Powered By Blogger

Senin, 12 November 2012

Pedagang Keluhkan Pasar Sungguminasa ke Aziz


*Tekesan Kumuh dan Becek

MAKASSAR, FAJAR--Cawagub Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar mendapat tempat cukup baik di hati masyarakat Gowa. Buktinya, saat menyapa ratusan pedagang pasar Sungguminasa, Aziz dielu-elukan oleh sekampung cagub petahana, Syahrul Yasin Limpo ini.
Tidak hanya mengelu-elukan Aziz yang rela mengunjungi pasar ini, para pedagang juga memilih curhat dan mengeluhkan buruknya kondisi pasar yang berada di pusat ibukota Gowa ini. Kesan becek dan kumuh menjadi pandangan sehari-hari kendati saat ini belum sepenuhnya musim penghujan.
Sejumlah pedagang mengungkap, keberadaan pasar yang menjadi pusat ekonomi warga Sungguminasa dan sekitarnya ini, sudah lama tidak mendapat sentuhan pemerintah sehingga yang terkesan hanya kekumuhan. Makanya, para pedagang berharap ketika pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar terpilih gubernur, pedagang berharap pasar ini dibenahi sehingga lebih refresentatif.
Selain pedagang yang menyambut antusias Aziz, keluarga dekat Syahrul juga demikian, salah seorang  ponakan Syahrul, Ismail Bangsawan bahkan antusias mengawal Aziz Qahar Mudzakkar saat menemui para penjual di pasar Sungguminasa Gowa, Minggu, 11 November.
Ismail terlihat terus mendampingi Aziz selama berkeliling di pasar tradisional tersebut. "Sudah 20 tahun lebih pasar ini tidak mengalami perbaikan, kondisinya tetap saja seperti ini becek dan kumuh, makanya setelah mendengar Pak Aziz mampir, saya segera ke sini. Mudah - mudahan ada perbaikan jika beliau terpilih," harap Ismail.
Kehadiran Aziz di pasar ini memang menarik perhatian pedagang dan pengunjung. Saat melintas di tempat penjualan pakaian, para penjual yang mayoritas ibu - ibu kompak menyanyikan lagu Assalamu Alaikum yang dipopulerkan oleh Ilham - Aziz pada bulan puasa lalu.
Sambutan serupa juga terlihat saat Aziz menemui para penjual ikan. Mereka terus mengeluk - elukkan Aziz Qahar sambil meneriakkan Semangat Baru.  "Bagaimana kabarnya, mudah - mudahan rezeki terus mengalir dan penuh berkah ya," sapa Aziz kepada pedagang.
Hetti, 29, salah satu penjual campuran curhat panjang lebar kepada Aziz terkait kondisi pasar yang tidak pernah mengalami perbaikan semenjak dirinya menjual di tempat tersebut. "Barupi ini ada pemimpin yang menemui saya pak, tolong diperhatikan nasib pasar kami," harap Hetti. (hamsah umar)

Minggu, 11 November 2012

Setop Bahas Pilwalkot Makassar


MAKASSAR, FAJAR--Elit DPD Golkar Makassar termasuk kader Golkar yang berniat bertarung di pilwalkot Makassar, agar setop membahas wacana pilwalkot.
Persaingan untuk memperebutkan tiket Golkar untuk bisa bertarung di pilwalkot Makassar beberapa hari terakhir mengemuka. Terlebih lagi, partai berlambang pohon rimbun ini menyiapkan puluhan tokoh berpengaruh untuk disurvei sebagai bakal calon Golkar di pilwalkot Makassar 2013 mendatang.
Namun, DPD Golkar Sulsel minta semua kader Golkar di Makassar untuk berhenti membahas pilwalkot Makassar untuk kemudian tetap fokus menghadapi pilgub 2013. Penegasan ini disampaikan Koordinator Wilayah Makassar DPD Golkar Sulsel, Yagkin Padjalangi.
"Kalau bisa berhenti dulu bekerja untuk pilwalkot. Ada baiknya kalau kita fokus di pilgub karena momen pemilihan gubernur ini tinggal 74 hari lagi, Yagkin, di ruang Fraksi Golkar, Jumat, 9 November.
Yagkin yang juga salah satu kandidat kuat yang bakal mengendari Golkar Makassar ini menilai pilwalkot masih jauh, sehingga akan lebih kongkret ketika kader memberikan kontribusi maksimal memenangkan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di Makassar.
Dukungan DPP Golkar dalam rangka pemenangan Sayang di Sulsel hari jadi acuan kader Golkar Makassar, sehingga upaya maksimal partai bisa terwujud berupa kemenangan Sayang. "Selaku Korwil Makassar, saya berharap kader yang maju di Makassar fokus dulu menangkan Sayang," lanjut Yagkin.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Kadir Halid menyebut bahwa dalam hal cawali Makassar yang akan diusung Golkar, partai ini sangat menghargai mekanisme survei. Sehingga siapa pun kader Golkar bahkan kader eksternal memiliki peluang untuk mengendarai partai ini di pilwalkot mendatang.
Terhadap dukungan bulat DPD, DPC hingga pengurus ranting yang menyatukan suara mendukung Ketua DPD Golkar Makassar, Supomo Guntur sebagai cawali tunggal dari Golkar, Kadir menandaskan bahwa dukungan teman-teman Golkar di Makassar bukan menjadi acuan partai dalam menentukan calon yang akan diusung.
Baginya, pemilukada Bone harus menjadi cermin bagi setiap kader Golkar di Sulsel yang ingin maju di pemilukada. Di Bone kata dia, mulai Ketua DPD hingg kader tingkat bawah total dan bulat mendukung Andi Irsan Galigo untuk dicalonkan sebagai cabup Golkar di Bone.
"Dukungan tertulis sampai yang bertumpuk itu sampai ke DPP tapi kan tidak ada juga artinya. Yang ditetapkan DPP bukan yang diusul semua kader tapi yang surveinya lebih tinggi. Tapi kalau Pak Supomo yang surveinya tinggi, tidak ada alasan partai tidak mencalonkannya dan semua kader Golkar harus dukung itu," urai Kadir Halid. (hamsah umar)      

PKS Tawarkan 30 Persen Caleg Eksternal


MAKASSAR, FAJAR--Dihuni banyak kader militan, tidak membuat DPW PKS Sulsel tutup diri dengan kader eksternal. Partai berlambang bulan sabit kembar ini bahkan menawarkan kuota caleg eksternal hingga 30 persen.
Langkah ini dilakukan PKS untuk memaksimalkan capaian target pada pemilu 2014 mendatang. Pada pileg nanti, PKS menargetkan peningkatan perolehan suara PKS di parlemen naik hingga dua kali lipat pada semua tingkatan yakni pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
Langkah PKS memberi ruang seluas-luasnya bagi masyarakat umum menjadi caleg di partai ini juga sebagai wujud keterbukaan PKS, untuk mengajak masyarakat Sulsel dalam membangun sistem politik di daerah ini.  
Di DPRD Sulsel misalnya, PKS saat ini memiliki tujuh kursi. Sehingga pada pileg 2014 mendatang, partai ini berharap memiliki kursi hingga 14. Makanya, kuota 30 persen caleg  eksternal disiapkan bagi tokoh Sulsel yang memang memiliki peluang besar duduk di parlemen.
Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin menyebutkan, kalau saat ini jumlah anggota DPRD kabupaten/kota PKS mencapai 60 orang, maka pada 2014 mendatang legislator PKS sudah bisa mencapai 120 orang. Apalagi, PKS punya target besar di Sulsel yakni menjadi pemenang pemilu atau paling tidak jadi pemenang kedua di Sulsel.
"Target untuk menaikkan perolehan kursi hingga dua kali lipat dari yang ada sekarang ini adalah salah satu bukti keseriusan PKS, untuk memenangkan pemilu 2014," kata Akmal, Jumat, 9 November.
Makanya, terkait dengan agenda pencalegan itu, PKS akan mengumpulkan kadernya dan legislator PKS se-Sulsel untuk melakukan konsolidasi dalam rangka pencalegan dini, serta dalam rangka menghadapi agenda politik baik pilgub Sulsel maupun pemilukada kabupaten/kota di Sulsel.
Pertemuan kader PKS ini akan digelar di Wisma Kalla, Minggu, 11 November. Selain kader, juga ada kader sayap partai yang akan membahas bagaimana strategi pemenangan pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di pilgub Sulsel 22 Januari mendatang. "Kita tetap fokus tujuan awal dulu memenangkan pilgub," lanjut Akmal. (hamsah umar)

 

Rahman Pina Bertahan di Komisi A


MAKASSAR, FAJAR--Politisi DPD Golkar Makassar, Rahman Pina menjadi salah satunya pimpinan komisi di DPRD Makassar yang tetap bertahan alias oppo. Hanya wakil dan sekretarisnya yang mengalami perubahan di Komisi A DPRD Makassar.
Begitu juga tiga pimpinan komisi lainnya juga berubah mulai dari ketua, wakil ketua hingga sekretarisnya. Di Komisi A DPRD Makassar, hanya wakil dan sekretarisnya yang berganti.
Sedang untuk Komisi B, pimpinan komisi yang tadinya dikendalikan Irwan diambil alih rekan se-fraksinya, Asriadi Samad. Begiti juga Komisi C yang tadinya dipimpin Nasran Mone kini diambil alih Irianto Ahmad. Adapun Komisi D dari Nurianto Liwan ke Suwarno Sudirman.
Wakil Ketua DPRD Makassar, Haedar Madjid menyebutkan bahwa komposisi baru komisi-komisi di DPRD akan resmi berlaku pada Senin mendatang setelah dilakukan paripurna penetapan pimpinan komisi. "Struktur ini baru akan ditetapkan dalam rapat paripurna pekan depan. Tapi semua komisi sudah menetapkan perubahan yang ada," kata Haedar.
Haedar menyebut, perubahan struktur komisi di DPRD Makassar ini sesuai tata tertib yang telah dibuat oleh DPRD Makassar. "Sebenarnya kalau berdasarkan kesepakatan kita, setiap 1,5 tahun kita lakukan rotasi. Ini penting sebenarnya sebagai salah satu upaya pemerataan dan penyegaran di dalam komisi," lanjut Haedar. (hamsah umar)

Gowa Terbanyak Usul Tambahan TPS


MAKASSAR, FAJAR--Pengurangan jumlah data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) ke daftar pemilih sementara (DPS), bukannya membuat KPU kabupaten/kota mengurangi jumlah tempat pemungutan suara (TPS) pilgub Sulsel 2013.
Sebaliknya, beberapa KPU kabupaten/kota di Sulsel justru mengajukan permohonan penambahan jumlah TPS, dengan alasan terjadi peningkatan daftar pemilih tambahan. Padahal, penentuan besarnya jumlah TPS di kabupaten/kota ini sudah mengacu asumsi besarnya jumlah pemilih di pilgub yang mencapai 7 juta lebih. Yang mana saat ini DPS tersisa 6,2 juta pemilih.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menyebutkan KPU Sulsel telah menerima usulan beberapa KPU di Sulsel yang mengajukan penambahan TPS. Di antaranya Gowa, Jeneponto, Luwu Timur. Hanya saja, dia mengaku belum memastikan berapa banyak tambahan TPS yang diajukan KPU tersebut.
"Data lengkap mengenai usul penambahan TPS dipegang Ibu Nusra Aziz. Yang saya ingat, usul penambahan TPS ini tidak signifikan. Cuma Gowa memang yang sedikit banyak dari daerah lain," kata Ziaur Rahman.
Usul penambahan TPS ini harus dikaji dengan baik oleh KPU sebelum mengakomodir permintaan KPU kabupaten/kota ini. Pasalnya, penambahan jumlah TPS ini sangat berpotensi menjadi sumber kecurangan pada pilgub 2013 mendatang. Apalagi, kalau penyelenggara pemilu di tingkat bawah banyak yang tidak netral dalam menjalankan tugasnya.
Ziaur mengungkap, dari usulan KPU Gowa, salah satu wilayah yang akan ditambah TPS-nya adalah Kecamatan Somba Opu. Melihat wilayah yang berada di ibu kota kabupaten ini, jumlah penduduk menjadi alasan utama sehingga TPS perlu ditambah di daerah itu. Sesuai aturan, dalam satu TPS maksimal ada 600 pemilih.
Dari laporan KPU yang mengusulkan TPS bertambah mengakui terjadi penurunan jumlah DP4, namun disisi lain ada penambahan daftar pemilih tambahan (DPTB). "DPTB inilah yang sementara dirampungkan oleh teman-teman penyelenggara di bawah," kata Ziaur Rahman.
Meski DPTB ini belum rampung dan belum diketahui berapa besar jumlah tambahan pemilih dalam satu kabupaten, KPU Sulsel mengaku sudah banyak mendapat laporan dari kabupaten untuk dilakukan penambahan TPS. "KPU tentu tidak akan akomodir kalau alasannya tidak rasional," lanjut Ziaur Rahman. (hamsah umar)