Powered By Blogger

Rabu, 25 Juli 2012

Pengawasan Pilgub Terancam Gagal


MAKASSAR, FAJAR--Proses pengawasan pilgub Sulsel terancam tidak bisa berjalan sesuai harapan. Selain dibebankan mengawasi tahapan pemilu legislatif 2014, pembentukan panitia pengawasan kecamatan (panwascam) dan pengawas pemilu lapangan (PPL) juga belum bisa dilakukan.
Untuk panwascam dan PPL, Panwaslu Sulsel baru akan menjadwalkan pembentukannya pada Oktober mendatang. Praktis, anggota panwascam dan PPL ini hanya akan mengawasi agenda kampanye kandidat gubernur serta masa pencoblosan hingga perhitungan suara di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Padahal, pembentukan panwascam dan PPL idealnya seiring dengan dimulainya tahapan yang ada di tingkat kecamatan dan kelurahan misalnya pemutakhiran data pemilih dan tahapan awal lainnya. Belum lagi, KPU Sulsel sudah menetapkan 9-15 September untuk pendaftaran cagub-cawagub Sulsel. Itu artinya, panitia pengawas sudah mesti bekerja keras mengawasi gerak-gerik kandidat, tim, hingga pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak taat aturan.
Ketua Panwaslu Sulsel, Suprianto menyebutkan belum adanya agenda pembentukan panwascam dan PPL untuk pilgub Sulsel, karena panwaslu terbentur masalah penganggaran atau honor panwascam dan PPL. Dalam aturan Mendagri, masa kerja panwascam dan PPL hanya selama dua bulan. Artinya, pengawas tingkat bawah ini baru akan dibentuk paling cepat tiga bulan sebelum hari H. Kalau dibentuk sekarang, panwaslu tidak memiliki dasar hukum untuk memberikan honor kepada pengawas level bawah ini. Padahal untuk pilgub Sulsel ini, panwaslu telah mengusulkan alokasi anggaran pengawasan cukup besar hingga Rp90 miliar.
"Panwaslu tidak ingin membentuk pengawas kalau pada akhirnya kita harus mendapat gedung baru di Lapas sana. Aturan mendagri honor yang disediakan untuk pengawas di bawah hanya dua bulan. Sehingga kemungkinan kita baru bentuk pada Oktober," tandas Suprianto.
Suprianto berharap, Mendagri bisa mengeluarkan edaran yang memberi ruang masa kerja panwascam dan PPL lebih dari dua bulan. Kalau pun tidak, panwaslu hanya bisa mengandalkan peran masyarakat membantu panwaslu melakukan pengawasan. "Apalagi panwaslu itu kan sebatas tindak lanjut. Kalau ada laporan masyarakat yang memenuhi syarat dan bisa dibuktikan kita proses," ketus Suprianto. (hamsah umar)      

KPU Gilir Pelatihan PPS


MAKASSAR, FAJAR--Setelah menuntaskan proses pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) pada 14 kecamatan di Makassar, KPU Makassar bakal disibukkan untuk melakukan pelatihan kepada anggota PPK dan PPS di daerah ini.
Mengingat jumlah PPK dan PPS se-Kota Makassar mencapai ribuan orang, KPU akan menggilir jadwal pelatihan PPK dan PPS per kecamatan. Selain mengefektifkan proses pelatihan, KPU juga berharap anggota PPK dan PPS lebih mudah memahami tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan utamanya bagi pelaksana yang baru.
"Untuk agenda pelatihan PPK dan PPS kita harus melakukannya secara bertahap mengingat jumlahnya banyak. Alternatifnya PPK yang buat jadwal dibawah pada setiap kecamatan kemudian kita yang mendatangi mereka. Kalau pelatihannya bersamaan itu malah merepotkan," kata Ketua Divisi Bagian Hukum KPU Makassar, Nurmal Idrus.
Ribuan anggota PPK dan PPS di Makassar ini akan terlebih dahulu dibekali pengetahuan mengenai tugas dan tanggung jawab kepemiluan sebelum mereka bekerja. Salah satu agenda mendesak yang dihadapi PPS adalah pemutakhiran data pemilih serta verifikasi calon dukungan independen yang akan berlangsung Agustus mendatang. Untuk pemutakhiran data pemilih sendiri, PPS diminta untuk merekrut Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) yang betul-betul menguasai wilayah berbasis TPS.
KPU berharap, PPDP yang akan diberi tugas melakukan pemutakhiran data berbasis TPS ini adalah tokoh yang memiliki pengaruh dan mengenal daerahnya, sehingga pemutakhiran data pemilih nantinya bisa akurat. Kendati pemutakhiran data pemilih sekadar menyingkrongkan daftar penduduk potensial pemilih (DP4) yang diberikan pemprov, namun tugas tersebut tetap memerlukan petugas yang kompeten. (hamsah umar)
     

Ilham: Pilih Pemimpin yang Konsisten


*Aziz Buka Bersama Aksa Mahmud

MAKASSAR, FAJAR--Kandidat gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin mengingatkan masyarakat Sidrap, agar pada pilgub 2013 mendatang memilih pemimpin yang konsisten utamanya mengenai janji politiknya, atau dalam istilah bugis Taro Ada Taro Gau.
Imbauan Ketua DPD Demokrat Sulsel selaku cagub yang berpasangan dengan Aziz Qahhar Mudzakkar ini diutarakan di depan seribuan warga saat silaturahmi di kediaman salah seorang tokoh masyarakat Sidrap, Andi Pinceng, Jl Syarif Al Qadri, Kelurahan Rijangtittu, Kecamatan Maritengngae, Sidrap, Selasa, 24 Juli.
Memilih pemimpin yang konsisten dengan janji politiknya itu penting, mengingat seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi masyarakat. "Bagaimana masyarakat mau percaya pemimpinnya jika pemimpinnya lain kata lain perbuatan," kata Ilham mengingatkan.
Begitu juga, Ilham mengimbau masyarakat memilih pemimpin yang mampu mengatur waktu dan selalu tepat waktu. "Bagaimana mau memperhatikan rakyat kalau bangunnya kesiangan," imbuh Wali Kota Makassar peraih penghargaan bintang jasa utama disambut tepuk tangan dan teriakan semangat baru.
Roadshow Ilham ke Sidrap ini dalam rangkaian safari Ramadan di wilayah ini. Salah satu tujuan Ilham adalah ke Masjid Al-Fajar di Tellulimpoe, Rappang. Kemudian silaturahmi di kediaman tokoh masyarakat Andi Nawir di Baranti, Sidrap. Untuk safari Ramadan ini, Ilham jauh hari sebelumnya sudah menyusun agenda daerah-daerah yang akan dikunjung.
Dalam melakukan safari Ramadan ini, Ilham tidak banyak bersama dengan pasangannya, namun memilih berbagi tugas dengan Aziz untuk memenuhi semua agenda utamanya undangan masyarakat di daerah. Terkecuali ada kegiatan yang cukup besar yang mengharapkan kehadiran bersama pasangan ini, Ilham-Aziz baru akan tampil bersama.
Aziz sendiri terlihat menghadiri acara buka puasa bersama yang digelar Aksa Mahmud di kediamannya. Dalam acara buka puasa ini, sejumlah tokoh angkatan 66, keluarga besar HMI, HIPMI, Kadin, hingga mantan wagub Aziz di pilgub 2007 Mubyl Handaling ikut dalam acara ini. Aziz dan Aksa yang memang kolega sebagai anggota DPD RI asal Sulsel terlihat akrab berbincang santai. Juga hadir juru bicara IA, Selle KS Dalle.
Dalam pertemuan ini, Aksa sempat bercerita tentang pengalamannya saat ke Barru. Saat itu seorang ustadz mendekati Aksa dan bertanya tentang sosok yang akan dipilih di pilgub Sulsel. Namun Aksa cukup politis menjawab pertanyaan itu dengan menyebut kalau hak pilihnya sudah digunakan di DKI Jakarta.
Di tempat ini, Aziz menyatakan bahwa kegiatan silaturahmi harus terus dipupuk utamanya Ramadan. "Mari kita perkuat silaturahmi pada bulan Ramadan ini sehingga kita semakin mendapat berkah dari perjuangan yang kita lakukan," kata Aziz. (hamsah umar)

Adil: Irman Tak Usah Geli


MAKASSAR, FAJAR--Kritik mantan master campaign Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di pilgub 2007, Irman Yasin Limpo terhadap atribut kampanye Sayang Lahir Batin mengusung nakhoda Kapal Induk-sebutan tim Sayang.
Kritikan Irman yang tidak lain adik kandung Syahrul ini dianggap tidak berdasar apalagi kalau menilai atribut Sayang Lahir Batin bakal menuai anggapan multitafsir dari masyarakat. Sebaliknya, CEO Kapal Induk menilai atribut tersebut sudah sangat bermakna dan tidak akan melahirkan perbedaan persepsi. Makanya, Irman sebaiknya tidap perlu geli dengan atribut Sayang tersebut.
Salah satu CEO Kapal Induk yang juga Ketua DPP PDK Sulsel, Adil Patu menyatakan bahwa konotasi atribut Sayang Lahir Batin yang banyak beredar luas di tengah masyarakat ini sangat bermakna. Alasannya, Sayang ingin memperlihatkan karakter kepeduliannya terhadap masyarakat Sulsel baik lahir dan batin. Dalam arti lain, atribut ini memberikan pesan bahwa Sayang menyanyangi masyarakat Sulsel secara lahiriah.
"Jadi kalau saya tidak usah geli. Saya justru lihat pesan dalam atribut Sayang Lahir Batin ini sangat komprehenshif karena satu sisi secara lahiriah dan sisi lain batiniah. Jadi atribut itu luar biasa canggihnya, sehingga keliru kalau itu akan melahirkan multi tafsir," tandas Adil Patu.
Adil malah menilai, atribut Sayang Lahir Batin ini sangat tepat beredar pada momen Ramadan, karena ini juga membawa pesan tidak sekadar sosialisasi pasangan, tapi juga mengandung pesan dakwah dari pasangan ini. "Di situ kalau mau dicermati dengan baik, atribut itu membawa pesan dakwah," kata Adil Patu.
Adil justru menilai sekiranya atribut Sayang Lahir Batin diganti menjadi Sayang Ramadan atau Sayang Puasa, konotasinya malah menjadi lebih sempit. Sementara kalau Sayang Lahir Batin, cakupannya lebih luas karena sudah mencakup Ramadan dan puasa itu sendiri.
Kalau Adil mengeritik balik Irman dengan memintanya tidak perlu geli, Master Campaign Sayang, Tenri Olleh Yasin Limpo memilih tidak menanggapi kegelian yang dialami adik kandungnya itu. "Tidak usah saya komentari yang itu lah. Saya mau melayat dulu," kata Tenri kemudian meninggalkan DPRD Sulsel. (hamsah umar)              

11 Nonparlemen Harapan Garuda-Na


MAKASSAR, FAJAR--Distribusi dukungan parpol nonparlemen di pilgub Sulsel mendatang dipastikan sulid solid ke satu pasangan calon. Partai yang terdiri dari 22 parpol ini, akan terdistribusi ke tiga pasangan cagub yang memiliki kepastian bertarung.
Tiga pasangan tersebut masing-masing pasangan Semangat Baru, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA),  Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir  Pasinringi (Garuda-Na), serta Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang). Data terakhir menunjukkan bahwa sedikitnya 11 parpol nonparlemen sudah memastikan dukungannya ke pasangan IA dan Sayang.
Sementara 11 parpol sisanya masih menjadi incaran pasangan Garuda-Na. Bahkan, Sebelas parpol ini menjadi harapan terakhir pasangan Garuda-Na untuk bisa bertarung di pilgub Sulsel. Jika tidak mampu merangkul parpol tersebut, Garuda-Na bakal sulit bertarung, apalagi pasangan ini juga tidak memiliki persiapan untuk bertarung melalui jalur independen. Adapun partai yang menjadi incaran Garuda-Na lihat grafis.
Kubu Garuda-Na sendiri sudah mengklaim partai yang diincar tersebut sudah mengeluarkan rekomendasinya di DPP, namun pasangan ini enggan membeberkan partai apa saja yang telah memberikan rekomendasi. Garuda-Na enggan melansir parpol pendukungnya itu dengan alasan partai tersebut yang meminta untuk mengumumkan dukungannya. "Dukungan sebenarnya sudah ada, tapi yang umumkan ada partai itu sendiri," kata Sekretaris DPD
Selain persentase suara nonparlemen yang diburu itu, Garuda-Na juga menggunakan persentase perolehan suara Gerindra. Bahkan RepublikaN yang disebut-sebut sudah masuk rumah rakyat juga masih menjadi salah satu partai bidikan Garuda-Na. Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel, Nasrullah Mustamin bahkan sempat mengklaim kalau partai yang memiliki satu kursi di DPRD Sulsel ini sudah mengeluarkan rekomendasi untuk pasangan ini.
Kendati belum ada satu pun parpol nonparlemen yang pasti ke Garuda-Na, pasangan ini sesumbar mampu memenuhi syarat dukungan diusung parpol, dan mampu memenuhi syarat minimal persentase suara yang dibutuhkan. "Kalau tidak salah sampai 18 persen," tambah Anwar.
Garuda-Na mengaku tidak ambil pusing dengan upaya komunikasi parpol di DPP, karena semuanya diserahkan ke DPP Gerindra dengan mengandalkan Prabowo Subianto. "Tugas Pak Rudi dan Pak Nawir adalah sosialisasi. Makanya sampai sekarang dia terus bergerak dan bersosialisasi," katanya. (hamsah umar)  
             
Parpol Nonparlemen Sulsel:

Incaran Garuda-Na:
Partai Barisan Nasional
Partai Kedaulatan
Partai Karya Perjuangan
Partai Matahari Bangsa
Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
Partai Patriot
Partai Kasih Demokrasi Indonesia
Partai Indonesia Sejahtera
Partai Merdeka
Partai Sarikat Indonesia
Partai Buruh


Dukung Ilham-Aziz:
Partai Karya Peduli Bangsa
Partai Persatuan Daerah
Partai Demokrasi Pembaruan
Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
Partai Pemuda Indonesia
Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
Partai Perjuangan Indonesia Baru
Partai Peduli Rakyat Nasional
Partai Nahdlatul Ummah Indonesia
Partai Pelopor

Dukung Sayang:
Partai Kebangkitan Nasional Ulama