukan hubungan imtim dikhawatirkan akan berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium pada sampel mulut rahim kandungan, sehingga ada peluang terjadi kesalahan dalam membaca hasil pemeriksaan laboratorium.  apalagi orang yang melakukan pemeriksaan adalah dokter yang berbeda dengan yang melakukan pemeriksaan di laboratorium. Untuk pemeriksaan yang dijadwalkan berlangsung Sabtu, 14 Juli ini, IDI Sulsel menyiapkan setidaknya 42 dokter ahli dari 14 keahlian berbeda.        
Seperti harapan KPU Takalar, Heru juga menandaskan bahwa apa yang menjadi harapan penyelenggara pemilu itu akan dipenuhi. Pihaknya tidak akan memberikan catatan dalam memberikan kesimpulan hasil pemeriksaan kesehatan calon. "Karena yang harus jadi bupati memang adalah orang yang punya kapasitas yang ditunjang kesehatan," katanya.
Salah seorang calon bupati Takalar, Burhanuddin Baharuddin yang berpasangan dengan Natsir Ibrahim menyatakan sudah siap fisik dan mental menghadapi tes kesehatan yang akan dilakukan pada Sabtu, 14 Juli mendatang. Bur yang sebelumnya sudah pernah menjalani pemeriksaan kesehatan juga sudah cukup memahami yang yang mesti dipersiapkan.
"Tentu kalau dikatakan siap kita selalu mempersiapkan diri dengan baik. Insya Allah proses pemeriksaan kesehatan ini bisa kita lalui dengan baik, sehingga tahapan yang harus kita jalani ini bisa kita lalui," kata Burhanuddin. (hamsah umar)      

Minggu, 08 Juli 2012

Ince Langke Libatkan Empat Pakar


*Terbitkan Buku 

MAKASSAR, FAJAR--Mantan Ketua DPD Golkar Selayar, Ince Langke sangat serius menerbitkan buku pascadipecat sebagai kader Golkar Sulsel. Ada empat pakar yang dilibatkan untuk menyusun penerbitan bukunya itu.
Pakar yang akan dilibatkan Ince Langke antara lain pakar Hukum Tata Negara UMI Prof Dr Laode Husen, pakar Hukum Administrasi Negara dan Hukum Perburuhan  Prof Dr Syamsul Bachri, pakar komunikasi Unhas  Dr M Iqbal Sultan. Namun untuk pengamat politik Ince yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD Sulsel masih akan memilih pengamat yang tepat.
Sementara dari tokoh Golkar, Ince saat ini masih melobi sejumlah Ketua DPD Golkar di Sulsel utamanya yang seangkatan Ince Langke menjadi ketua Golkar di daerah. Kendati belum ada kepastian kesiapan ketua Golkar kabupaten/kota di Sulsel untuk memberikan pandangannya tentang buku yang akan diterbitkan itu, Ince berharap kader Golkar tersebut bersedia dilibatkan. Apalagi buku yang akan diterbitkan itu juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi kader Golkar di Sulsel.
Ketua DPD Golkar yang dilobi Ince untuk memberikan pandangan itu seperti Ketua DPD Golkar Bone, Andi Idris Galigo, Ketua DPD Golkar Parepare, Zain Katoe, Ketua DPD Golkar Jeneponto, dan pembina DPD Golkar Jeneponto, Radjamilo. "Tapi ini sifatnya masih dilobi. Belum ada kepastian apakah dia siap atau tidak memberikan pandangannya," kata Ince Langke, Jumat, 6 Juli.
Ince memutuskan menerbitkan buku untuk curhat mengenai proses pemecatannya di Golkar. Namun buku yang akan diterbitkan Ince ini tidak sekadar berbicara tentang proses pemecatannya sebagai kader Golkar, tapi juga akan bicara tuntas mengenai kisah awal Ince bergabung di Golkar yang dimulai dari organisasi sayap Golkar.
Dalam buku itu, Ince akan memaparkan seperti apa kiprahnya pada kepemudaan, awal bergabung di Golkar, menjadi ketua Golkar, hingga menjadi anggota DPRD Sulsel saat ini. Curhat Ince dalam bentuk buku ini akan lebih banyak mengupas tentang proses pemecatan dirinya dari Golkar yang sampai dilakukan hingga dua kali oleh DPP Golkar. (hamsah umar)            

Jangan Jadikan Kelara Jualan Politik


*Muchtar: Berhenti Bicara PLTA

MAKASSAR, FAJAR--Kandidat calon gubernur Sulsel diminta untuk tidak menjadikan bendungan Kelara Kareloe sebagai jualan politik di pilgub Sulsel maupun di pemilukada Jeneponto.
Politisi Hanura Sulsel yang juga merupakan putra Jeneponto, Muchtar Tompo mengindikasikan upaya kandadat gubernur memberikan perhatian pada pembangunan Kelara Kareloe sangat bermuatan politik. Indikasinya, proyek ini baru mau dibangun lagi ketika agenda pilgub Sulsel sudah ada di depan mata. Padahal sebelumnya sudah ada alokasi anggaran dari pusat, namun tidak ada upaya serius memperjuangkan realisasi pembangunan Kelara Kareloe.
Muchtar bahkan turut menyoal wacana yang dibangun gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo untk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dari bendungan Kelara Kareloe ini, yang rencananya dalam waktu dekat akan dilakukan peletakan batu pertama. Menurutnya, yang perlu dibuktikan dan direalisasikan gubernur terlebih dahulu adalah penyelesaian pembangunan bendungan Kelara Kareloe ini.
"Jangan bendungan Kelara Kareloe ini diakal-akali. Masyarakat Jeneponto butuh hasil yang ril. Bendungan ini harus dibangun untuk kebutuhan pengairan bagi masyarakat Jeneponto. Kenapa warga Jeneponto saat ini termiskin di Sulsel karena mereka kesulitan air untuk mengairi lahan pertaniannya. Sehingga dia tidak bisa memproduksi padi dan jagung secara maksimal," jelas Muchtar Tompo, Jumat, 6 Juli.
Wacana membangun PLTA di Kelara patut diapresiasi, namun yang perlu dipikirkan terlebih dahulu adalah merealisasikan irigasi tersebut. Selain calon gubernur diminta tidak mempolitisasi Kelara Kareloe sekadar untuk mencari dukungan dan simpati masyarakat, Muchtar juga minta agar calon bupati dan wakil bupati di Jeneponto juga tidak menjadikan Kelara jualan politik.
"Saya melihat bendungan Kelara Kareloe ini memang menjadi jualan politik paling seksi di Jeneponto. Apa yang selama ini dijanjikan kepada masyarakat Jeneponto tidak pernah direalisasikan. Sementara begitu ada momen pilgub dan pemilukada Kelara kembali diangkat," tambah Muchtar. (hamsah umar)
     

Dewan Gagas Ranperda Inisiatif


*Batasi Pasar Modern

MAKASSAR, FAJAR--Menjamurnya pasar modern di Makassar serta kabupaten/kota di Sulsel mulai dirisaukan Komisi B DPRD Sulsel. Khawatir kehadiran pasar modern membunuh usaha kecil, dewan akan menggagas rancangan peraturan daerah (ranperda inisiatif) tentang pembatasan pasar modern.
Komisi B DPRD Sulsel khawatir kalau kehadiran pasar modern seperti Alfamart, Indomart, Alfamini, Alfamidi, Alfaekspres dan pasar modern sejenisnya semakin mematikan pasar tradisional utamanya pedagang kaki lima sekelas toko lontong, kios rumahan dan usaha kecil lainnya. Apalagi, pasar modern sejenis Alfamart dan Indomart ini tidak hanya menyasar pusat kota tapi sudah mulai masuk pedalaman.
Anggota Komisi B DPRD Sulsel, Muchtar Tompo menyatakan gagasan pembuatan ranperda inisiatif tentang pembatasan pasar modern sudah mendapat persetujuan 13 anggota Komisi B DPRD Sulsel. Muchtar berharap ranperda tersebut segera diagendakan untuk dibahas pada badan legislasi (baleg) DPRD Sulsel.
"Keberadaan pasar modern tetap kita apresiasi, namun kalau ini tidak kita batas maka kehadirannya akan membunuh pasar tradisional dan usaha kecil. Pasar modern ini tidak bisa kita biarkan menjadi pesaing usaha kecil karena sudah pasti usaha masyarakat kecil ini tidak akan bisa bersaing," tandas Muchtar Tompo, Jumat, 6 Juli.
Keinginan untuk membatasi keberadaan pasar modern ini cukup beralasan. Pasalnya, Alfamart dan Indomart serta sejenisnya sudah merambah pedesaan. Di sejumlah kabupaten/kota di Sulsel sudah banyak pasar modern sejenis ini yang sudah masuk kecamatan hingga pedesaan. Kalau pun karena alasan bisa menyerap tenaga kerja, Muchtar menyebut jumlah tenaga kerja yang bisa diserap tidak seberapa dibanding jumlah pengusaha kecil yang terancam.
Padahal, usaha kecil seperti kios rumahan, toko lontong dan usaha kecil lainnya menjadi pusat perputaran ekonomi kecil dan kerakyatan. Sehingga kalau pemerintah peduli dengan ekonomi yang berbasis kerakyatan, pasar modern sudah harus dibatasi mulai sekarang ini. "Kita tidak melarang pasar modern hadir, tapi sudah saatnya dibatasi. Kalau di kabupaten/kota cukup sampai ibukota kecamatan," kata legislator Hanura Sulsel ini. (hamsah umar)