Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012

KPU Pelajari Materi Gugatan Sa'ritta


*Tunjuk Mappinawan Sebagai Pengacara

MAKASSAR, FAJAR--KPU Takalar siap mental menghadapi gugatan terhadap penetapan hasil pemilukada Takalar ke Mahkamah Konstitusi (MK), yang dilakukan pasangan Syamsari Kitta-Hamzah Barlian (Sa'ritta), Andi Makmur Sadda-Nashar Baso (AMAN) dan kandidat lainnya.
Kendati, KPU Takalar belum memastikan seperti apa materi gugatan ke MK ini, penyelenggara pemilu ini mengaku sangat siap menghadapi gugatan Sa'ritta cs. "Kita siap menghadapi gugatan itu. Jadi begitu ada penyampaian, kita segera pelajari apa yang menjadi materi gugatan calon yang tidak menerima hasil pemilukada ini," jelas anggota KPU Takalar, Jusalim Sammak, Rabu, 10 Oktober.
Jusalim menyebut, kandidat bupati yang kalah dalam pemilukada Takalar ini dipastikan hanya menggugat beberapa hasil pemilukada yang dianggap bermasalah misalnya daerah yang dianggap ada kecurangan, atau berbasis TPS.
Begitu materi gugatan Sa'ritta cs ke MK sudah ada kejelasan, KPU kata Jusalim segera menyiapkan data mengenai objek yang digugat sebagai barang bukti pada saat sidang di MK nantinya. KPU tidak membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan bukti ini, karena penyelenggara pemilu ini memiliki data lengkap mulai tingkat TPS, PPS, PPK utamanya formulir C1 dan C2.
KPU Takalar juga telah mempersiapkan pengacara untuk menghadapi gugatan ini yakni Mappinawang yang tidak lain mantan Ketua KPU Sulsel serta mantan Direktur LBH Makassar. "Sebelum tahapan berlangsung, KPU Takalar memang sudah menunjuk Pak Mappinawang sebagai konsultan hukum KPU Takalar, sehingga dia juga yang akan jadi pengacara kita menghadapi gugatan itu," lanjut Jusalim.
Terkait tudingan Sa'ritta cs yang menyebut KPU menyembunyikan surat penetapan bupati terpilih karena tidak menyerahkan kepada kandidat, Jusalim mengaku tidak pernah ada niat untuk tidak menyerahkan surat penetapan bupati-wakil bupati terpilih ini. "Hanya persoalan teknis saja, tidak ada upaya terlubung kita karena itu memang harus kita serahkan kepada semua kandidat," katanya.
Dia menambahkan, surat penetapan bupati-wakil bupati terpilih ini sudah diambil langsung Syamsari Kitta di kantor KPU Takalar, Rabu pagi. (hamsah umar)

Galang Simpati, Garuda-Na Dengar Keinginan Masyarakat


MAKASSAR, FAJAR--Sosialisasi pasangan cagub-cawagub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) ke berbagai daerah, tidak sekadar mencari dukungan tapi pasangan ini juga coba mendengarkan apa yang menjadi keinginan masyarakat Sulsel.
Karena dalam setiap pergerakan yang dilakukan di tengah masyarakat juga menjadi ajang mendengarkan aspirasi rakyat, Garuda-Na lebih banyak menggelar pertemuan face to face dengan masyarakat. Pasangan ini tidak banyak melakukan show force saat berada di tengah masyarakat.
"Jadi pendekatan Garuda-Na memang lebih pada bagaimana masyarakat ada komunikasi timbal balik dengan pasangan ini. Garuda-Na tentu memperkenalkan program yang akan dilakukan untuk Sulsel, juga masyarakat diberi ruang untuk menyampaikan apa yang menjadi harapan besarnya terhadap pemimpinnya kelak," kata jubir Garuda-Na, Didis Abdi Abubaedah, Rabu, 10 Oktober.
Ketua DPD Partai Pemuda Indonesia (PPI) Sulsel ini menambahkan, dari tiga kandidat gubernur yang telah mendaftar di KPU Sulsel, pasangan ini satu-satunya yang tidak pernah show force ketika berkunjung ke daerah. Pasangan ini coba melakukan pergerakan bawah tanah dalam rangka menggalang simpati luas masyarakat Sulsel.
Pasangan ini juga makin rajin menyapa masyarakat seperti di pasar, pedagangan di pinggiran jalan, warung kopi, serta elemen masyarakat Sulsel lainnya. "Dengan begitu, kita lebih mudah mendeteksi apa sesungguhnya yang jadi harapan masyarakat," lanjut Didis.
Selain itu, pasangan ini juga banyak melakukan diskusi dengan masyarakat melalui tim yang sudah mulai terbentuk. Diskusi ini fokusnya lebih pada upaya memberikan pencerdasan kepada masyarakat Sulsel dalam memilih calon pemimpin. mainset masyarakat Sulsel kata dia sangat penting diubah, agar dalam menentukan pilihan mengacu pada kepastian komitmen untuk berbuat pada masyarakat secara keseluruhan.
Dalam sosialisasi, pasangan ini sudah mulai mencoba memberdayakan ekonomi masyarakat kecil. Kalau kandidat lain banyak membagikan baju kaos dengan atribut calon, pasangan ini akan memberi kain dan masyarakat sendiri yang akan menjahitnya. "Ini kan secara tidak langsung memberdayakan tukang jahit pakaian," sebut Didis. (sah)

Bur Siapkan Surat Pengunduran Diri


MAKASSAR, FAJAR--Bupati terpilih, Burhanuddin Baharuddin tidak terlalu terpengaruh dengan langkah lawan politiknya menggugat hasil pemilukada Takalar ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebaliknya, Bur mulai menyiapkan surat pengunduran diri sebagai anggota DPRD Sulsel.
Pascaditetapkan oleh KPU Takalar sebagai bupati terpilih periode 2012-2017, Bur menyatakan sudah mulai memikirkan untuk mengajukan surat pengunduran diri. Hanya saja, surat pengunduran diri angota Fraksi Golkar Sulsel ini baru akan dia ajukan ketika sudah ada penetapan resmi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
"Aturannya kan memang seperti itu. Jadi kalau sudah ada resminya dari Mendagri, baru kita akan ajukan pengunduran diri sebagai anggota dewan. Tapi itu sudah kita pikirkan sejak kita ditetapkan sebagai bupati terpilih oleh KPU Takalar," jelas Burhanuddin, Rabu, 10 Oktober.
Selain Bur, wakil bupati terpilih yang juga anggota DPRD Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng, juga berpikir sama. Bur bahkan menyebut dia dan wakilnya akan bersamaan mengajukan surat pengunduran diri sebagai anggota dewan ketika waktunya sudah tepat.
Makanya, Bur masih akan tetap aktif sebagai anggota DPRD Sulsel hingga ada penetapan resmi dari Mendagri. Sehari setelah ditetapkan sebagai bupati terpilih, Bur bahkan sudah terlihat berkantor di DPRD Sulsel, meski dia masih harus melawan kelelahan selama masa kampanye hingga pencoblosan selesai.
Bur menyebut, berdasar perolehan suara terbanyak pada pemilu legislatif 2009 lalu, kader Golkar yang akan menggantikan posisinya di DPRD Sulsel adalah Mapparessa Tutu. Calon PAW Bur ini juga pernah tercatat sebagai anggota DPRD Sulsel periode sebelumnya. (sah)

Temui Perintis Senggol, Aziz Belanja Pakaian


MAKASSAR, FAJAR--Berstatus sebagai anggota DPD RI asal Sulsel, tidak membuat Aziz Qahhar Mudzakkar tinggi gengsi. Cawagub Sulsel ini tidak risih berbelanja di pasar tradisional seperti saat berbelanja di Pasar Senggol Makassar tadi malam.
Meski Pasar Senggol dikategorikan pasar loak yang terletak di Jalan Cendrawasih ini, Aziz percaya diri berbelanja pakaian. Sebelum mengitari pasar yang dikenal padat di malam hari ini, Aziz mengunjungi posko rumah rakyat di Jalan Hati Murni tepat berada di sebelah barat Pasar Senggol.
Aziz juga menyempatkan diri salat Isya di masjid Ainal Yaqien di tempat ini. Dalam kunjungannya ke pasar ini, Aziz didampingi sejumlah kerabat dan warga setempat memasuki pasar yang dikenal dengan harga barang yang relatif murah itu.
Di tempat ini, juga menemui salah seorang pedagang yang dikenal sebagai tokoh perintis pasar Senggol yakni H Timbang (60). Perintis pasar ini juga dituakan oleh para pedagang di pasar ini.
Saat berbelanja pakaian, Aziz bercerita kalau kebiasaan ini sudah melekat pada dirinya sejak lama. ''saya biasa belanja kebutuhan apa saja di tempat mana saja meski kesannya bukan di tempat mewah'', ucapnya.
Cawagub yang akan mendampingi wali kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin bertarung di pilgub Sulsel ini mengaku tidak pernah risih atau gengsi mengenakan pakaian yang dibeli dari pasar loak seperti pasar Senggol. Baginya, hidup sederhana adalah hal biasa dan sudah menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari.
Saat mengitari sudut-sudut pasar, Aziz menyempatkan diri berbincang dengan sejumlah pedagang. Salah seorang pedagang berdarah Tionghoa yang ditemui, Sanata bahkan langsung memuji pribadi Aziz yang begitu sederhana.
Pemilik tokoh Hati Murni ini bahkan berjanji akan mendukung IA pada pilgub mendatang. Aziz berkeliling hampir mengitari seluruh bagian pasar sebelum akhirnya berpamitan dengan para pedagang maupun pengunjung yang sedang meramaikan pasar ini. (sah)

Rabu, 10 Oktober 2012

Sa'ritta Galang Kekuatan, Bur Tak Gentar


*Gugatan Pemilukada Takalar ke MK

MAKASSAR, FAJAR--Tekad Syamsari Kitta-Hamzah Barlian (Sa'ritta) menggugat penetapan KPU Takalar, atas bupati-wakil bupati terpilih Takalar periode 2012-2017 ke Mahkamah Konstitusi bukan isapan jempol. Pasangan ini berencana mendaftarkan gugatannya ke MK, Rabu, 10 September.
Tidak sekadar menggugat MK, pasangan ini juga menggalang kekuatan dengan mengajak tiga kandidat lain bergabung melakukan gugatan ke MK. Bahkan saat menggelar jumpa pers di Hotel Singgasana sore kemarin, pasangan Sa'ritta dan Andi Makmur Sadda-Nashar Baso (AMAN) sudah resmi menunjuk 12 pengacara untuk melawan penetapan KPU. Gugatan Sa'ritta-AMAN ke MK ini akan dijadikan satu paket gugatan.
Dua pasangan yang kalah suara dari bupati terpilih, Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim (Bur-Nojeng) ini bahkan menyebut pasangan Jen Syarif Rifai-Gassing Rapi juga sudah siap bergabung menggugat hasil pemilukada Takalar, begitu juga dengan pasangan independen Masniar Mappasawang-Burhan Talli.
"Sa'ritta-AMAN sudah memastikan menggugat hasil penetapan KPU dalam satu paket gugatan, tapi dua calon lain yakni Jen dan Masniar juga sudah menyatakan siap menggugat," kata koordinator kuasa hukum Sa'ritta-AMAN, Muh Hasbi Abdullah didampingi Syahrir Cakkari, Andi Sadda, Syamsari Kitta serta sejumlah tim Sa'ritta dan AMAN.
Hasbi Abdullah menyebut segala bukti dan berkas persyaratan gugatan sudah disiapkan dua pasangan ini. "Jadi tinggal didaftar ke MK. Mungkin besok siang sudah kita ajukan ke MK," tambahnya.
Syahrir Cakkari pada kesempatan ini mengkritik sikap KPU Takalar yang sampai sore kemarin belum menyampaikan surat penetapan bupati-wakil bupati terpilih, padahal itu wajib diserahkan KPU kepada masing-masing calon. "Saya curiga ada itikad terselubung yang mau dimainkan KPU sehingga itu tidak diserahkan kepada kandidat. Surat penetapan ini penting karena itu akan menjadi dasar calon mengajukan gugatan," kata Cakkari.
Apalagi kata Sa'ritta dan AMAN, mulai pagi hingga sore kemarin, tidak satu pun anggota KPU Takalar yang tarlihat di kantornya. "Tim kita mencoba mencari surat penetapan itu, tapi tidak ada anggota KPU yang terlihat di kantornya," kata Syamsari.
Syamsari menjelaskan ada beberapa alasan penetapan KPU ini akan digugat ke MK seperti dugaan penggelembungan suara, manipulasi data suara dari TPS ke PPS, beberapa saksi tidak diberi formulir C1, adanya jumlah pemilih melebihi daftar pemilih dalam DPT, dan sejumlah dugaan kecurangan lainnya.
Jubir Sa'ritta, Hairil Anwar menyatakan telah menemukan banyak indikasi kecurangan massif, khususnya masalah singkronisasi DPT dan jumlah pemilih yang hadir di TPS berdasarkan rekap suara. "Di situ banyak kejanggalan dan itu sangat berpengaruh pada persentase suara calon," kata Hairil.
Menanggapi gugatan sejumlah kandidat yang kalah ini, Manajer Tim Pemenangan Bur-Nojeng, Fachruddin Rangga mengaku tidak gentar dengan langkah yang dilakukan Sa'ritta dan calon lainnya. "Karena siapa pun yang tidak puas memang berhak melakukan gugatan, sehingga kita tidak perlu khawatir. Kami selalu pasangan yang ditetapkan KPU tentu akan membantu KPU mempersiapkan data administrasi," kata Fachruddin.
Yang pasti, kalau Sa'ritta mencurigai Bur-Nojeng curang dalam pemilukada Takalar, dia menyebut timnya juga memiliki kartu/catatan kecurangan yang dilakukan pasangan ini.

Tuntut Pemilukada Diulang
Sementara itu, cagub independen Masniar Mappasawang menegaskan timnya saat ini juga sudah mengumpulkan bukti kecurangan yang dilakukan penyelenggara dalam pelaksanaan pemilukada Takalar. "Kami memang sudah rampungkan bukti-bukti yang akan jadi bahan gugatan ke MK," kata Masniar.
Namun, Masniar menyatakan bahwa timnya masih harus koordinasi dengan Sa'ritta mengenai materi gugatan yang akan diajukan ke MK, apakah sekadar melakukan gugatan agar ada putaran kedua atau pemilukada ulang. "Sa'ritta kalau tidak salah lebih kepada upaya agar ada putaran kedua, sementara kami menghendaki pemilukada diulang. Kenapa kami akan menuntut pemilukada diulang karena penuh dengan kecurangan dan kelicikan," sebut Masniar. (hamsah umar)